AITA-15

942 70 8
                                    

Deg

Tes

Mata Lisa langsung berair mendengar gumaman wanita baya yang dia hibur, mereka yang tidak bisa lagi menahan sesuatu yang sudah bertumpuk menjadi kolam yang mengenang langsung jatuh beriringan dari matanya Lisa.

"C-Chaeng, di..dia Eomma ki..ta?" sangking syok nya Lisa bahkan suaranya bergetar saat berbicara. Rose hanya menganggukkan dengan pertanyaan Lisa.

Suara yang diharapkannya dalam hidupnya memanggil namanya, suara yang diinginkan berbicara sedikit banyak dimasa lalu kini tanpa sadar keduanya sudah melakukannya.

Mungkin akan ada mantan suami-istri.
Kata putus dalam hubungan asmara.
Asing dalam pertemanan.
Jauh dari kerabat.
Tapi tak kan ada kata mantan orangtua dan anak, putus dalam ibu dan anak, asing dengan ASI yang dia minum, jauh dari nadi yang memberikannya kehidupan. Tapi, akan ada rasa kecewa dan patah hati dalam setiap hubungan baik itu suami-istri, orangtua-anak, saudara, kerabat ataupun sahabat. Untuk memulihkannya membutuhkan waktu yang sangat lah lama bahkan dihari kematiannya rasa kecewa mungkin masih ada. Setiap hubungan memiliki rintangan dan cobaan sendiri.

Lisa dia tidak akan bisa membenci ataupun mengabaikan ibunya. Ibu yang selalu dia harapkan, ibu yang memperhatikannya seperti kakaknya dan ibu yang menyayangi seperti adiknya. Walaupun dia tidak pernah mendapatkan seperti adik-kakak nya dia tidak berkecil hati, dia selalu yakin suatu hari ibunya akan melihat kearahnya.

"Eomma, a..aku akan kembali, tunggulah." Airmata nya terus mengalir dari sumbernya, patah dan sakit hati Rose melihat adiknya menangis hanya mengetahui sang ibu yang memanggil namanya. Selama mereka hidup dalam keluarga Kim tak pernah sekalipun sang ibu yang memanggil langsung nama mereka, dan hari ini mereka mendengar langsung dari mulutnya.

Mungkin hati Lisa lembut tapi tidak dengan Rose, mungkin Lisa luluh dengan panggilan sang ibu tapi berbeda dengan Rose dan mungkin Lisa akan kembali dengan permintaan sang ibu, Rose?

Mobil yang dikendarai Rose berhenti di gerbang masion Kim, hati Rose yang kokoh kini bagaikan asap yang berasal dari api kebencian. Ia ingat betul penderitaan yang dialami dari masion di depannya dan juga penghuni didalamnya.

Mobil yang mengetahui mereka dari belakang langsung berhenti dan berjalan dengan cepat ke arah mobil dimana nyonya mereka berada.

Rose melihat dua orang badan kekar di depan mobilnya, dia langsung keluar menghiraukan Lisa yang kini melihat wajah ibunya dari sudut manapun yang dia bisa seolah-olah dia ingin merekamnya di dalam otaknya.

"Nona." Bagaimana kedua pengawal itu kepanikan saat melihat Nyonya mereka menangis dengan hebat setelah senyuman tulus kembali diperlihatkan setelah 11 tahun lamanya.

"Aku tidak berbuat apapun dan bawa nyonya kalian dari dalam mobilku." Keduanya terkejut dengan nada yang tegas dan dingin juga kata-katanya seolah-olah nyonya nya mengotori mobil orang di depannya.

Rose langsung membuka pintu penumpang belakang yang memperlihatkan cahaya berkedip-kedip di dalamnya yang berasal dari handphonenya Lisa. Tidak ada lagi airmata tadi bahkan bekasnya sudah menghilang seolah-olah bukan dirinya yang menangis tadi, dia malu mengingat dirinya tadi menangis.

"Bawa." Keduanya langsung tersadar dan mengeluarkan nyonya nya dengan hati-hati dari mobil gadis yang datar dan gadis dengan senyum sinisnya?

Setelah wanita baya itu berhasil dikeluarkan, Rose langsung menutup pintu mobilnya sedikit keras dan melajukan mobil kearah rumah sakit sesuai dengan permintaan sang adik.

Lama keduanya berada di rumah sakit untuk mengurus sesuatu, Rose yang menunggu Lisa yang berada di dalam ruangan departemen rumah sakit terbesar diwilayahnya sana membuatnya sedikit mengantuk bahkan dirinya beberapa kali terkejut saat kepalanya jatuh.

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang