AITA-01

3.1K 112 0
                                    

"Grandma, hiks" anak yang baru saja menginjak usianya yang ke-10 menangis dalam dekapan Grandma.

"Shtt tenanglah oeh."

"Gara-gara Lisa, Halmoni-e hiks."

"Ini bukan salah Lisa, ini emang sudah takdir."

"T-tapi Halmonie, Grandma hiks" gadis yang lainnya menepuk kepala Lisa dengan lembut.

"Lisa dengarkan unnie, benar kata Grandma, jika Lisa seperti ini Halmonie pasti sedih melihat Lisa."

"Hiks Chaeng." Lisa melepaskan pelukan Grandma nya berpindah pada kakak kembarnya.



Tap

Tap

Tap

Suara telapak kaki berlarian memenuhi koridor lantai ruangan tersebut.

"Eommanim, apa yang terjadi?" Dara yang baru sampai setelah mertuanya mengatakan kecelakaan yang menimpa ibunya.

Ia langsung menceritakan bagaimana Halmonie yang mencoba menyelamatkan Lisa dari tabrakan saat mereka di taman tadi

Lisa yang mencoba menyelamatkan kucing di tengah jalan taman yang sepi namun naas mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi mengarah ke arah Lisa saat Lisa ingin kembali ke tepi dengan anak kucing tersebut dalam gendongannya, kecelakaan terjadi namun bukan Lisa yang menjadi korban melainkan Halmonie nya yang mencoba menyelamatkan.

Mendengar cerita dari mertuanya membuat Dara dan suami beserta anak-anaknya menyalahkan Lisa atas kecelakaan yang terjadi.

"Hiks Eomma, harusnya kau yang berada di dalam bukan Eommaku." Dara menunjuk ke arah Lisa yang bersembunyi dibelakang kembarnya.

"Ini kecelakaan Dara, jangan menyalahkan anakmu sendiri" Grandma gak habis pikir, seberapa besar rasa benci keluarga anaknya ini terhadap cucunya itu.

"Tapi karena dia  "

"Cukup Dara, jangan memperburuk keadaan dengan berdebat disini dan kau Jiyoung jagalah istrimu." Grandma membawa kedua cucunya itu duduk di seberang dengan keluarga anaknya.

Cleck

"Dokter bagaimana keadaan Eomma saya?" Dara yang melihat seorang dokter keluar dari ruangan operasi langsung menghampirinya.

"Tenanglah nyonya dan coba ikhlaskan dengan keadaan sekarang"

Apa yang harus ikhlaskan?

"Apa maksud dokter?" Jiyoung yang melihat istrinya menangis menariknya dalam pelukan dan meminta jawaban dari perkataan dokter di depannya.

"Pasien sudah kehilangan banyak darah saat dalam perjalanan, kami sudah mencoba sebisa kami tuan, namun pasien tak bisa diselamatkan."

Mereka yang mendengar perkataan dokter tersebut menangis harus melepaskan salah satu anggota keluarganya.

"Nyonya dan tuan beserta nona muda lainnya bisa melihat sebelum kami pindahkan." Dokter dan beberapa suster berlalu meninggalkan keluarga Kim.

Dara beserta anak-anaknya memasuki ruang tersebut terlebih dahulu, saat Grandma dan si kembar masuk langsung di tahan oleh Jiyoung di depan ruang itu.

"Jangan coba-coba kalian memasuki ruangan ini ataupun ke rumah kami lagi, karena kau kami kehilangan anggota kami." Jiyoung menunjuk kearah si kembar, ini benar-benar sudah melewati batas kesabarannya kali ini.

"Jiyoung ini bukanlah salahnya, mereka juga tak ingin Halmonie yang mereka sayang pergi."

"Terserah apa yang Eomma bilang, tapi kali ini pergilah kalian berdua dari hidup kami. Karena kalian, keluargaku berantakan dan kami kehilangan anggota keluarga kami lagi."

"Jiyoung ingatlah mereka anak-anakmu."

"Aku tak mempunyai anak haram Eomma."

"Apakah kau buta Jiyoung disaat adik dan iparmu melampirkan buktinya."

"Aku tak pernah melihat bukti apapun Eomma, karena apa? Karena aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana keadaan mereka waktu itu."

"Kau   "

"Aku masih berbaik hati masih menerima sebagian istriku Eomma, karena ku tau dia dijebak oleh bajingan itu"

"Dan kali ini jangan coba Eomma membantu mereka, jika aku mengetahuinya jangan salahkan aku bila menyakiti mereka."

"Kau mengancam Eomma sendiri karena egomu itu?"

"Aku tidak peduli dan kalian berdua begitu kami kembali jangan pernah menampakkan lagi muka kalian dihadapan kami."

"T-tapi Appa  "

"Aku bukan Appa mu" bentakan Jiyoung membuat Lisa takut hingga di tarik kebelakang Chaeyoung oleh dirinya sendiri.

"Jangan pernah membentak adikku." Jiyoung langsung memasuki ruangan dimana istri dan anak-anaknya berada.

"Tinggalkan bersama Grandma sayang, Grandma juga Grandpa juga akan pindah dari rumah mereka." Bagaimana bisa ia membiarkan kedua cucunya hidup diluar sana saat umurnya baru 10 tahun.

"Tidak Grandma, seperti permintaannya kami akan pergi dari rumahnya dan kami juga tak bisa menerima bantuan Grandma kali ini." Chaeyoung yang lebih tua dari Lisa walaupun hanya berbeda beberapa menit saja, tapi ia tau tugasnya melindungi sang adik.

"Biarkan Grandma yang mengurus dirinya kalian tinggal dengan kami oeh."

"Maaf Grandma, tapi kami tak bisa"

"Dan kami juga akan meneruskan pendidikan kami Grandma."

"Baiklah, hati-hati disana" ia hampir lupa dengan rencana mereka sebelumnya yang akan melanjutkan pendidikannya di tempat lain. Dan waktu keberangkatan mereka pun diberangkatkan besok pagi, namun ini malam kemana mereka pergi saat ini.

"Kemana kalian pergi malam ini"

"Sebelum mereka pulang kami akan kembali untuk mengambil barang-barang kami Grandma."

"Tapi berjanjilah kami akan menghubungi Grandma saat berada di sana."

"Kami tak bisa berjanji Grandma tapi kami usahakan Grandma."

Chaeyoung membangunkan Lisa yang hampir tertidur karena kelelahan menangis yang tak bisa melihat Halmonie nya.

Grandma meminta sopirnya untuk mengantar si kembar saat ini dan juga paginya.

Bersamaan dengan Chaeyoung dan Lisa dalam gendongan supir Grandmanya pergi saat itu pula penatua Kim suami dari Grandma si kembar dan anak dan menantunya yang lain datang. Mereka langsung memasuki ruangan bersama-sama melihat untuk terakhir kalinya anggota keluarga mereka untuk selama-lamanya.





                                                          AITA.....

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang