14| Orang yang Sama

195 23 38
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐

Semburat warna kuning kemerah-merahan terlihat jelas menghiasi langit kota tepat ketika taksi yang ditumpanginya terhenti di sebuah gerbang tinggi bercat hitam. Begitu keluar mobil, ia langsung disambut senang oleh pria yang bertugas jaga di sana.

"Selamat sore, Non Jihan," sapa pria yang berprofesi sebagai satpam di rumah besar itu dengan senyum sumringah.

Gadis cantik yang kini memakai setelan blus katun warna krem dan juga celana hitam itu segera membalas senyum. "Sore, Pak Misbah," sahutnya langsung memasuki area rumah setelah dipersilahkan oleh pria tadi.

Sesampainya di halaman depan, ia langsung tersenyum melihat sosok perempuan muda yang tidak kalah cantiknya dengan langit sore itu sedang menyiram beberapa bunga miliknya di sana. Tanpa bersuara, gadis itu segera berlari dan memeluk perempuan tadi dari belakang.

"Kak Fisha!" pekiknya sukses membuat pemilik nama itu terkejut bukan main. Saking terkejutnya, selang air yang ada di tangannya hampir saja jatuh jika tidak segera ditahan lebih kuat.

"Astaga, Jie. Ngagetin, ih," balas Nafisha menolehkan kepalanya ke belakang. Meskipun jantungnya hampir dibuat loncat dari tempatnya, ia tidak bisa menahan senyum melihat wajah Jihan yang begitu polos itu.

Sosok yang dimaksud itu tentu tidak merasa bersalah. Jihan malah menampilkan deretan gigi putih lewat senyum lebarnya. "Sorry, Kak. Habisnya, Kak Fisha fokus banget nyiramin tanaman-tanamannya."

Perempuan berjilbab instan itu lantas menggeleng dengan senyum tipis yang masih menghiasi wajahnya. "Biasakan mengucap salam, ya, Cantik. Bukannya ngagetin kayak tadi. Oke?"

Jihan melepas pelukannya dan mengangguk cepat. "Assalamu'alaikum, Kak Fisha," ucapnya kemudian.

"Wa'alaikumussalam. Masuk dulu, gih. Papa udah nungguin dari tadi," titahnya menunjuk ke dalam rumah menggunakan isyarat dagunya.

Jihan tidak langsung mengiyakan. Gadis itu malah diam sebentar seperti sedang memikirkan sesuatu. "Eum ... Aku masuk sama kamu aja, Kak. Lagipula, aku mau bantu nyiramin tanamannya. Boleh, kan?"

Nafisha menaikkan kedua alisnya kemudian mengiyakan permintaan gadis yang sudah seperti adik kandungnya itu. "Kamu bantu lihat aja, ya. Sebentar lagi selesai kok," katanya dan langsung mendapat anggukan kepala dari gadis di sebelahnya.

Karena tidak dibiarkan mengambil alih selang oleh Nafisha, akhirnya Jihan memilih untuk duduk di bangku kayu yang letaknya tidak jauh dari tempat Nafisha berdiri. Dari sana, ia akan menunggu sepupunya itu sampai pekerjaannya selesai dan mereka bisa masuk rumah sama-sama.

***

Malam baru saja menjelang ketika keluarga besar Ibra sudah duduk anteng di meja makan. Di depan mereka sudah tersedia beragam masakan yang menjadi menu untuk makan malam kali ini. Salah satunya adalah sop buntut kesukaannya Jihan.

Unforgettable Love [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang