AITA-07

1.1K 77 4
                                    

Wendy berjalan dimana tempat biasanya ia melihat si kembar bermain, jika mereka bermain di taman yang memang sudah di siapkan dari dulu berbeda dengan si kembar yang bermain di belakang dimana disana terdapat sebuah danau dan juga pohon yang besar disampingnya. Dan terdapat sebuah gazebo yang barada tidak jauh dari danau.

Di pertengahan dia melihat sang Grandma yang duduk dimana tempat si kembar duduk di sebuah pohon yang sudah tumbang. Wendy mendekatinya dengan diam-diam dimana dia bisa mendengar tanpa disadari keberadaannya.

"Grandma merindukan kalian."

Ia bisa mendengar dan melihat bagaimana Grandma nya itu memeluk sebuah figuran foto dengan airmata yang mengalir.

"Sekarang kalian dimana sayang?"

Wendy terkejut dengan perkataan Grandma nya. Aku tidak terlalu menghiraukan saat Appa, paman dan Grandpa yang tidak menemukan keberadaan mereka karena aku tau kau pasti mengetahui dimana mereka mengingat kalian sangatlah dekat. Namun hari ini pemikiran ku salah melihat dirimu juga yang sangat menghawatirkan mereka, aku ragu mereka juga akan pulang Grandma dan sku juga takut jika suatu hari nanti menghadapi kebencian mereka mengingat bagaimana 6 tahun lalu mereka langsung memutuskan sambungan hanya mendengar suara ketawa kami.

Drt drt drt

"Hallo?"

"Grandma maafkan Lisa yang tidak mengubungimu."

"Lisa, syukurlah kau masih mengingat Grandma mu ini."

Wendy yang mendengar nama adiknya ingin menghampiri namun mengingat bagaimana waktu itu dia memilih berdiam diri.

"Lisa merindukanmu Grandma."

"Grandma juga merindukan Lisa, kapan kalian pulang sayang?"

"Lisa tidak tau Grandma, tapi Lisa janji suatu hari nanti akan pulang tapi tidak untuk saat ini."

"8 tahun sudah berlalu sayang, bahkan Grandma tidak tau bagaimana rupa kalian."

"Sedikit lagi Lisa hampir menyelesaikannya Grandma."

"Pulanglah jangan sampai kalian juga tidak sempat melihat Grandma seperti Halmonie mu."

Wendy hampir melupakan bagaimana si kembar yang tidak menghadiri pemakaman orang tersayang karena sang ayah yang melarang mereka.

"Jangan bicara seperti Grandma, kami pasti kembali untuk Grandma."

Grandma bisa mendengar nafas yang memberatkan sebelah sana.

"Jika Grandma pergi, kami tidak lagi memiliki rumah tempat kami pulang."

"Berjanjilah kalian akan pulang maka Grandma tidak akan mengatakan seperti itu lagi." Ia terpaksa mengatakan hal ini agar kedua bisa segera pulang.

Setelah 8 tahun berlalu baru 4 kali cucunya menghubungi dirinya.

"Lisa janji, setelah semuanya disini selesai Lisa akan pulang."

Mendengar janji cucunya membuat ia menebuskan nafas lega seolah-olah beban baru diangkat dari punggungnya. Ia tau begitu cucunya berjanji maka mereka akan melakukannya.

Terlihat wajah Wendy yang sedikit bahagia mendengar janji yang diucapkan oleh adiknya itu.

Sang Grandma yang sudah berumur telinga sedikit bermasalah, mengingat dis sedikit jauh dari kediaman putra membuat tidak ragu untuk mengeraskan suara ponselnya.

"Sekarang kalian berada dimana sayang?"

"Lisa berada di Swiss sekarang dan Chaeyoung lisa kurang yakin dimana dia berada. Seminggu yang lalu dia mengatakan akan pergi namun tidak mengatakan kemana."

"Di Swiss?"

"Hmm"

"Kebetulan Grandma dan Grandpa mu akan pergi ke Swiss seminggu lagi."

"Bisakah kita bertemu disana sayang?" Kesempatan yang sangat bagus bukan setelah sekian lama akhirnya mereka bisa bertemu untuk pertama kalinya.

"Lisa juga Minggu depan free, Grandma tentu saja dimana nanti bertemu akan Lisa usahakan."

"Baiklah Grandma, waktu istirahat Lisa sudah habis, Lisa tutup ya?"

"Baiklah sayang, love you."

"Love you too."

Tut

Grandma tersenyum bahagia membayang sebentar lagi mereka akan bertemu dan Wendy yang mendengar sedang menyusun rencana bagaimana ia bisa berangkat dengan bersama dengan mereka Minggunya.

Tidak lama lagi dan dia juga mendengar Grandpa nya akan menetap di sana 5 hari dan kebetulan Minggu depan dia tidak memiliki jadwal apapun.

.

.

.

Kini mereka berada diruang keluarga setelah sarapan malam, seperti biasa setelah makan malam mereka akan berkumpul menghabiskan sedikit waktu dengan anggota keluarganya untuk mempererat hubungan jangan sampai hubungan seperti kedua putri terulang lagi pada anggota keluarganya yang lain.

"Appa kalian yakin akan pergi ke Swiss Minggu ini tanpa perlu kami temani."

"Kau sibuk Jiyoung mencari keberadaan mereka dan mengurus perusahaanmu, lagipula kami disana hanya ingin bertemu dengan sahabat lama."

"Bisakah aku ikut Grandpa?" Oke kesempatan Wendy "Wendy tidak memiliki jadwal apapun Minggu depan dan sekali ingin mengistirahatkan kepala Wendy."

"Wendy unnie akan kesana?" Jennie yang sedang duduk di samping Jisoo sembari memainkan jari-jari Jisoo di pangkuannya.

"Jika dibolehkan, pemandangan alam disana sangat indah untuk dilihat secara langsung."

"Bolehkah Grandpa, Grandma Wendy ikut." Ia menatap kearahnya kakek neneknya dengan tatapan yang mengatakan biarkan aku ikut.

"Baiklah."

"Kami juga ingin ikut Grandpa, tidak adil Wendy unnie seorang kesana bersama kalian." Yeri protes dia kan juga ingin melihat pemandangan disana.

"Tidak bisa, kau Minggu depan akan ujian disekolah mu."

Mendengar perkataan unnie tertuanya Yeri merengek pada ibu disampingnya.

"Eomma, Yeri juga ingin pergi Eomma." Dia memeluk ibunya, pokoknya dia juga ingin ikut.

"Yeri sayang, ujian kenaikan kelas Yeri kan Minggu depan setelah ujian Yeri kita akan pergi bersama bagaimana?" Yeri mengangguk dengan cepat "hore liburan, setelah sekian lama."

Memang benar setelah kepergian si kembar 8 tahun yang lalu mereka jarang untuk liburan ke luar negeri. Keadaan Jiyoung dan Dara akan penyesalan tidak membuat melupakan anak-anak yang lain.

"Sekarang tidurlah sudah malam besok kalian akan pergi ke kampus bukan."

Gadis-gadis tersebut mengangguk dan berjalan ke kamarnya masing-masing.



                                                          AITA.....

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang