19: JoongDunk balikan?

2.8K 107 11
                                    

Dunk kini tengah mengobrol bersama teman-teman lama nya sembari ikut meminum alkohol. Namun Dunk hanya meminum sedikit saja, karena ia tak mau dalam keadaan mabuk saat bersama Laya pulang nanti.

Joong menatap Dunk penuh kerinduan dari jauh. Joong melangkah pelan menuju Dunk. Ia sangat merindukan pria itu.

"Dunk... ", panggil Joong lalu Dunk dan semua orang yang berkumpul itu menoleh ke arah Joong.

" Boleh aku berbicara berdua dengan mu?", ucapnya ragu takut di tolak.

Dunk menatap teman-temannya sejenak lalu ia pun mengangguk kepada Joong.

Joong tersenyum, ia lega setidaknya Dunk menerima ajakannya.

Joong menyodorkan tangannya kepada Dunk, berharap Dunk memegang tangan Joong seperti dulu.

Dunk melihat itu sejenak, dengan perasaan gengsi namun masih cinta, ia pun menerima tangan itu dan tangan mereka pun saling genggam.

Joong tersenyum senang lalu mereka pun berjalan bergandengan menuju tempat sepi di sana.

Kedua orang itu menjadi pusat perhatian, namun tidak ada yang bisa mengganggu mereka.

Joong dan Dunk lalu berhenti di sebuah koridor.

Keduanya saling tatap sejenak. Air mata yang sejak tadi Joong tahan akhirnya tumpah. Air mata Joong turun deras di pipinya.

"Chen.... "

"Dunk... ku mohon maaf kan aku.. maafkan aku atas kejadian lalu, namun aku benar-benar tidak selingkuh Dunk... ", Joong menangis. Ia terlihat sangat menyesali kejadian di masa lalu itu.

Dunk menatap Joong sedih, ia lalu membawa Joong ke pelukannya.

Pelukan Joong begitu erat, isak tangisnya begitu menyakitkan. Dunk merasa sangat kasihan pada Joong.

Dunk mengelus punggung Joong dengan rasa sayang yang begitu besar.

"Chen ku mohon berhenti lah menangis", Dunk paling tidak bisa bila Joong menangis. Jika Joong tidak berhenti maka Dunk pasti akan menangis juga.

" Tapi ku mohon maaf kan aku, Dunk. Aku ingin kita seperti dulu.. ku mohon aku tidak ingin putus", Joong masih menangis sesunggukan.

"Aku telah memaafkan mu sejak lama".

Dunk lalu melepaskan pelukan itu, ia memegang kedua pipi Joong. Matanya menatap Joong yang masih terisak itu, bahkan wajah Joong memerah.

" Jangan menangis Chen", Dunk mengusap air mata Joong.

"Tapi kau harus berjanji agar tidak meninggalkan ku hikss.. aku.. aku tidak bisa tanpa mu Dunk... "

Dunk tersenyum. Matanya menyiratkan kesedihan. Dunk juga masih sangat merindukan pria itu. Ia meninggalkan Joong saat pearasan nya pada Joong belum hilang. Sekarang Laya sudah lahir, bukan kah  ia juga bisa kembali kepada Joong?, namun harus sampai kapan ia menyembunyikan Laya dari Joong?.

Sejauh apapun mereka, namun Joong tetap lah ayah dari Laya. Dunk tidak bisa menerima jika suatu saat Joong dan Laya tidak dekat selayaknya ayah dan anak.

"Chen.. apakah kau akan menerima ku apapun yang terjadi?".

" Aku akan menerima semuanya. Semuanya aku akan menerima tentang mu, namun ku mohon jangan ke mana-mana lagi Dunk".

Dunk tersenyum, ia berharap Joong menepati janjinya. Malam itu mereka berbaikan. Joong memeluk Dunk cukup lama dan mengecup wajah Dunk berberapa kali.

Malam ini seperti mimpi, Joong kembali melihat Dunk, ia bisa memeluk bahkan mencium Dunk.

JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang