Bab 15 🔞

942 27 3
                                    


"Lo ngehindarin gue?"

Pakin yang tengah menggulung kabel charger ponsel Neo sampai menoleh ke empu suara. "Hah?"

"Kenapa lo ngehindarin gue?"

"Ini lo lagi ngomong sama gue?"

"Kin, please."

Kernyitan di kening Pakin kian dalam, lantas kembali ia merapikan kabel charger Neo dan menyimpannya di koper. Pakin berjalan menuju keranjang baju-baju kotor Neo dan mulai melipatnya.

"Kalau gue ada salah sama lo, gue minta maaf. Tapi, please, jangan hindarin gue. Sebelum ke pertandingan kita baik-baik saja, kenapa sekarang lo kembali ngejauhin gue, sih, Kin?"

"Ini gue nggak salah dengar apa gimana, sih?"

"Maksud lo?"

"Yang ngehindarin lo, tuh, siapa, sih, Nyo? Kalau gue ngehindarin lo, gue nggak di sini sekarang."

"Lo nggak bisa ngebohongin gue, Kin. Walaupun lo ada di sini, gue bisa ngebedain antara lo yang lagi ngambek sama gue dengan enggak."

"Gue enggak?"

"Ayolah, Kin, kenapa? Gue salah, ya? Gue benar-benar minta maaf ke lo atas apa pun kesalahan yang telah gue perbuat. Jangan giniin gue."

"Lo sendiri ngerasa punya salah sama gue, nggak?"

"Gue nggak tahu, makanya itu gue minta maaf. Ini gue mau pulang, lho, nggak enak rasanya kalau harus perang dingin sama lo. Seriusan."

"Kalau lo nggak merasa salah, simpan permintaan maaf lo, Nyo, atau mereka akan menjadi nggak berarti lagi di kemudian hari."

"Kan... lo marah sama gue?"

Pakin memutar bola mata. Baju-baju kotor Neo terus dia lipat, lantas ia masukkan ke dalam kantung untuk menyimpan peralatan kotor. Baju yang masih bersih ia susun rapi di koper, sementara peralatan mandi Neo, Pakin masukkan ke pouchtoiletries.

"Jika ini ada hubungannya dengan Drake, gue benar-benar minta maaf. Gue sama sek—"

"Gue sudah bilang sama lo, Nyo. Simpan maaf lo kalau lo merasa nggak bersalah atau mereka nggak ada harganya lagi bagi gue."

"Karena gue merasa bersalah kali ini."

Oke. Pakin meletakkan kegiatannya yang tengah merapikan peralatan Neo. Hari ini sang kawan sudah diizinkan pulang oleh dokter. Jadi setelah dokter visite, Pakin langsung mengurus administrasi pemulangan Neo, mengambil obat di apotek baru balik ke kamar Neo. Dia langsung merapikan barang-barang bawaan Neo selama dirawat tiga hari ketika akhirnya sang sahabat menjatuhkan pertanyaan tadi.

"Bagian mananya yang membuat lo merasa berasalah?"

"Karena Drake membawa nama lo dalam pertandingan kami sehingga nama lo lagi-lagi tereksplor? Lo kembali mendapat bullying seisi kampus dan bahkan disalah-salahkan sama fakultas gue karena mereka menuduh lo biang dari kekalahan kami?"

"Ayolah, Nyo." Pakin benar-benar memutar bola matanya kesal. Integral kekecewaan itu menggumpal dalam dadanya, tapi ia tidak tahu harus meluaskan mereka dengan cara apa.

"Gue salah?"

Pakin menyerah. Ia berlalu ke nakas, mengambil kantung plastik untuk ia pakai sebagai tempat sampah makanan Neo yang tidak habis. Nasi yang bulirannya mulai mengering dengan lauk opor ayam dan tahu yang sisa separuh, ia masukkan ke dalam kantung plastik tersebut. Ia mengambil gelas berisi teh dingin yang belum disentuh Neo, dan turut ia cemplungkan ke dalam pembuangan.

RengatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang