Hari ini hari dimana seluruh penghuni masion Kim menjadi sangat sibuk dan semangat menyambut hari ini.
Hari dimana yang dulunya mereka abaikan.
Hari yang dulunya mereka sibuk dengan segala kesibukan.
Hari yang dulunya mereka lupakan.
Hari yang mana dulunya tidak ada dalam benak mereka hari ini hari yang paling ditunggu-tunggu oleh mereka semua. Hari yang segala aktivitas di liburan untuk menyambut hari ini.Sudah 10 tahun mereka merayakannya ulangtahun yang bahkan pemilik pesta tidak ada ditengah-tengah mereka. Kini memasuki ke 11 dengan harapan yang sama orangnya kembali lagi.
Dari pagi mereka disibukkan dengan mengemas semua yang telah dikerjakan semalam bersama-bersama. Mengemas kue yang akan mereka bagikan pada penjalan kaki yang berpapasan dan orang yang sangat memutuskan.
Memasuki pertengahan hari semuanya bebersih melakukan aktivitas yang sudah berjalan ke 11 tahun di hari yang sama.
Semuanya membawa 10 kantong ditangan masing-masing dari panatua, orang tua, dan anak muda. Semuanya melakukan hal yang sama termasuk paman-tante dan juga persepupuan.
Jika semua orang membawa 10 kantong di setiap hari ini maka berbeda dengan gadis berbibir hati yang setiap tahun membawa 2 kantong, satu dikiri dan yang lainnya di kanan. Kebiasaannya selalu mendapat protes dari keluarga besarnya.
"Jisoo unnie kenapa kau selalu membawa 2 saat kami membawa 10." Ya sibungsu juga ingin membawa 2 seperti kakaknya itu namun selalu mendapatkan pelototan dari yang lainnya.
Semua sudah menyerah dengan segala alasan Jisoo dan juga pemikirannya.
" Tanganku hanya dua jadi aku bawa dua." Mereka menggeleng kepala dengan setiap jawaban ya'diberikan oleh Jisoo yang diluar pemikiran.
Tangan 2 berarti bawa 2!
"Sudahlah daripada berdebat dengan nya lebih baik kita bagikan saja ini, biar cepat kita rayakan ulangtahunnya adik-adik kita."
"Tapi dia unnie ku."
"Terserah dirimu Yeri terserah." Seulgi yang memang darah rendah tekanan tinggi tersebut langsung berjalan meninggalkan semuanya.
"Dia persis sepertimu Daniel."
Panatua Kim langsung melihat kearah istrinya "apakah kau tidak salah Hera?"
Bukankah menjawab Grandma langsung pergi meninggalkan mereka semua hingga panatua Kim mencoba mengejarnya. Mereka yang melingkar sedikit terhibur dengan hari yaitu bahagia juga tak kalah menyedihkan dengan setiap hari ini.
"Khamsahamida"
Irene mengangguk dan lanjut membagi yang tinggal 4 lagi di tangannya.
"Terimakasih." Joy senang dengan yang banyak berkurang di tangannya.
Semua yang berada di tangga mereka tinggal beberapa lagi.
Irene, Mina dan Hanbin perkumpulan anak sulung yang sudah banyak habis.
Seulgi, Wendy, Ryujin dan Dahyun yang sama dengan si sulung.
Jennie, Joy, dan Mingyu sang sepupu berjalan kearah berlawanan dengan para kakaknya.
Yeri, Tzuyu dan Lia para bungsu yang membuat kerusuhan dengan memberi ke pada anak-anak yang sedang berada di taman agar cepat habis.
Para orang tua Jiyoung dan Dara ke arah barat, Taeyong dan Tiffany ke arah Utara, Siwon dan Yoona ke selatan.
Panatua Kim dan Grandma yang kini berada di perkumpulan lansia yang sedang olahraga di taman paling ujung di bagian timur.
Sedangkan di sisi lain Jisoo sedang memantau anak kembar yang lewat, dia sudah berdiri hampir 1 jam di pinggir jalan raya. Karena kelelahan dia memilih pergi bersama dengan mobil yang lewat, satu rambut yang berponi dan satunya lagi pirang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AITA
Short StoryGak tau mau buat cerita apa Jadi ini cerita ngalir gitu aja dah dan soal deskripsinya apa ya mungkin ini aja lah ya? Dua anak kembar yang lahir dari rahim yang sama mempunyai ibu yang sama, sama-sama perempuan, mempunyai keluarga yang sama, gitu aja...