31| Permintaan Nafisha

219 34 20
                                    

💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐

Keempat pemuda itu masih diam tak berkutik melihat sosok perempuan cantik itu sudah berada di belakang mereka. Tidak ada yang tidak menyiratkan raut khawatir. Takut jika percakapan mereka tadi didengar olehnya dan akhirnya membuatnya sakit hati. Meski pada kenyataannya, hati perempuan itu sudah tergores begitu lebar dan dalam.

"Fisha?" Langga kembali memanggil nama itu untuk kedua kalinya. Pemilik nama itu tersenyum kemudian.

"Bisa bicara sebentar, Lang?" pinta Nafisha.

"Sana, Lang. Lurusin semuanya sekarang," bisik Arsyil sambil menyikut perut sahabatnya. Rayyan pun memberikan respon yang sama lewat gerak-gerik matanya.

Karena mendapat desakan-desakan itu, akhirnya Langga bangun dan mengambil tasnya untuk menghampiri perempuan yang masih diam di tempatnya tadi. Spontan, senyum indah milik Nafisha semakin mengembang melihat sosok itu melangkah ke arahnya.

"Mau bicara di mana?" tanya Langga.

"Di gazebo depan fakultas, yuk," ajak Nafisha yang langsung berjalan setelah mendapat anggukan kepala dari laki-laki itu.

Sebelum mengikuti Nafisha, Langga menoleh sebentar ke teman-temannya. "Gue pergi bentar, ya."

Ketiganya mengangguk cepat. "Semoga urusannya lancar, Lang," ucap Ben mendoakan. Sayangnya, doanya tadi tidak sempat ditangkap oleh telinga Langga karena sosok itu sudah melenggang pergi.

"Kira-kira, si Fisha dengar nggak ya obrolan kita tadi?" cicit Rayyan terlihat resah.

Arsyil mengendikkan bahunya. "Parah sih kalau Fisha sampai dengar. Gue nggak ngebayangin gimana perasaannya."

Mendengar itu, Ben ikut menghela napas panjang. "Semoga, semuanya baik-baik aja deh. Gue kasian sama mereka berdua."

"Kalau si Fisha memang nggak ada perasaan apa-apa ke Langga, menurut gue nggak masalah sih. Yang jadi masalah kalau ternyata Fisha juga suka sama Langga," monolog Rayyan.

"Dan mirisnya, Langga udah suka sama cewek lain," sambung Arsyil diakhiri decakan lesu.

"Angel ... angel ... Gini amat ya punya muka tampan kayak Langga? Untung muka gue pas-pasan, ngga jadi rebutan," ungkap Ben tanpa sadar membuat fokus Rayyan dan Arsyil teralihkan padanya.

Lantas, Rayyan menggeleng sambil menghela napas panjang. "Baru nyadar lo?" katanya.

"Emang ada yang rebutin lo, Ben?" timpal Arsyil menaikkan sebelah alisnya.

"Banyak," aku Ben bangga. "Nih. Biar gue sebutin satu-satu."

Baru akan menyebut nama seseorang, Arsyil malah menarik lengan Rayyan agar pergi dari sana. Sungguh telinganya sedang tidak ingin mendengar ocehan Ben yang sangat tidak bermanfaat itu.

Menyadari dirinya akan ditinggal, Ben segera bergegas. "Mau ke mana woy? Gue belum selesai ngomong," teriaknya memakainya tas dengan cepat.

"Ngomong aja sama tuh meja!" balas Arsyil dari kejauhan.

Unforgettable Love [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang