Bab 22 🔞🔞🔞

843 23 7
                                    


Persetubuhan itu brutal dan panas, vulgar dan erotis, dan Pakin menikmati ekstasi yang diakibatkannya. Suara desahan napas terdengar, berbaur dengan bunyi kontol yang digosok-gosok ke dalam mulutnya. Aromanya sungguh mampu membuat nafsunya menyalak-nyalak. Mentol dari sabun dan sedikit ada wewangian yang kemungkinan dari makanan yang dikonsumsi sebelum perayaan ngentot dimulai. Pakin mengangkat kontol ke atas, lantas menyedot dua buah zakar sekaligus. Sensasinya benar-benar membuat mabuk kepayang. Butiran testis ini kenyal, kulitnya kisut dan lentur, yang ketika masuk ke dalam mulutnya, ia meleleh lembut tanpa gumpalan dan benjolan, seolah-olah Pakin tengah mengemut rambutan. Pakin sangat ingin menggigit untuk semakin merasakan dagingnya dengan gigi-giginya langsung, tapi jelas ia bakal mencelakai si pemiliki bola-bola menggemaskan ini. Ia mengisap kuat, lidahnya mempermainkan dengan takzim, liurnya membasahi tanpa cela, dan pria tersebut mendesah kencang dipermainkan oleh Pakin. Ia menjambak rambut Pakin supaya si keriwil semakin memiliki semangat juang untuk melecehkan kelaminnya. Ya ampun, kalau kayak gini, sih, jelas Pakin tidak akan bisa mundur. Iya, gas lah langsung.

Ia sedang mengendarai CB-nya, berkelana entah ke mana, berputar-putar di daerah SCBD dengan hampa yang mencekik tulang ketika Force menelepon. Ada seseorang yang ingin berkenalan, kata dia. Dan Pakin yang memang tidak memiliki rencana apa-apa malam itu setelah dengan hebatnya dihantam kekecewaan oleh Ohm dan Nanon, tanpa berpikir dua kali langsung mengarahkan kemudinya ke apartemen Force di daerah Gandaria. Orang tersebut bernama Book. Pria manis dengan tubuh ramping dan memiliki senyuman memikat hati. Jari-jarinya sedikit kurus dan lentik, tapi meskipun begitu ternyata tubuhnya indah ketika ia telanjang. Ia jelas anggota gym walaupun tidak semaniak Force, sehingga perut dan dadanya tercetak kukuh. Ia kekasih Force. Guru bersahaja yang baru datang dari Surabaya. Ingin mengenal Pakin setelah Force menceritakan keindahan malam ngewe mereka. Dan Pakin karena tergiur oleh visual pasangan kekasih itu, tanpa mikir panjang ayok aja kalau mau kentu. Sama siapa saja dia suka-suka ini, apalagi dengan laki-laki berpenis indah seperti mereka.

"Ouh... Kin, kamu mau membuat aku keluar sekarang?" Book meracau manja.

Dan Pakin suka sekali mendengarnya. Di atas kelamin Book, Pakin tersenyum lebar. Ia memegangi kontol Book, dan Pakin diam-diam mulai mengidolakan kontol guru bersahaja yang kalau ngewe bejat juga ternyata. Penis Book tidak segemuk dan gagah berani mirip kudanya Force. Ia cukup panjang, kukuh, langsing tapi padat dan berisi. Warnanya cokelat mengingatkan Pakin pada bolu kukus, pembuluh darahnya yang berwarna biru terlihat kontras di permukaan kulitnya, membentuk sulur semampang akar tunggang. Ia sangat pas di genggaman tangan Pakin. Aduh, sudahkah Pakin bilang ia suka kontol guru bersahaja ini? Ia dalam keadaan ngaceng sempurna, tapi kulitnya halus kali, kerutan-kerutannya meluncur di tangan ketika Pakin gosok-gosok, mirip kulit leher ayam, jenis-jenis kelamin sehat yang Pakin gandrungi. Pakin meniup-niup lubang pipisnya, lantas mulai melingkari kepala kontol Book dengan ujung lidahnya. Kedua tangan Pakin meremas-remas pelan testis Book, dan lidahnya yang kasap mulai menjilat-jilati batang kontolnya yang cute ini.

Book mendesah lebih keras, bersahut-sahutan dengan erangan Pakin ketika seperti orang kesetanan, Force merimming liang dubur Pakin dengan lidah. Kedua tangan Force mencengkeram pantat Pakin yang sekal, sekali-sekali ia tampar sebab mereka sungguh kencang dan mirip bulatan-bulatan moci yang terpantul-pantul di depan mukanya. Daging anus Pakin berkerut segar dengan warna merah muda, rektumnya bersih seolah sudah ia bersihkan sebelum kawin. Lidah Force meliuk-liuk di lubang itu. Teksturnya yang tebal dengan kerutan yang liat, sulit diterbos jika tidak dirangsang. Tangannya menggenggam kontol Pakin, yang ia urut-urut dan pijat-pijat. Aduh, enak banget pokoknya. Karena gemas, Force meludahi anus Pakin, kemudian ia memasukkan satu jarinya, membuat Pakin merintih ketika mulutnya penuh dengan kontol Book. Dinding rektum Pakin yang rapat langsung memeluk jari Force erat-erat mirip anak TK ketika dijemput ibunya pulang sekolah. Hangat, kencang, kesat, dan basah, mirip dada ayam di pasar pukul lima pagi.

RengatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang