Peristiwa yang terjadi didepan matanya membuat tubuhnya menerima banyak tekanan. Hari yang dijatahkan 2 Minggu lagi harus segera dilarikan langsung kerumah sakit.
Mungkin itu kegagalan namun sebenarnya pelaku itu tepat mengenai jantungnya para Kim.
Mungkin mereka gagal menembak Irene dan bayinya namun peluru itu mengenai punggung sang jantung Kim, mereka gagal menabrak sang nyonya Kim namun mereka berhasil membuat punggung si jantung Kim kembali terluka. Mereka gagal mendorong bungsu Kim namun kejadian itu yang membuat hidup para Kim terluka karena kehilangan salah satu anggota keluarganya yang sudah bagaikan jantung bagi mereka.
Para Kim berjuang mencari Rose dengan berbagai bantuan dan Irene berjuang dengan hidupnya juga bayinya. Para Kim dibagi dua kelompok, Seulgi, Jiyoung, Jisoo dan Lisa mereka tetap berada di tempat kejadian sedangkan yang lainnya menemani Irene.
Operasi Irene yang diprediksi untuk menyelamatkan salah satunya berhasil dilakukan dengan kedua kehidupan terselamatkan.
Kondisi bayi yang tak sesuai dengan hari yang dijatahkan membuatnya sangat lemah dan itu benar-benar harus tinggal di rumah sakit yang sekarang dipimpin oleh Wendy, imonya.
Dan pencarian masih tetap dilakukan walaupun itu sudah berjalan seminggu dengan sia-sia, mereka bahkan sudah mengikuti arus yang mungkin membawa tubuh Rose namun hasil membuat mereka kecewa. Tak ada tanda-tanda yang mereka temui keberadaan Rose dan itu membuat seluruh keluarga Kim diliputi kesedihan yang luar biasa.
.
Dor
Dor
Dor
Satu pemimpin juga dua pengikutnya ditembak mati oleh pemerintah.
Yang pada awalnya pemimpin harus hidup sebelum sang kapten turun tangan harus mati karena hukuman. Setelah mereka tau bahwa sang kapten dibawa arus dengan kemungkinan tak lagi bernyawa membuat mereka semua mengambil tindakan dengan hukuman mati bagi sang pelaku.
Mereka menurunkan segala bentuk bantuan untuk mencari sang kapten namun sama halnya dengan keluarga Kim mereka juga tak mendapatkan apapun.
.
Jiyoung menyalahkan dirinya sendiri, seandainya saja dihari itu dirinya yang jatuh bukan Rose, andai saja yang kena peluru adalah dirinya bukan Rose. Andai nya, seandainya, andai dia hanya bisa berandai-andai setelah kejadian terjadi. Dia kepala keluarga yang seharusnya menjaga keluarganya tak bisa berbuat apa-apa. Suasana dimasion benar-benar berubah dan mereka saling menyalahkan dirinya sendiri, tak ada lagi semangat hidup namun saat melihat bagaimana Irene yang berjuang pada bayinya membuat keluarga Kim kembali hidup demi si kecil dan sang jantungnya para Kim.
Seulgi yang dulunya selalu tersulut emosi menjadi manusia tanpa emosi apapun, hidupnya bagaimana dikendalikan sebagai robot. Dia menyalahkan dirinya, tak menyadari saat Rose didekatnya sebagai sang adik, andai dulu dia lebih sadar lebih awal mungkin kejadian ini takkan pernah terjadi.
Jisoo yang menjadi pemalas beberapa tahun belakangan tiba-tiba selalu melatih tubuhnya. Andai dia tau kejadian seperti ini akan terjadi dia akan selalu melatih tubuhnya agar sanggup menarik sang adik dari kematian. Dia tak tau entah mengapa tubuh sang adik di detik-detik terakhir sangat berat dan itu benar-benar berat. Dia tak bisa menariknya jangan untuk menarik tubuhnya saja saat memegang sang adik seolah-olah diikuti ditarik kebawah.
Seluruh keluarga Kim bersedih termasuk kedua panatua, keluarganya Taeyong dan Tiffany juga keluarga Choi semuanya bersedih termasuk angkatan Laut dan Darat yang pernah dipimpinnya.
Dan dari semuanya yang paling merasakan kesedihan bahkan untuk menangis saja seakan-akan airmata terkuras habis, tubuhnya yang semakin kurus, senyumnya yang sudah menghilang juga cerianya yang diganti pendiam. Kejadian itu benar-benar merubahnya, begitu Rose jatuh dia bahkan akan melompat sebelum salah satu unnienya memeluknya dengan sangat erat. Lisa di malam hari akan selalu menangsi membayangkan bagaimana kembaran jatuh dengan darah yang mewarnai air yang sebelumnya berwarna biru kehijau-hijauan.
Semuanya sudah berusaha dengan segala usaha dan Tim tepat sebulan dibubarkan dan dinyatakan dikorbankan sudah tak lagi bernyawa dan itu memukul semua hati keluarga Kim. Orang yang belum sempat mereka berikan kasih sayang yang seharusnya, orang yang belum mereka meminta maaf padanya, orang yang selalu dirindukannya sudah tiada dan mungkin takkan pernah lagi kembali.
Mereka ingin menangis sederas hujan yang turun bersama petir yang menyambar namun mereka takkan pernah bisa dan takkan bisa. Kesedihan itu akan selalu menghantui mereka semua. Rasa sakit dan penyesalan akan selalu dirasakan disaat mereka tanpa sengaja melihat sesuatu yang membuat mereka akan teringat pada Rose.
Hari ini adalah hari dimana seharusnya seorang anggota baru pulang ke masion dan beberapa dari mereka menjemput langsung.
Irene dan Aldric juga Wendy yang memang sudah berada di rumah sakit menunggu Dara, Jisoo, Joy dan Yeri yang katanya akan menjemput mereka bertiga. Dengan si kecil Ara Yun Kim. Si cantik seperti ibunya dan semanis senyum ayahnya.
Mereka bersyukur setidaknya kondisi Dara tak seperti dulu yang menjadikannya sebagai seseorang yang harus dikurung dan selalu diperiksa.
Perjalanan yang mereka tuju memakan waktu sekitar 30 menit dari masion Kim. Dara bersama si bungsu yang disupiri oleh supir keluarga mereka. Jisoo bersama Joy dengan mobil yang melaju dengan sangat cepat dan itu hanya membutuhkan waktu setelah dari perjalanan kecepatan biasa.
Ceklek
Dalam ruangan VVIP terdapat seorang bayi yang sudah kelihatan normal dengan keadaan si kecil semakin baik setiap harinya dan didampingi oleh keduanya orang tuanya yang sudah bersiap-siap untuk membawanya pulang ke rumah.
"Oh, Jisoo, Joy dimana Eomma dan Yeri?"
Irene mengintip ke belakang keduanya dan tak menemukan siapapun.
"Eomma dan Yeri masih dalam perjalanan unnie." Joy sedari menuruni mobil yang dikendarai Jisoo hampir selalu memegang kepalanya.
"Mengapa kalian begitu cepat sampainya jika Eomma dan Yeri masih dalam perjalanan?"
"Tanyakan saja pada dia unnie jangan padaku." Joy langsung membebaskan dirinya dan bermain dengan si kecil dalam keranjang bayinya.
"Aku hanya mengendarai sedikit lebih cepat unnie. Makanya kami sampai duluan." Jisoo dengan santainya mendudukkan dirinya di sofa memakan apel yang diambilnya dari meja.
"Sedikit lebih cepat? Kau tau unnie dia mengendarai seperti orang kesetanan bahkan hampir saja dia menabrak mobil yang berlawanan arah."
"Dan aku akan pulang dengan kalian, aku tak ingin lagi bersamanya."
Jisoo yang sedang memakan apelnya dengan cepat menjawab. "Wae? Apa kau takut?"
"Kau masih mempertanyakannya disaat hampir membunuh Kim?"
Dan Joy mungkin akan trauma jika harus menumpang dengan unnie satunya itu. Mengapa saat dia bersama dengan Jennie dia mengendarai dengan kecepatan rata-rata sedang dirinya bagaikan disambret setan jalanan?
Irene dan Aldric hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat perdebatan adik dan iparnya.
Mungkin kalian akan melihat mereka seperti biasa-biasa saja padahal nyatakan mereka menghukum dirinya mereka sendiri dengan fisik, Jisoo yang setiap harinya akan selalu memperkuat ketahanan dan Joy yang akan selalu menyibukkan diri dengan dirinya sebagai dokter di rumah sakit militer dan saat malam menjelang pagi dia akan pulang sebelum paginya kembali pergi namun hari ini mereka menyempatkan diri dan mengosongkan semua aktivitasnya hanya untuk menyambut anggota baru dan bersedih dengan hilangnya salah satu anggota keluarganya.
AITA.....
KAMU SEDANG MEMBACA
AITA
Short StoryGak tau mau buat cerita apa Jadi ini cerita ngalir gitu aja dah dan soal deskripsinya apa ya mungkin ini aja lah ya? Dua anak kembar yang lahir dari rahim yang sama mempunyai ibu yang sama, sama-sama perempuan, mempunyai keluarga yang sama, gitu aja...