AITA-34

565 65 15
                                    

Tak pernah terbayangkan pesta yang mewah menjadi tempat pembantaian dan yang lebih mengejutkan seluruh angkatan mengepung masion itu.

Mereka yang awalnya takut akan pemberontak menjadi sedikit tenang saat melihat tentara yang masuk ke dalam masion itu.

Helikopter yang masih melayang di awan. Dan beberapa tentara turun darinya, mobil-mobil meliter memenuhi halaman depan masion yang sedang berlangsungnya pernikahan bersama an dengan pembantaian.

Ryujin yang masih syok dengan apa lihat dan ketahui tentang pamannya semakin syok saat melihat angkatan datang kesana dengan senjatanya, juga angkatan lainnya juga ada disana. Walaupun tak banyak namun tentara itu tak sanggup dihitung dengan jari.

Mereka berdiri diatas altar yang sedikit lebih tinggi dari lantai tak kecuali Jiyoung yang sekarang sudah berdiri tanpa ada yang membantunya. Mereka memandang ke depan dan samar-samar bisa dilhat seseorang yang dilindungi oleh tentara itu. Hingga tiba saat orang itu berjalan dan berdiri di depannya sehingga mereka bisa dengan jelas melihat wajah orang itu.

Kim Gyu Jim yang gemetaran akan kehadiran tentara membuat nyalinya menciut, ingin melahirkan diri semua arah masion ini dikelilingi oleh tentara-tentara itu, menyerahkan diri? Big no, Jiyoung belum merasakan apa yang dia rasakan jadi dia dan antek-anteknya hanya mampu bersembunyi dan tak ditemui oleh para tentara. Namun ini akhir kejahatan, setiap kejahatan akan ada balasannya, kemanapun mereka bersembunyi mereka selalu akan ditemui oleh mereka tentara bahkan sekarang semua dari mereka sudah dibawa kedalam mobil militer dan akan dibawa kedalam tahanan militer yang pasti akan berbeda dengan tahanan pada umumnya.

"Joyi." Dara langsung berlari kearah gadis yang tersenyum masih kearah keluarganya.

Hap

"Akhirnya kau pulang Joyi, anakku anakku kembali kepadaku." Dara dengan erat memeluk putri yang dibalas pelukan erat dari Joy yang kini airmata sudah mengalir di pipinya.

"Ya Tuhan, kau baik-baik saja bukan sayang." Dara menangkup wajah anaknya dan menciumi seluruh wajah Joy. Sedangkan semua keluarga menangis haru, penantian mereka, doa merasa dikabulkan. Joy, anggota keluarga mereka akhirnya pulang dan kembali bergabung dengan mereka, namun mata Wendy fokus pada seseorang yang berdiri dibelakang kirinya Joy. Seulgi mengusap-usap wajah membuktikan orang dibelakang kanannya Joy adalah orang yang selama ini dia kirimi pesan tak pernah dibalas, orang yang terakhir kali bertemu di cafe tempo hari lalu.

"Lisa."

Air mata Wendy jatuh dengan sendirinya, ingin mendekat namun tak yakin.

"Rose." Seulgi yang hanya mengenal sebagai seseorang yang membantunya juga yang sudah dianggapnya teman, tak pernah menyangka bahwa gadis itu seorang tentara sama dengan sepupunya.

Dara mendengar ap yang dikatakan Wendy, hingga matanya bertemu dengan mata teduh yang melihat kearah.

"Li-lisa?" Dara langsung mendekatinya dan memengang wajah Lisa yang kini matanya menahan perih.

"Kapten tugas selesai, kami kembali." Tentara yang didekat dengan mereka memberi tahu akan kepergiannya bukan laporan. Dan Rose hanya menganggukkan kepalanya.

Lisa tak tahan dihadapan kan dengan seseorang yang dia sayang, apalagi keinginan dulu dipenuhi saat Dara mengusap seluruh wajahnya hingga ia memanggil, "Eomma."

Dara tak sanggup menahan airmata nya dia langsung memeluk sang anak dengan erat. "Lisa anakku. Anakku kembali. Terima kasih tuhan."

Si masion itu sekarang hanya tinggal anggota keluarga Kim juga dua tentara, semua tamu undangan telah dibubarkan oleh tentara lain saat mereka ingin balik ke kamp nya.

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang