8: Mari putus

2.4K 84 0
                                    

"KAU KENAPA SIH!". Joong membentak Dunk. Hingga detik ini pun Dunk menolak ajakannya untuk pergi bersama. Ini sudah dua minggu, ada apa sebenarnya dengan Dunk?.

"Aku bilang tidak ya tidak!, kau mengerti tidak?", Dunk membentak balik. Untuk sekarang ia benar-benar sensitif.

Joong menghembuskan nafasnya kasar. Ntah kenapa tubuhnya melemas. Ia lalu memeluk Dunk.

" Dunk.. jika aku salah tolong katakan, jangan begini.. aku tidak bisa terus begini."

Dunk terdiam. Sepersekian detik kemudian Joong memegang kedua bahu nya, manik mata mereka saling bertemu.

"Tolong katakan mengapa kau begini, aku terluka Dunk jika kau terus begini... "

Dunk menunduk sejenak lalu kembali menatap Joong ia menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar.

"Mari putus."

Deg! , jantung Joong seperti berhenti detik itu juga.

Tatapan Joong tidak lagi sedih, melainkan tajam. Ia menatap Dunk dengan sangat tajam.

"Putus? Kau pikir aku mendapatkan mu dengan mudah?, bahkan aku susah payah meluluh kan mu di belakang layar. Kau dulu hanya buchin jika ada kamera Dunk, hingga aku merubah mu menjadi sebuchin sekarang, " ucap Joong penuh penekanan.

"Joong, hentikan hubungan ini".

"Tidak ada yang bisa menghentikan hubungan kita. Sekalipun itu kamu".

" Joong... "

"Kenapa?, kenapa kau tidak mencintaiku lagi?, cinta mu telah pudar? Iya?, maka aku akan membuatmu kembali mencintai ku".

Joong dengan cepat memegang tengkuk leher Dunk lalu bibirnya mulai menyerang bibir Dunk.

Joong mendorong Dunk kebelakang hingga tubuh Dunk jatuh di sofa dengan bibir mereka yang masih saling berciuman.

Joong masih berdiri namun ia menunduk, begitupun Dunk yang duduk di sofa namun mendongak.

Joong lalu beralih ke leher Dunk. Ia menjilati dan mengisap leher itu hingga noda merah dan ungu membekas di sana.

"Ahh shhhhh...," Dunk mendesah pelan.

Hingga ia pun sadar, seharusnya ia tidak melakukan ini, bagaimana jika Joong membuka baju miliknya?.

Dunk lalu mendorong Joong hingga Joong termundur dan kembali berdiri tegak. Ia menatap Dunk dengan heran.

"Kau menolak lagi?".

"Chen aku tidak bisa".

Joong membuang nafasnya kasar lalu ia duduk di samping Dunk. Kepala Joong bersandar di pundak kanan Dunk dengan tangan yang saling genggam.

Keduanya saling diam, hingga berberapa detik kemudian Joong membuka suara.

" Kau sungguh tidak lagi mencintai ku?".

"Aku masih mencintai mu dan akan selalu mencintaimu sampai kapan pun".

Keduanya lalu saling tatap. 

" Lalu apa yang membuatmu ingin memutuskan hubungan ini?".

Aku ingin sendirian dulu untuk sekarang dan berberapa bulan kedepan.

"Apa aku membuat mu bosan?".

Dunk menggeleng, ia lalu tersenyum tipis lalu mengusap kepala Joong dengan lembut. " Aku selalu betah di samping mu Joong, namun akhir-akhir ini aku ingin sendiri..jangan terus menyalahkan dirimu.."

"Mengapa semenjak kau ketahuan pergi bersama Kla kau jadi begini?, kau bukan seperti Dunk yang ku kenal.."

"Aku dan Kla bahkan tidak ada hubungan apapun lagi jangan menyalahkannya. Aku mau atas kemauan ku sendiri."

JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang