30:EstCha 2

2.1K 75 0
                                    

Malam itu Dunk masuk ke dalam apartemen, ia melihat Joong yang kini bersama Laya.

Demi apapun, ia takut Joong mengamuk jika melihat tanda merah ini.

Dunk masuk tanpa berkata apapun dan langsung ke ruang ganti baju.

Joong yang melihat itu agak heran, tidak seperti biasanya Dunk begini jika pulang.

Saat Dunk keluar dari toilet dan ruang ganti baju itu, Joong kembali melihat gerak-gerik Dunk yang langsung ke kasur tanpa mengajaknya dan Laya mengobrol seperti biasa.

"Dunk, ada apa? kau ada masalah?", tanya Joong yang kini menghampiri Dunk ke kasur.

Dunk menarik selimut itu dan menutupi tubuhnya hingga leher. " Aku ngantuk dan ingin tidur".

"Ada apa dengan mu?, kau tidak seperti biasanya?, wajahmu bahkan tidak terlihat mengantuk."

"Aku akan tidur", Dunk lalu memunggungi Joong.

Joong mengernyitkan keningnya curiga. Sebenarnya ada apa dengan Dunk?.

Pada akhirnya Joong pun mengaja Kaya tidur di tengah-tengah mereka. Joong mengecup kening Laya lalu memeluk putrinya itu.

°°°

Pagi harinya Joong terbangun deluan, ia menatap Dunk yang masih tertidur pulas dengan Laya di sampingnya.

Joong mengecup pucuk kepala Laya dan juga kening Dunk.

Namun setelah itu ia tertegun sejenak, matanya menatap noda kemerahan di leher dan dada Dunk.

Selimut yang di gunakan Dunk semalam telah sampai di pinggang Dunk, dan baju tidur di bagian dada atas Dunk terbuka sedikit.

Joong menutup matanya sejenak. "Sialan apa lagi yang telah Dunk lakukan?!", batinnya.

Joong belum bangkit dari kasur. Ia hanya merubah posisinya menjadi duduk dengan punggung yang di sandarkan di headbord kasur, dan tangan yang terlipat di depan dada.

Hingga akhirnya Dunk terlihat telah bangun, yang pertama Dunk lihat adalah bagian dada yang kini tak berselimut dan menampilkan berberapa bekas merah kecoklatan.

Dunk spontan berbalik ke arah Joong, tatapan keduanya bertemu. Dunk tersenyum kikuk.

"Chen... "

"Apa yang telah kau lakukan?, dan dengan siapa?".

Dunk mengubah posisinya menjadi duduk. " Chen, itu.. aku kemarin syuting dengan Est dan... "

"Jadi ini ulah Est?!".

Dunk hanya mengangguk pasrah. Ia kira pagi ini bekas itu sudah hilang.

" Berani-beraninya dia memberi tanda begitu di tubuh mu!".

"Chen tolong jangan memarahinya".

" Dia akan keterusan jika aku diam kan terus".

"Aku sudah menegurnya kemarin, mohon jangan memperpanjang nya".

" Badebah sialan itu."

Laya pun terbangun, ia menatap ke dua orang tuanya dengan bergantian.

JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang