32| Jujur

273 30 32
                                    

💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐

Waktu Subuh, merupakan waktu terbaik untuk memulai hari. Waktu dimana malaikat turun ke langit bumi untuk memberikan rezeki pada makhluk ciptaan Ilahi. Waktu dimana seorang pemuda masih diam dengan pandangan menerawang jauh ke depan.

Sudah hampir setengah jam setelah untaian ibadah paginya selesai dilaksanakan, ia masih tetap saja duduk bersandar di balkon kamar sembari menikmati sejuknya udara di bulan mulia. Sorot matanya menyiratkan banyak hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata. Helaan napas panjangnya mewakilkan suara hati yang tidak bisa tersampaikan lewat narasi.

Ia merasa, dunia sekitarnya terlalu berisik dengan harapan-harapan yang dititipkan di pundaknya. Maka dari itu, ia memilih untuk menutup matanya sebentar sembari mencari jalan keluar dari kebimbangan yang kini tengah merasuki naluri. Tepat ketika itu, kalimat demi kalimat yang dikatakan seorang perempuan hari kemarin kembali terdengar.

"Kamu harus jujur sama hati kamu sendiri, Lang."

"Bilang ke papa kalau kamu tidak ingin perjodohan ini terjadi."

"Aku tunggu keputusan kamu."

"Kita harus bahagia dengan pilihan kita masing-masing."

Kalimat terakhir itu berhasil membuka kelopak matanya yang sempat tertutup tadi. Sontak, belaian lembut dari angin pagi yang menerpa wajahnya itu seakan memberikan dukungan untuknya. Perlahan tapi pasti, setetes demi setetes keyakinan mulai merambat dalam hatinya.

"Apa yang Nafisha bilang itu benar. Aku harus jujur sama perasaanku sendiri," gumamnya mengulas senyum. Lantas, ia pun bangun dari duduknya dan bersiap untuk membereskan rumah. Selepas itu, barulah nanti ia akan bersiap untuk ke kampus.

Setibanya di depan lemari, hal yang pertama ia lakukan adalah melepas koko yang ia pakai untuk ibadah dan membiarkan kaos polos membungkus tubuh tegapnya. Tanpa mengganti sarung dengan celana santai, pemuda dua puluh tiga tahun itu mulai mengambil bantal, melipat selimut, sampai menyapu kamarnya dulu. Barulah setelahnya, ia merapikan buku-buku yang tergeletak di mejanya.

Tok Tok Tok

"Lang?"

Panggilan itu sukses menghentikan aktifitasnya. Dengan gerakan cepat, ia menarik kakinya menuju pintu dan lekas membukanya. "Bunda?" panggilnya.

"Turun sebentar, gih. Ada tamu yang mau ketemu kamu," beritahu sang bunda.

Siapa yang bertamu sepagi ini? Pikirnya mengernyitkan dahi. Namun, ia tidak mau membuat bunda dan tamu itu menunggu. Tanpa menyelesaikan pekerjaannya, ia langsung mengikuti langkah bundanya menuju lantai bawah.

Langga, laki-laki itu berhasil dibuat terkejut dengan sosok pria yang sudah duduk tenang di ruang tamu. Ketika tamu itu melihatnya, senyumnya yang khas langsung terlukis di wajah karismanya. Belum sempat Langga memanggil, pria itu sudah menyapanya lebih dulu.

Unforgettable Love [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang