AITA-49

523 56 4
                                    

Berbagai pengenalan, bermacam penjelasan, tak satupun yang mampu membuat Rose menerimanya.

Rose terus merengek dan menangis setelahnya meminta untuk pulang, tak ingin membuat bayi besar semakin sedih dengan terpaksa mereka membawanya pulang.

Dalam mobil Dara mengelus rambut sang anak yang tidur dipangkuan nya. Mata yang terpejam dengan damai, wajah yang tenang, mampu membuat hatinya bahagia. Senyuman Dara begitu merekah apalagi saat sang anak memanggil Eomma untuk pertama kali setelah belasan tahun lamanya.

Tak terasa semua mobil yang membawa keluarga Kim berhenti tepat di pintu masuk masion nya para Kim.

Irene dan Aldric yang telah diberitahukan kepulangan sang adik berdiri di pintu siap menyambutnya.

Disana juga sudah ada Daniel, Hera, keluarga Kim nya Taeyeon dan keluarga Choi, mereka hadir disana menyambut kepulangan bagian keluarganya.

Dengan hati yang gembira mereka membuka pintu sebelum orang yang disambut berada diatas punggung sang ayah dengan mata yang terpejam.

Jiyoung menawarkan dirinya untuk membawa sang anak ke dalam kamarnya untuk beristirahat, dia berjalan dari tatapan semua orang dengan mengendong sang anak di punggung belakangnya.

"Bibi, apakah benar Rose kehilangan ingatan?" Dahyun dengan cepat bertanya saat melihat Dara, walaupun mereka berbeda dalam angkatan mereka tetap keluarga militer.

"Uhm dan jangan paksa dia untuk mengingat yang dilupakannya." Itu bukan Dara yang menjawabnya, bukan. Itu adalah Seulgi yang berdiri disamping ibunya.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengannya Dara unnie." Yoona sudah menganggap Rose dan Lisa anaknya sendiri dan dia benar-benar khawatir saat mengetahui Rose hilang dibawa arus.

Semuanya berkumpul di ruang keluarga begitu dengan Jiyoung yang baru saja turun setelah membawa Rose ke kamarnya sendiri.

Menghadapi pertanyaan dari iparnya, Dara mengatakan semua apa yang dikatakan dokter padanya, awal ditemukan, kapan dibawa dan bagaimana kondisi awalnya dia menceritakan tanpa melebihi atau menguranginya sedikitpun, namun tak dengan memperlihatkan foto yang diberikan dokter padanya di rumah sakit.

Mereka yang mendengar merasa sedih yang begitu dalam, apalagi keluarga Kim Jiyoung yang paling sedih mereka sama sekali belum mengetahui apapun sampai Dara yang mengatakan, dirumah sakit tak sempat mereka bertanya karena tingkah Rose yang tak ingin jauh dari ibunya begitu dia sadar.

Tak ingin menganggu tidurnya bayi besar, mereka masih sempat melihat keadaan sebelum benar-benar kembali ke masion nya masing-masing kecuali Daniel dan Hera yang tetap tinggal bersama keluarganya anak sulung mereka, apalagi saat Rose sekarang berada di sana.

Dahyun langsung mengabari ke anggota kemiliteran sebelum dibuat acara pengunduran sang kapten yang hebat besoknya walaupun sang empunya tak hadir dalam acara.

_________

Malam hadir, semua orang berkumpul dimeja makan kecuali sang bayi, juga bayi besar yang belum turun sampai sekarang setelah dibawa pulang dari rumah sakit tadi siang.

Lisa datang menjemputnya sebelum mereka berdebat siapa yang ingin memanggil Rose, namun karena mengingat Rose yang akan menangis jika didekat mereka karena orang asing mereka mengalah dan membiarkan Lisa yang menjadi pemenangnya. Dan itu juga alasan mengapa keluarga Kim Taeyong dan Choi pulang sore tadi, karena Rose mungkin menganggap mereka asing dan takutnya akan mengamuk melihat banyak orang yang menatap kearahnya, sama seperti saat dia berjalan di koridor rumah sakit yang mengamuk melihat orang-orang melihat kearahnya.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki yang mendekat dengan suara yang cemberut yang terdengar.

"Ihhh Lili, Ojeh masih ngantuk~"

Dan dengan tangan yang memukul kecil dada Lisa sebelum menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Lisa.

Dia benar-benar masih mengantuk, Lisa datang langsung membangunkannya belum sempat nyawa berkumpul Lisa langsung menggendongnya dan membawanya turun yang katanya harus makan dulu karena sepulang dari rumah sakit dia belum makan sama sekali.

Lisa menghiraukannya Rose dalam gendongannya dan menduduki dirinya dengan Rose yang berada di pangkuannya.

Setelah dia duduk mereka semua memulai makan malamnya. Hera dengan mata berkaca-kaca melihat cucunya yang kini berada dipangkuan sang kembarannya.

Rose masih menyembunyikan wajahnya sebelum Lisa menarikannya untuk menyuapi dirinya.

Haruskah sekejam itu memaksa orang tidur untuk makan?

"Kunyahlah."

Dengan kesal Rose mengunyah makanan dalam mulutnya sebelum dirinya dengan dengan marah memukul dada Lisa di depannya.

"Yak jangan paksa Ojeh makan Lili, Ojeh ngantuk, ingin tidur bukan makan."

Nada suaranya yang cemberut membuat mereka yang berada di sana tersenyum dan gemas dengan membayangkan ekspresi Rose saat itu.

"Makan dulu baru tidur." Dengan sabar Lisa menjelaskan pada kakak kembarnya.

"Gak mau." Rose menutupi mulutnya dengan tangan dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat Lisa mengarah sesendok nasi ke mulutnya.

"Makan. Ahhhh" Lisa membuatnya seperti pesawat terbang sebelum Rose dengan senyuman membuka mulutnya untuk mendaratnya pesawat.

"Uhm nyam nyam."

Dan membuat tawa mereka lepas saat melihat bagaimana Rose begitu mudah dibujuk oleh kembarannya sendiri.

Dan barulah Rose sadar ternyata ada orang lain disini selain mereka berdua. Rose berbalik dan melihat wajah orang didepannya satu persatu. Lelaki yang mengaku ayahnya, ada ibunya juga orang-orang yang mengaku saudaranya juga ada lelaki tua di antara mereka juga ada...

"Grandmaaaa." Rose langsung melompat dari pangkuan Lisa dan berlari kearah Hera. Mata yang memerah kini menjatuhkan tetesan airmata darinya saat cucu tercinta memeluk dirinya dan menciumi wajahnya.

Cucu yang bisa akan menghindari bentuk ciuman siapapun kecuali Lisa ataupun menerima dengan terpaksa dari orang yang tersayang kini dia dulu yang mulai menciuminya, bagaimana dia tak bahagia. Disaat sang cucu kehilangan ingatannya dia masih tetap mengingat bahwa memanggilnya dengan nada yang gembira, dia sekarang Hera bahagia dengan panggilan, pelukan dan ciuman yang diterimanya.

Rose mengabaikan semuanya setelah bersama dengan sang Grandma bahkan sekarang dia menyeret Jisoo di samping Grandmanya sebelum duduk dipangkuan Jisoo dan memakan nasi dari tangan sang nenek.

Jisoo kembali menjadi tempat duduk sang adik di saat dia sedang menghayati dan khusyuk menikmati chicken nya sebelum diseret secara tiba-tiba dan diduduki tanpa aba-aba.

Dia hanya bisa pasrah dan dengan senyuman menerima suapan dari Joy yang duduk disampingnya, karena pada dasarnya dia hanya duduk 2 kursi setelah dari kursinya.

Mereka menatap iri kearah Jisoo kecuali Aldric, juga Lisa yang menikmati makanan tanpa memperdulikan apa yang terjadi diantaranya.

"Grandma, kenapa aku baru melihatmu? Mengapa saat aku pulang Grandma tak ada?"

"Kan..."

"Ojeh sayang, hatiku, adikku, saat kau pulang kau dalam posisi tertidur dan tak sadar, mana mungkin kau bisa melihat Grandma dalam mata terpejam mu Ojeh sayang"

Jisoo memotong pembicaraan sebelum memakan ayam ditangannya seolah-olah dia memakan sesuatu yang menganggu yang sedang bermadu kasih dengan sang chicken, kesukaannya.






AITA.....

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang