AITA-32

532 54 11
                                    


Acara mulai dipersiapkan, undangan sudah disebarkan, tempat dan pakaian sudah ditentukan.

Semua keluarga Kim sibuk mempersiapkan pernikahan si sulung. Dara yang sudah benar-benar sembuh juga turut mempersiapkan pesta untuk anaknya. Tak pernah terbayangkan dalam pikiran keluarga Kim Dara akan sembuh suatu saat nanti. Namun yang sangat disayangkan, Joy, sikembar tak hadir dalam pernikahan kakaknya. Mereka ingin menunda, namun sampai kapan mereka akan menundanya? Bahkan mereka tidak tau dimana keberadaan ketiga, apakah baik? Akankah mereka pulang? Mereka tak mengetahui apapun. Namun orang tertentu dari mereka yang mengetahui hanya diam tak mengatakan apapun tentang ketiga.

"Kiri kiri. Geser kanan dikit." Yeri, Lia dan Tzuyu ketiga sendari tadi hanya menyuruh orang-orang yang sedang berkerja bahkan tak segan-segan mereka sesekali menjahili pekerja itu.

"Ini menu nya sesuai kan dengan yang saya minta." Dara, Yoona, dan Tiffany sibuk dengan urusan hidangan dan memastikan apapun itu mencukupi.

Daniel dan Hera yang disuruh oleh anak dan cucunya untuk duduk dan tidak mengerjakan apapun dan mereka juga sibuk bermain dengan buyutnya anak dari Hanbin cucunya.

Hanbin, Mingyu, Taeyong, Siwon dan Jiyoung, mereka juga sibuk dengan menyebar undangan dan dekorasi akan pesta.

Sedangkan para Kim girls hanya memantaunya, semuanya sudah ada yang mengerjakan jadi mereka hanya hadir untuk menampakkan muka juga menggoda Irene yang berada ditengah-tengah gadis-gadis itu.

"Unnie kau akan menikah dan pasti membuat keponakan yang banyak untuk kami."

Plak

Kepalanya Ryujin kena tamparan dari orangnya.

"Kau kira aku mesin?"

Yang lainnya tertawa melihat wajah Ryujin yang menahan sakit di kepalanya, walaupun tak sakit tapi kan dianya terkejut.

"Bahkan satu saja aku tak yakin." Irene pernah mendengar saat Eommanya yang melarikan Yeri berteriak kesakitan saat itu bahkan sempat pingsan sebelum bayinya keluar. Dia takut.

"Tak perlu takut unn, kau hanya perlu tutup matamu saja dan jadilah."

Seperti bisa perkataan Jisoo diluar dugaan.

"Untuk apa unnie.?" Dan Jennie yang penasaran.

"Gak tau, otakku mengatakan seperti itu."

"Ya itu otakmu." Seulgi orang emosian loh jika bersama dengan Jisoo.

.

.

.

"Persiapan diri kalian, 2 hari lagi Jiyoung akan kelihatan anaknya."

"Nde."

Ruangan yang banyak dipenuhi oleh orang-orang dengan balasan dendamnya.

"Saat keponakanmu sendiri kau mengabaikannya Jiyoung. Walaupun keluargamu tak termasuk orang yang membunuh anakku. Tapi balas dendam ini untuk adikku Kim Jiyoung."

Lelaki itu menghisap rokoknya, dia sekarang hanya hidup sendiri setelah istrinya yang menceraikan dirinya, anak tunggalnya mati terbunuh, keponakan? Entahlah keponakannya itu semakin menjadi sekarang dan menjadi seorang pencandu. Namun dia tak pernah mengatakan pada Jiyoung apa yang anaknya lakukan akhir-akhir, yang selalu diwanti-wanti dengan segala pengawasan namun pada akhirnya anaknya juga lolos, dan janjinya Jiyoung, itulah yang dia pegang untuk keponakannya.

.

.

.

Sehari berlalu dan sekarang tempat yang akan diadakan pesta yaitu masion keluarga dari mempelai wanita semakin sibuk dengan segala persiapan dan tak terasa malam tiba yang artinya hari H-nya adalah besok.

AITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang