AITA-06

1.1K 77 0
                                    

Sret

Suara kain yang ditarik dan dijatuhkan di lantai, pelakunya membeku melihat lukisan di depannya, dia tidak tau apakah memang lukisan tersebut emang seperti itu atau belum selesai.

Jennie melihat lukisan sebuah keluarga namun yang nampak hanyalah wajah 2 dari yang lainnya sedangkan, yang lainnya hanya wajah kosong tidak ada mata atau apapun di lukis wajah itu hanya kosong benar-benar kosong.

Sret

Dia menarik satu kain lain yang berada disampingnya dan melihat bagaimana ke 4 wajah tersebut sangat jelas terlihat wajahnya, sebelah kiri Halmonie nya ditengah si kembar dan sebelah kanan Grandma nya, lukisan yang tersenyum lebar ke depan dan saling merangkul.

Matanya menemukan satu album di dekat meja yang berhadap ke luar dan membukanya secara perlahan hingga ia melihat foto-foto yang sangat dikenalinya. Di album tersebut sama halnya dengan lukisan hanya 4 wajah yang sering muncul disana selebihnya hanya pemandangan langit, bulan, dan di akhirnya dia menemukan foto dimana saat mereka sekeluarga merayakan ulangtahun si bungsu waktu itu dengan wajah dan senyum yang bahagia, foto yang berisikan 9 orang disana kedua orangtuanya dan saudaranya yang lain.

Tes tes

Air mata jatuh tanpa disadari " Chaeng, Lisa maafkan unnie, kembalikan sayang unnie merindukan."

Dipandanginya foto sikembar yang tersenyum lebar di depan sekarang.

"Unnie hampir lulus dan melanjutkan kuliah, kapan kalian kembali? Unnie juga ingin kuliah nanti bersama kalian sayang." Jennie memeluk foto tersebut hingga ia tersentak saat ada yang memeluknya dari belakang.

"Unnie" Jennie menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang unnie.

"Sudah jenduk, jangan menangisi mereka kita akan berusaha untuk mencari mereka juga sayang."

"Kita tidak sehebat Appa dan paman apalagi Grandpa untuk menemukan mereka unnie." Jennie memperat pelukan pada unnie kesayangan itu.

Jisoo yang melihat wajah adiknya itu yang sedih hingga memutuskan untuk mengikutinya takut akan sesuatu terjadi pada adik manjanya itu.

"Kita akan berusaha walaupun tidak membuahkan hasil setidaknya kita sudah sudah nencari adik-adik kita walaupun hasilnya nanti hanya sia-sia."

"Sekarang tidurlah sudah malam, bukankah besok kau ujian sayang."

"Tapi malam ini aku ingin tidur dengan unnie, bolehkah." Jennie memasang wajah memelas nya ia tau jika unnie nya ini paling sulit diajak untuk tidur bersama dari pada saudaranya yang lain.

"Huh" Jisoo yang memasang wajah berpikir membuat Jennie cepat-cepat menciumnya.

Cup
Cup
Cup

"Unnie bolehkan?"

Jisoo yang melihatnya tersenyum dan menunjukkan bibirnya

Cup

"Baiklah."

"Yeyyh." Jennie langsung melompat kedalam gedongan Jisoo yang hampir terjungkal menahan berat tubuh adik itu. Entah mengapa adiknya yang ini sangat manja padanya saat berdua dan dewasa saat bersama keluarganya dan dingin diluar dan pada orang asing yang tak dikenalnya.

Jisoo langsung membawa Jennie di dalam gendongannya kekamarnya sendiri setelah menutup pintu kamar si kembar.

Irene memasuki kamar itu setelah kedua adiknya pergi. Dia sudah tidak asing dengan kamar yang sekarang dan yang menarik perhatiannya adalah kamar yang tadi dimasuki Jennie.

Reaksinya juga sama seperti Jennie saat pertama melihat lukisan yang paling besar di tengah ruangan tersebut, lukisan dimana cuma 2 wajah yang terlihat dan yang lainnya yang berjumlah 9 kosong.

Apa maksud dari lukisan ini?

Apakah dia tidak menganggap mereka?

"Tunggu unnie sayang, unnie dan juga saudara kalian yang lain akan mencoba mencari kalian walaupun hasilnya akan sia-sia."

Di mengelus lukisan yang satu lagi di sampingnya "sebentar lagi kita pasti bertemu."

Irene melihat sekelilingnya dan disana hanya terdapat alat tulis, lukisan, kamera dan juga foto yang digantung dibeberapa di dinding.

"Setelah kita bertemu, unnie janji akan memberikan kalian kasih sayang seorang kakak yang paling besar."

Irene keluar dari kamar itu tanpa mengetahui bahwa di paling pojok terdapat lampu merah yang berkedip-kedip saat lampu dimatikan.

"Teruslah berusaha, bawa kembali kedua cucuku itu dan buatlah mereka merasakan bagaimana kasih sayang keluarga yang sebenarnya, dan maaf aku belum bisa menemukan keberadaan mereka."

                                                          AITA.....

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang