14-1

217 9 0
                                    

Zheng Shuyi merasa kali ini dirinya harus benar-benar menolak Shi Yan.

Kau mau mengantarkan aku pulang? Kau pikir aku tidak punya kaki? Bukannya kau sedang bersenang-senang dengan Qin Shiyue? Hah?!

Tapi saat Zheng Shuyi berbalik dan melihat wajah Shi Yan beserta mobil yang ada di belakangnya, Zheng Shuyi langsung berubah pikiran.

Meskipun tidak sesuai dengan apa yang Zheng Shuyi inginkan, pada akhirnya ia duduk di dalam mobil Shi Yan dan mencoba menanggung rasa malu.

Dia harus banyak bersabar, agar rencana besar yang sedang ia jalankan berhasil.

Tapi karena masih marah, dia duduk agak menjauh dari Shi Yan, dan memalingkan wajah melihat ke luar jendela.

Aku mengirimimu banyak pesan, kau tidak membalasnya. Aku menggodamu, kau malah marah. Ya sudah, pergi saja sana, berkencanlah dengan wanita yang selalu takut dan gugup saat berada disisimu.

Apa aku kurang cantik?

Apa semua usahaku belum cukup?

Atau tipe idaman CEO-CEO adalah wanita yang takut dengan mereka?

Membosankan.

Saking marahnya, nafas Zheng Shuyi menjadi semakin berat.

Tunggu dulu, apa hakku untuk marah?

Zheng Shuyi menghela nafas, ekspresi kesal di wajahnya menghilang, dan perlahan alisnya turun.

Bukan dia yang mengejar aku, tapi akulah yang mengejar-ngejarnya.

Huh...

Rasakan sendiri akibatnya, Zheng Shuyi!

Wajah Zheng Shuyi terpantul di jendela mobil. Seperti sedang akting, ekspresinya terus berubah di kaca.

Shi Yan memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Zheng Shuyi mulai dari mengkerutkan keningnya, merasa tidak berdaya, berusaha menghibur dirinya sendiri, dll.

Shi Yan melihat sekelilingnya, dan setelah melihat ke kaca spion, dia tersenyum ringan.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Zheng Shuyi bisa meyakinkan dirinya.

Zheng Shuyi perlahan menoleh lalu melirik Shi Yan.

Shi Yan sudah melepas kacamata dan sedang melihat ponselnya.

Sinar matahari masuk dari jendela depan dan menyinari wajah Shi Yan.

Sejak masuk ke dalam mobil, Shi Yan hanya diam dan sepertinya tidak berniat berbicara dengan Zheng Shuyi.

Seolah-olah Shi Yan benar-benar hanya ingin mengantarnya pulang.

Zheng Shuyi perlahan mendekat, ia sedikit ragu, apa yang harus ia katakan.

Setelah berpikir matang, Zheng Shuyi memegang dagunya menggunakan jari telunjuk, saat hendak berbicara, ponsel Shi yan berdering.

Zheng Shuyi segera menutup kembali mulutnya.

Mendengar percakapan Shi Yan di telepon, sepertinya mereka sedang bicara tentang bisnis, Zheng Shuyi pun kembali menjauh ke sudut kursi dengan hati-hati.

Shi Yan bisa merasakan gerakannya, ia mengganti posisi ponsel ke tangan yang satunya lagi, menyandarkan sikunya ke jendela mobil lalu melirik ke arah Zheng Shuyi.

Zheng Shuyi memenuhi pandangannya.

Zheng Shuyi terlihat menunduk, tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Angin dari AC mobil membelai rambut yang ada pipinya.

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang