66

421 18 0
                                    

Setelah selesai berbicara, Bi Ruoshan merasakan keheningan yang aneh di ujung telepon.

Meski sangat mabuk, Bi Ruoshan bisa mengerti, lalu dia segera menutup ponselnya.

Setelah nada sibuk terdengar, udara seluruh ruangan seakan berhenti bergerak.

Jika waktu bisa mundur sepuluh menit, Zheng Shuyi tidak akan mengangkat panggilan dari Bi Ruoshan.

Jika waktu bisa kembali ke tujuh tahun yang lalu, saat mereka masih satu asrama, dia pasti akan mengajukan permohonan untuk pisah kamar darinya.

Saat ini seluruh wajah Zheng Shuyi menjadi kaku, dia tidak bisa menunjukkan ekspresi lain. Melihat Shi Yan berada di atas tubuhnya, Zheng Shuyi menjadi lupa untuk berkedip.

Aroma magnolia dari lotion Zheng Shuyi menyelimutinya. Shi Yan juga tidak berbicara, dia hanya menatap Zheng Shuyi. Mata Shi Yan seolah berkata: 'Bagaimana pendapatmu tentang saran temanmu itu?'

Tidak begitu bagus.

Zheng Shuyi memalingkan wajahnya.

Lalu ciuman Shi Yan mendarat di daun telinganya.

Dia hampir lupa kalau pria ini punya kebiasaan aneh mencium daun telinga.

Zheng Shuyi berjuang untuk mendorongnya menjauh, "Shi Yan, setidaknya biarkan aku melampiaskan amarahku..."

Belum selesai melampiaskan amarahnya, Zheng Shuyi bahkan tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.

Tapi Shi Yan sepertinya mengerti bahwa dirinya yang salah sejak awal dan harus meminta maaf, jadi ciumannya jauh lebih lembut.

Napas Shi Yan menyelimuti Zheng Shuyi, gerakan bibir dan lidah Shi Yan dengan cepat menghentikan penolakannya, dan rintihan Zheng Shuyi berubah menjadi godaan.

Tangannya tidak bisa ia tahan untuk tidak memeluk leher Shi Yan. Saat Zheng Shuyi mengangkat dagunya untuk membalas ciuman Shi Yan, perdebatan hari ini akhirnya berakhir.

Ketika Zheng Shuyi akhirnya mendapat kesempatan untuk mengatur napas, baju tidurnya sudah terangkat sampai ke dadanya.

Meski tidak ada angin di dalam kamar, tapi lampu gantung bergetar seirama dengan jari-jarinya yang bersilang di punggung Shi Yan.

Zheng Shuyi tidak bisa mengendalikan semua sarafnya, pandangannya perlahan menjadi kabur.

Satu-satunya hal dari pemandangannya yang kabur itu, Zheng Shuyi bisa melihat tatapan Shi Yan yang penuh gairah.

Mulut Zheng Shuyi setengah terbuka, seluruh inderanya seolah-olah sedang direndam dan mendidih di dalam kolam air panas. Zheng Shuyi tidak tahu, apakah itu erangan Shi Yan atau erangan dirinya yang terdengar pelan di samping telinganya.

Zheng Shuyi yang berada di bawah tubuh Shi Yan, merasa lampu gantung itu sepertinya akan jatuh dan hancur berkeping-keping karena bergetar semakin kencang.

Zheng Shuyi terlalu malu menatap Shi Yan yang ada di depannya, tetapi setiap kali dia menutup matanya, tiba-tiba kembali terbuka karena emosi intens dari Shi Yan.

Sepertinya saat ini Shi Yan sangat menikmati kontak mata dengannya, atau mungkin saja Shi Yan memang ingin melihatnya dengan cara ini.

Dan Shi Yan juga ingin agar Zheng Shuyi melihatnya juga.

Di larut malam ini, ada banyak jejak telapak tangan Zheng Shuyi yang menempel di kaca lemari pakaian Shi Yan.

--

Di tengah malam suara jam akan menjadi sangat keras, sama seperti suara air yang mengalir di kamar mandi, hal itu membuat Zheng Shuyi sangat kesal.

Dia meringkuk seperti udang di dalam selimut, dia dengan linglung membelakangi kamar mandi untuk waktu yang lama.

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang