4: Hukuman 🔞

5.3K 153 2
                                    

Joong kini begitu panik setelah tadi ia mendapatkan telfon dari Neo.

"Jemputlah Dunk di Club Atrehes. Dia sedang sendirian. Dunk menyuruhku pulang deluan tadi karena ia akan ke toilet terlebih dahulu dan ia berkata akan memesan taksi. "

Joong sudah menghampiri Club itu, namun ia sama sekali tidak menemukan Dunk di sana. Pada akhirnya Joong pulang ke apartemen Dunk. Siapa tau Dunk sudah pulang namun mereka tidak bertemu.

Joong menghentikan mobil nya di belakang mobil putih yang berhenti di depan pintu utama apartemen. Bukan karena mobil itu menghalangi jalannya, melainkan karena seseorang yang baru saja turun dari mobil itu.

"Dunk?".

Tak lama kemudian seorang pria keluar dari bagian pengemudi. Pria itu lalu mendatangi Dunk.

" Sudah malam selamat beristirahat, Cha".

Cha? Sialan kenapa Kla harus memanggilnya dengan sebutan itu?.

Cha itu di ambil dari nama tengahnya 'Natachai', Kla dulu menjadikan nama itu sebagai nama favorit untuk memanggil Dunk, dan Dunk masih mengingat nama itu.

Dunk tersenyum, sialan Kla.

"Kla, kau masih mengingat nya?".

Kla lalu tertawa. " Aku mengingat semua tentang kita, Cha".

Dunk tersenyum. "Kalo begitu terimakasih ya?, aku masuk dulu".

" Sama-sama". Kla lalu mengusap-usap pucuk kepala Dunk.

Dunk agak kaget namun ia tidak menegur. Ia tak bisa marah untuk apa yang di lakukan Kla sekarang, karena ia sangat merindukan semua yang di lakukan oleh pria itu.

Di dalam mobil, kobaran api cemburu membuat Joong begitu panas. Ia dengan cepat memarkirkan mobilnya lalu bergegas menyusul Dunk ke dalam apartemen.

Baru saja Dunk akan menutup pintu apartemennya namun Joong membukanya dengan kuat, tentu kekuatan mereka tidak sebanding.

Pintu itu lalu terbuka dan Dunk termundur. Joong dengan sigap mengkunci pintu itu.

Dunk tidak tau ada apa dengan Joong.

Joong lalu mendorong tubuh Dunk hingga punggungnya menabrak tembok di belakang nya.

Terlihat jelas aura kemarahan Joong dari sorot mata pria itu.

"Bagus kau begitu ,hah?!".

" Joong? ada apa?", Dunk masih tak mengerti.

"BAGAIMANA MALAM MU HAH?, ENAK BUKAN BERMALAM MINGGU DENGAN SELINGKUHAN MU?", Joong membentak sangat keras di depan wajah Dunk.

Dunk langsung menegang dan panik.

Tangan Joong lalu mencekik leher Dunk. " Kau benar-benar harus menerima hukuman mu".

"Che--n mphhhh"

Joong melumat bibir Dunk dengan kasar. Ia bahkan menggigit bibir bawah Dunk agar pria itu membuka mulutnya. Dunk menggangga lalu lidah Joong mengobrak abrik ke dalam mulut Dunk.

Dunk bahkan sudah kehabisan nafas karena Joong tidak kunjung berhenti.

Joong lalu beralih untuk menjilati telinga Dunk lalu turun ke leher.

"Ahh.. Chenn...", Dunk menutup matanya, merasakan kenikmatan isapan dan jilatan yang di berikan oleh Joong di lehernya.

Dunk mengalungkan tangannha di leher Dunk. Ia lalu naik di tubuh Joong hingga Joong pun menggendong nya.

JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang