AITA-12

919 64 4
                                    


Setelah 3 hari terkurung di dalam apartemen mereka sendiri oleh sang adik. Hari ini mereka akan pergi dengan sang Grandma ke taman yang biasanya sering mereka kunjungi dulu.

"Rose apakah kau merindukan kita dahulu." Mereka pergi ke kediaman keluarga Kim untuk menyemput nenek mereka.

"Apa yang harus ku rindukan Lice? Rasa sakit? Diasingkan? Atau di abaikan?"

Lisa yang sedang menyetir pun sedikit tersentak dengan jawaban kakaknya.

"Aku hanya merindukan saat bersama Halmonie, Grandma dan juga dirimu, yang lainnya aku takkan pernah mengingatkannya lagi kecuali saat anak Grandma yang menyuruh kita pergi dari keluarganya dan sekarang kita menuju ke rumahnya." Rose akan banyak berbicara dengan Lisa, Grandma dan juga Halmonie nya selain mereka dia akan berbicara jika diminta atau menjawab saat di tanya selebihnya bahkan kita tidak sadar akan kehadiran sangking diamnya. Dan Rose bukan orang yang begitu patuh dia akan memberontak jika memang itu perlu atau tidak sesuai dengan dirinya.

"Lalu apakah kau merindukan laki biadab itu?" Ya mulut Rose pun sama tajamnya dengan tatapannya.

"Menurutmu apakah aku merindukan orang yang sudah menamparmu?"

"Hahaha aku tau kau manusia pendendam Lice." Lisa tersenyum dengan perkataan Rose yang berada disampingnya.

"Dan kau manusia berhati dingin dengan orang yang kau benci."

Pernah waktu seseorang yang memiliki kekuasaan orang tuanya berada dalam satu ruangan dengan adiknya. Seorang Lalisa yang perasaan sedikit halus sering diganggu oleh orang itu hingga membuat adik pulang dalam keadaan menangis dan penampilan yang berantakan hingga saat dia mengetahui sang adik di ganggu didalam ruangan. Rose membuat penganggu tersebut keluar tanpa rasa kehormatan bahkan orang itu menghilang kabarnya saat semua bisnis gelap orang tuanya di sebarluaskan di media sosial. Beberapa bulan setelah kejadian itu dunia mengetahui bahwa ketiga mati dengan meminum sinasid* di tempat pensembunyiannya.

Mungkin Rose terlihat tenang dalam situasi dan dirinya bergerak begitu cepat dalam langkahnya. Mungkin Lisa ataupun Grandma tidak mengetahui namun ia tau salah satu anak keluarga Kim sudah mengetahui Lisa sebagai saudaranya. Dan saat ini dia mencoba untuk mendekatinya, mungkin dia kelihatan egois yang menyuruh adiknya untuk libur dari pekerjaannya dengan alasan menemani dalam masa libur padahal nyatakan dia menjauhkan dan mencoba menggagalkan rencana Wendy untuk mendekati Lisa. Walaupun saudara tidak menyakitinya secara langsung namun mereka ikut andil dalam penderitaan mereka dengan cara mengabaikan dan mengasingkannya.

"Kita sudah sampai." Suara Lisa menyadarkannya kembali ke dunia nyata.

Rose melihat Grandmanya yang telah berdiri di depan mobil mereka dan tersenyum sebelum memasuki bagian kursi penumpang dibelakang.

"Bagaimana keadaan cucu kesayangan Grandma."

"Kami baik Grandma." Lisa tersenyum manis menjawab pertanyaan sang nenek.

"Ayo kita pergi supaya memiliki banyak waktu disana nantinya." Rose melihat ke atas masion di depannya.

Deg

Apa dia melihat kearah ku?

"Les go." Lisa langsung menjalankan mobilnya sesekali tertawa dengan pembicaraan mereka sendiri.

Rose yang tak melihat mobil yang mengikuti mereka pun bernafas lega, setidaknya dia tidak akan bertemu mereka di tempat yang menjadi tempat terbaik untuknya.

Tak perlu menempuh waktu lama untuk datang ke taman di dekat sungai Han tersebut.

Ketiganya turun dengan barang disetiap tangan mereka kecuali sang Grandma yang tidak diijinkan untuk mengangkat apapun yang mereka rencanakan.

Ya mereka akan piknik di taman tersebut sebagaimana yang sering mereka lakukan dulu bersama dengan Halmonie.

Semua persiapan dari makanan, minuman dan juga tempatnya yang pasti bahkan Lisa membawa kamera hadiah ulangtahunnya dari Halmonie untuk terakhir kalinya.

Mereka bercerita tertawa bercanda tertawa saling menyuapi tertawa bahkan saling menjahili dan yang sering menjadi korban adalah yang paling termuda.

Berjam-jam mereka disana mengunggu matahari terbenam sama halnya dengan seperti apa yang mereka lakukan dulu.

Besok adalah hari ulangtahunnya si kembar dan melihat bagaimana si kembar sekarang mereka seolah-olah tidak lagi mengindamkan hari lahirnya lagi. Terakhir kali mereka merayakannya nya dengan hadiah tanpa di duga dan tanpa diinginkan adalah kepergian sang Halmonie untuk selama-lamanya. Keduanya tak pernah lagi merayakan ulangtahunnya setelah 10 tahun berlalu, namun tidak tau hari esok tetap umur keduanya bertambah satu tahun lagi.

Crek
Crek

Lisa tersenyum berhasil mengambil satu foto matahari yang akan kembali dengan kameranya.

Aku juga ingin merasakan suasana seperti kalian.

Dari kejauhan tanpa mereka sadari ada orang lain juga yang mengambil satu foto.

Jika Lisa memotret matahari terbenam maka orang tersebut mengambil momen matahari terbenam.

Kini warna orange sudah menghilang diganti dengan gelapnya malam yang ditaburi bintang. Mereka benar-benar menghabiskan waktu sepanjang hari disana bahkan mereka memesan makanan dari restoran untuk makan malam mereka disana.

Kini anak-anak muda sudah sedikit ramai di daerah sungai Han ada yang bersama teman dan juga pasangannya masing-masing.

"Ayo kita pulang." Jarum jam sudah menunjukkan tepat berada di 10 bahkan Grandmanya sudah terlelap sangking bahagianya dia menghabiskan waktu bersama cucunya seperti dulu lagi sama halnya dengan dirinya yang menghabiskan energinya hingga berakhir kepalanya berada di paha Rose.

Saat melihat Lisa yang ingin mengangkat Grandma Rose langsung mengentikannya.

"Kau bawa barang-barangnya saja biar aku yang mengangkat Grandma ke mobil."

"Jangan aneh-aneh deh Rose itu luka belum sembuh udah sok kuat."

Kebiasaan anak kembar pada umumnya adalah BEBTENGKAR.

"Dih situ kuat, badannya aja kurus." Rose menyeringai melihat wajah Lisa yang sedikit kesal dikatakan kurus oleh orang kurus.

"Gak ngaca, sudah biar aku saja yang bawa Grandma dan kau" Lisa menunjuk tepat di mata Rose "bawa barangnya."

"Yasudah."

Lisa langsung mengangkat Grandma dalam dekapannya dan membawa ke mobil mereka berada. Sedangkan disisi lain Rose yang merapikan semua barang-barang mereka.

Lisa ingin berteriak memanggil Rose namun sadar dengan sang Grandma yang tidur di dalam gendongannya pun mencoba menahannya, kenapa? Karena dia tidak bisa membuka pintu mobil dengan tangan yang menahan tubuh neneknya.

Dari jauh Rose tertawa melihat bagaimana wajah Lisa yang sudah memerah.

"Sok-sokan mau gendong Grandma pintu mobil aja gak bisa ngebuka."

Mendengar ejekan sang kakak sebenarnya Lisa ingin memukul kepala Rose namun lagi-lagi keadaan mengentikannya.

"Cepat bukain."

"Sabar napa." Rose malah membuka bagasi belakang menaruh barang-barang dulu sebelum membuka pintu penumpang belakang untuk sang tuan ratu Grandma.

"Lama." Begitu Lisa duduk di kursi samping kemudi dia langsung menjatuhkan dirinya sendiri. Biarlah Rose aja yang membawa mobilnya dia benar-benar lelah mengendong Halmonie dari taman ke mobil yang sedikit jauh.

Rose menjalankan mobil keluar dari taman sesekali ia tersenyum melihat orang tersayang terlelap di samping dan di belakangnya.

Masih masuk alurnya?

Lanjut gak?


                                                          AITA.....

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang