بسم الله الرحمن الرحيم
💐
Suara klakson motor yang dibunyikan dari halaman depan hampir saja membuat pemiliknya mendumel kesal. Padahal ia baru meminta menunggu beberapa menit sembari dirinya menghabiskan sarapannya yang tinggal beberapa suap. Namun, bukan teman Langga namanya jika memiliki kesabaran setebal dompet habis kajian. Apalagi dalam hal tunggu-menunggu.
"Berisik! Ntar ganggu tetangga yang masih tidur," peringat sang tuan rumah yang baru keluar.
Ben, temannya yang akan berangkat bersamanya hari ini langsung cengengesan. Sebenarnya tadi, ia hanya usil membunyikan klakson motor Langga agar laki-laki itu cepat keluar.
"Niat gue juga baik kali, Lang. Siapa tau, kan, gara-gara ni bunyi, yang pada tidur langsung bangun. Yang belum subuhan pada bergegas, gitu," timpal Ben mencari pembelaan diri.
"Subuh apaan jam segini?"
Menyadari jika matahari sudah naik sepenggalah, Ben langsung mencari kata-kata untuk meralat ucapannya tadi. "Maksud gue, Duha-an."
"Terserah lo. Ayo berangkat," titah Langga memakai helm dan menunggang kendaraannya.
"Bunda mana? Gue mau pamitan nih," sahut Ben mencari keberadaan wanita yang biasanya menyapa ketika ia datang berkunjung.
"Bunda udah berangkat nganterin Raka." Langga segera menyahut sebelum mereka terlambat karena Ben yang tidak berhenti bicara.
Baru saja menghidupkan mesin motornya, perhatian keduanya langsung teralihkan pada gadis yang masih memakai pakaian tidur gambar beruang, kini tengah berlari ke arah mereka.
"Kak Lang!" panggilnya sambil melambai.
Ben yang awalnya menutup wajah langsung membuka kaca helm demi melihat pemilik suara tersebut. Keningnya mengernyit melihat gadis itu yang terlihat begitu akrab dengan sahabatnya. Sedangkan Langga, laki-laki itu sudah mengembuskan napasnya. Ia yakin jika gadis itu mempunyai maksud tertentu karena datang ke rumahnya sepagi ini.
"Ada apa?" tanya Langga.
Jihan yang baru datang tidak langsung menjawab karena ngos-ngosan akibat berlari dari rumah ke tempat Langga. Sekuat tenaga ia mencoba untuk mengatur napasnya agar bisa bicara dengan jelas.
"Aku boleh minta bantuan Kak Langga? Ini darurat banget. Please ..." mohon gadis itu.
Langga tidak langsung memberi tanggapan. Ia justru mengecek jam tangannya, kemudian memperkirakan kapan ia akan tiba di kampus tepat waktu jika diselingi dengan memenuhi permintaan tetangga barunya itu.
"Mau minta tolong apa? Kalau nggak urgent banget, nantian aja, ya. Mau ke kampus bentar lagi." Akhirnya Langga bersuara setelah beberapa menit berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Love [SELESAI] ✔️
Storie d'amoreBagi Langga, Jihan hanyalah tetangga yang suka merepotkan, gadis kecil yang bar-bar dan juga kadang membuat Langga kesal. Sedangkan, bagi Jihan, Langga sudah seperti pelangi dalam hidupnya. Bagaimana jika mereka memang ditakdirkan? *** Ini adalah ki...