23: Couple baru Dunk?

2.1K 79 4
                                    

Dua bulan berlalu, Dunk kini menerima telepon dari Fa di siang hari.

"Ada apa bu?".

" Kau terlalu sibuk ku lihat, suster Laya bahkan bilang bahwa kau jarang menemui Laya, benar itu kan?".

"Hmm.. aku tidak punya waktu, aku hanya bisa menemui Laya jika malam saja, dan Laya pasti sudah tidur".

" Aku akan membawa Laya ke pattaya".

"Tidak bu!".

" Anak umur segitu menginginkan sosok ibu, jika kau tidak bisa maka aku saja. Aku bisa mengurus Laya, aku tidak mau Laya seperti anak yang terbuang walau memang ada baby sitter nya di sampingnya."

"Laya akan terus berada di sini, bu".

" Dunk kau egois?, kau hanya sibuk dengan pekerjaan mu, kau bahkan seperti tidak menganggap Laya ada".

"Bu, jika Laya juga berada di Pattaya bukankah kau juga sibuk?".

" Laya bisa berada di pangkuan ku kapan pun itu. Aku memang sibuk, namun setidaknya aku bisa membawa Laya bersama ku setiap saat, seperti aku membawa mu dan adik mu dulu, Dunk".

Fa sangat khawatir pada Laya dan juga Dunk. Ia tidak mau cucu nya seperti kehilangan peran orang tua. Ia tau Dunk sibuk, namun ia juga tak mau Dunk harus kelelahan setiap malam karena harus mendatangi Laya sehabis bekerja, padahal anak itu pasti sudah tidur.

"Aku ingin Laya terus di Bangkok bersama ku".

" Dunk, apa kau tidak kasihan pada Laya yang selalu menangisi mu?, setidaknya aku harus berada di pelukannya agar dia tenang".

"Tidak Bu, aku tidak akan mengizinkan Laya di Pattaya".

" Apa yang kau khawatirkan di Pattaya?, bertemu lah dengan Laya setiap bulan atau setiap minggu."

Dunk tidak menjawab, ia lantas mematikan telepon itu.

Dunk menghembuskan nafasnya kasar, di Pattaya memang Laya pasti memiliki hidup yang lebih baik.

Fa yang bergelimpangan harta tidak mungkin membuat Laya kelaparan. Namun mengapa ia tidak bisa memberi Laya pada ibunya sendiri?

Dunk tidak terlalu memikirkan itu lagi. Ia kini membuka ponselnya, hampir setiap harinya ia melihat 'JoongCha' berseliweran di beranda sosial media nya.

Sebenarnya Dunk merasa sangat panas dan terbakar api cemburu, namun tidak, ia tidak bisa marah, biar bagaimanapun Joong hanya bekerja dengan Chaiya.

Namun Chaiya yang terus menempel dengan Joong membuat Dunk ingin melempar anak itu saja.

Joong selalu membaca komentar publik yang masih banyak tidak setuju tentang kapal 'JoongCha', banyak sekali publik yang merindukan kapal bernama 'JoongDunk' itu.

"Mengapa kalian khawatir?, seseorang bahkan tidak mengetahui kenyataannya namun berbicara sembarangan", gumam Dunk. Dunk lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Ia kini menunggu di belakang panggung karena akan menghadiri sebuah event.

•••

Joong kini menghampiri Dunk yang sedang duduk di sofa. Joong lalu membaringkan tubuhnya di sofa itu dan kepalanya berada di atas paha Dunk.

Dunk hanya melirik sejenak lalu kembali fokus pada tablet nya.

Joong terdiam. Ia tau kesalahan nya yang membuat Dunk begini. Bagus-bagus Dunk mau menerima kepala Joong di pahanya.

"Dunk apa kau---"

" Sepenting apa. Fan sarvice itu?", Dunk bertanya.

JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang