16-1

210 9 0
                                    

Mereka memakan waktu sekitar 7 atau 8 menit untuk bisa keluar dari area stadion.

Setelah melewati persimpangan, mobil-mobil melaju ke berbagai arah, membuat jalan tiba-tiba menjadi sepi.

Saat mengemudi, Shi Yan lebih suka menyender di kursi. Meskipun tangannya santai memegang stir, tapi mobil sepenuhnya dalam kendalinya.

Selain itu, mobil itu juga melaju sangat cepat.

Zheng Shuyi memegang sabuk pengaman erat-erat sambil duduk dengan tegak. Dia menatap ke depan, melihat pemandangan di luar yang berubah dengan cepat, dia bahkan tidak berani menoleh.

Sampai lampu merah di perempatan berikutnya, Shi Yan akhirnya menginjak rem lalu menoleh perlahan.

Meskipun Shi Yan tidak berbicara, Zheng Shuyi juga tidak berani menatapnya, dia bisa menebak apa yang ingin dikatakan Shi Yan.

Zheng Shuyi menatap lurus ke depan, mengedipkan matanya dengan tenang, dan berkata, "Berikan aku waktu untuk berpikir"

"Oke"

Shi Yan kembali memegang stir sambil menatapnya dengan senyum tipis, "Apa kau belum selesai mengarang ceritamu?"

Zheng Shuyi: "Sabar, untuk mengerjakan soal ujian pun dikasih waktu selama 90 menit"

Shi Yan tidak menjawab. Dia kembali fokus ke jalan raya.

Ketika mobil kembali melaju di jalan, Zheng Shuyi tiba-tiba memikirkan sesuatu.

Kami mau kemana?

Zheng Shuyi melirik Shi Yan, dia merasa bahwa Shi Yan sudah malas untuk meladeninya lagi. Jadi dia memutuskan untuk tidak banyak bertanya lalu menutup mulutnya.

Di situasi yang tenang, Zheng Shuyi perlahan mengulurkan tangan dan mengusap pergelangan kakinya sambil menarik napas dalam-dalam.

"Aduh, sakit sekali."

"Jangan berisik"

"Oh......"

--

Suasana di dalam mobil menjadi hening sepanjang perjalanan mereka.

Mobil perlahan menjauh dari pusat kota, melewati jembatan untuk menyeberangi sungai. Mereka memasuki area yang memiliki banyak pepohonan dan hanya ada sedikit bangunan.

Dari kejauhan Zheng Shuyi bisa melihat dengan jelas tulisan besar yang diterangi lampu neon "RS Hemu - Kota Jiang"

Zheng Shuyi berkedip dan menoleh melihat Shi Yan.

Shi Yan sepertinya tidak memperhatikannya, dia terus melaju ke area parkiran.

Setelah parkir, Shi Yan membuka sabuk pengaman, membuka pintu, dan keluar dari mobil. Lalu berjalan menuju kursi penumpang.

Shi Yan membuka pintu mobil, menyandarkan lengannya di atas pintu, dan menatap Zheng Shuyi.

"Turun"

Tebakannya terbukti salah. Shi Yan ternyata masih punya sedikit rasa simpati kepadanya.

Tadinya Zheng Shuyi hendak senyum, tapi ingat bahwa dirinya harus terlihat sedang kesakitan, jadi mengurungkan niatnya untuk senyum.

Zheng Shuyi hanya menurunkan satu kaki dan meletakkannya di tanah, dia tidak keluar dari mobil.

"Kakiku sakit. Aku tidak bisa berdiri"

Shi Yan hanya menatapnya.

Menurut Zheng Shuyi, selagi Shi Yan belum mengatakan apapun, itu tandanya Shi Yan tidak keberatan sama sekali.

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang