"Kin, lo punya teman bernama Pangeran?" Luna masuk ke bangsal tempat Neo dirawat inap. Pakin tengah memainkan game di ponselnya. Neo sedang menyibukkan diri dengan menonton video pertandingannya melawan anak FISIP yang harus menelan kekalahan pertama semenjak ia gabung.
Pakin menggumam sebagai jawaban. Matanya sibuk mengotak-atik permaian Tetris yang jujur benar-benar membuat pusing. Tapi tidak dengan Neo. Mendengar nama Pangeran disebut, pasien satu itu langsung mengangkat kepala, dan mendapati Luna berjalan sambil menenteng sekantung makanan dari KFC. Neo tidak pernah tahu siapa Pangeran yang selalu Pakin sebut. Enam tahun berkawan, dan sosok itu menjelma udara di tengah perkawanan mereka. Ia tidak terlihat, tapi dibutuhkan Pakin di saat-saat Neo berharap bahwa dirinyalah yang Pakin butuhkan. Pangeran selalu ada, dan sepertinya ia terlalu mengenal Pakin. Ia paham Pakin lebih memuja ayam goreng KFC dibanding MCD, dia tahu kesukaan random Pakin akan NDX a.k.a, dia tahu bahwa Pakin ketergantungan akan tembakau dan alkohol, dia sampai paham cerpen-cerpen Pakin belum pernah ada yang tembus di koran.
Dan Neo tidak menyukai gagasan itu. Terlebih Pakin yang tidak pernah membicarakan tentang sosok Pangeran langsung di hadapannya, cemburu itu benar-benar menguasai. Pangeran seperti hanya hidup dalam ruang diam Pakin, yang sialnya tidak pernah Neo ketahui. Pangeran seperti bernapas di balik gorden tempat di mana Pakin bersembunyi di balik kejamnya dunia, yang—lagi-lagi—sialnya, tidak pernah Pakin tunjukkan kepadanya.
"Ini ada kiriman Gofood dari Pangeran."
Pakin menghentikan permainan. Matanya melebar melihat tentengan yang dibawa Luna. "Oit. Cakep juga tuh cowok. Baru bilang lima belas menit lalu kalau mau ngirimin gue makanan, dah dateng aja sekarang." Ia membuka bungkusan tersebut dan mulai menyantap ayam gorengnya. "Enak banget astaga. Pengin gue sembah."
Neo menggeleng melihatnya mendramatisasi.
"Lo kalau mau ambil saja, Lun. Tadi Pangeran juga mesenin buat lo sama Neo. Tolong kasih ini ke cowok lo. Pasti bm banget dia sama ayam goreng seenak ini, secara dia dipaksa makan makanan rumah sakit yang nggak enak itu." Pakin terkikik dengan pemikirannya sendiri. "Atau lo mau makanan lain, Nyo? Gue pesenin. Maksudnya minta Pangeran beliin. Lagi bokek gue."
"Siapa dia?" Tidak mengindahkan ajakan Pakin, Luna mengempaskan bokong di samping Pakin. Neo mengamati dengan saksama. Siapa tahu kali ini dari korekan Luna, Pakin bisa memperkenalkan laki-laki itu lebih detail.
"Temen gue, Lun. Lo bener-bener nggak mau ni ayam? Gue habisin, ya. Lo juga nggak mau, Nyo?"
Please, deh. Jikapun ayam yang Pakin peluk merupakan satu-satunya makanan tersisa di bumi, Neo lebih memilih mati daripada memakannya. Cara Pakin membawa nama Pangeran dalam obrolan mereka malam itu seolah-olah menunjukkan bahwa tidak ada tubir kesenjangan antara dia dengan Pangeran. Yang itu berarti bahwa Pangeran sialan ini telah menempati posisi yang bisa dipersilakan Pakin di semua aspek hidupnya. Anjing! Siapa, sih, dia? Dia pangeran benerankah? Maksudnya, yang benar-benar keturunan raja?Fuck! Jika memang beneran seperti itu? Rasa-rasanya Neo kalah bertarung sebelum mengangkat bedil.
"Anak GMM juga? Angkatan tahun berapa? Jurusan apa?"
Pakin memutar bola mata. "Seriously, Lun, you're asking me this shit?"
"Bukan masalah besar, kan, kalau itu bukan sesuatu yang bisa membahayakan keselamatan lo kalau lo memberi tahu kami? Apa susahnya tinggal ngomong? Dia anak mana, fakultas mana, kalian kenalan di mana? Dan sudah berapa lama lo temenan sama dia? Kalau lo yakin dia anak baik-baik seharusnya lo nggak perlu menutup-nutupinya, kan? Apakah Neo tahu tentang teman lo yang satu ini?"
Neo yang ditanya menggeleng.
"See?Why do you have to hide it kalau dia orang benar? Fourth, Winny, Satang, Ohm, Nanon, we know all of your friends even we don't know their lives well. Kenapa yang satu ini harus repot-repot lo tutupi? Dia nggak melakukan kejahatan, kan, di hidup lo yang membuat lo memutuskan hides all his identity?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rengat
General FictionJika cinta adalah anomali, Mark Pakin siap menjadi edan untuk menyembah sosok Neo Trai--berhala erotis bernama sahabat yang ia cintai sebagaimana pemujaan Rahwana kepad Dewi Sita