04-2

218 12 0
                                    

Saat Zheng Shuyi masih tenggelam di dalam pikirannya, Chen Shen menghampiri Shi Yan dan berbisik kepadanya.

Shi Yan mengangkat matanya dan menoleh, dia menatap dengan tatapan agak bingung dan canggung.

Zheng Shuyi tercengang. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya saat menatap Shi Yan.

Setelah beberapa detik, Shi Yan buang muka lalu jalan menuju lift.

Zheng Shuyi masih diam berdiri lalu dia mulai panik. Dia harus cepat memikirkan dua pilihan yang bisa dipilihnya.

Pertama, dia akan pulang dan berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa. Mulai sekarang, wanita bernama Zheng Shuyi akan lenyap dari kehidupan Shi Yan.

Kedua, seperti yang pernah dikatakan oleh guru sekolah dasarnya, seseorang tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan apa pun. Dia harus mewawancarai Shi Yan dan melanjutkan tujuannya untuk menjadi bibi si Pelakor.

Tubuhnya sepertinya telah duluan membuat pilihan sebelum otaknya.

Zheng Shuyi langsung tersenyum ke arah Shi Yan.

Zheng Shuyi memiliki rambut hitam tebal, halus, panjang dan rapi. Satu sisi rambutnya diselipkan ke belakang telinganya sementara sisi lainnya terurai di samping pipinya.

Saat dia tersenyum, sinar matanya menunjukkan keseriusan seolah sekelompok kupu-kupu sedang berjuang untuk terbang.

Di lorong kantor yang hening, dia merasa lebih semangat dari sebelumnya.

Namun, mata Shi Yan tidak pernah tertuju padanya. Seolah-olah dia adalah patung lilin, Shi Yan berjalan melewatinya.

"..."

Senyuman Zheng Shuyi tetap tidak berubah saat dia menatap kosong dan mencoba menghibur dirinya. Dia segera berbalik dan berkata, "Tuan. Shi, kita ada wawancara sore ini."

Shi Yan berhenti, lalu menoleh ke belakang, dan sedikit mengangkat alisnya.

Angin di dalam gedung sepertinya berhenti bertiup. Semua mata asisten dan sekretaris tertuju pada Zheng Shuyi dan Shi Yan.

Mereka semua tahu bahwa jadwal wawancara dengan 'Finance Weekly' hari ini sudah berakhir.

Bahkan Chen Sheng di sampingnya pun terkejut.

Nona, apakah anda lupa apa yang baru saja saya katakan?

Tentu saja Zheng Shuyi tidak lupa, tapi dia tidak mau menyerah. Dia berpura-pura tidak tahu apa-apa sambil terus melihat Shi Yan.

Jika dia tidak mencobanya, maka dia akan pulang dengan tangan kosong.

Zheng Shuyi mengepalkan tangannya erat-erat, dan berbicara dengan suara yang jelas, "Saya... Saya sudah lama menantikan wawancara ini. Apakah anda punya waktu sekarang?"

Setelah dia selesai bicara, lorong menjadi sangat hening sehingga orang bisa mendengar jika ada jarum yang jatuh.

Alis Shi Yan kembali normal. Saat menoleh, dia melihat tangan Zheng Shuyi mengepal erat di sampinya.

Karena dia mengepalnya sekuat tenaga, persendiannya sampai berwarna biru muda.

Zheng Shuyi berkata dengan suara pelan, "Tolong, ini hanya akan memakan waktu sebentar saja"

Shi Yan mencoba berpikir sejenak.

Lalu tanpa menoleh ke belakang suaranya terdengar jelas,

"Ikut aku"

Semua orang masih terdiam, mereka bingung dan saling memandang, tak seorangpun yang berani bertanya.

Orang terakhir yang menyadari apa yang Shi Yan katakan mungkin hanya Zheng Shuyi.

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang