07

222 8 0
                                    

Begitu Zheng Shuyi meninggalkan kamar mandi, Xu Yuling langsung mengikutinya juga.

Saat menuju meja kerjanya, jarak mereka hanya beberapa meter.

Biasanya jika ada dua orang sedang berjalan bersama, walaupun mereka tidak bergandengan tangan, mereka akan ngobrol, dan itu adalah hal yang wajar.

Namun kali ini, mereka berdua seperti orang asing yang tidak saling kenal. Salah satu diantara mereka wajahnya penuh sukacita sedangkan yang satunya lagi justru sebaliknya.

Zheng Shuyi melihat ponselnya dengan tenang sementara beberapa rekannya menatapnya dengan ekspresi bingung. Lalu, dia bangkit dan berjalan menuju ruang Tang Yi.

Masalah yang selama ini membuatnya stress akhirnya terselesaikan. Tang Yi tidak membutuhkan terlalu banyak usaha untuk menyelesaikan konflik diantara karyawannya, dan kekhawatiran yang dialaminya ketika menerima draft Xu Yuling pagi ini sudang hilang begitu saja. Saat ini, dia duduk santai di kursi dan memutar pena di tangannya. Dia tersenyum pada Zheng Shuyi yang sedang duduk di depannya.

"Ini memang salah Xu Yuling. Aku sudah ingatkan dia, aku akan lebih perhatikan hal ini untuk penilaian peringkat kinerja karyawan di akhir tahun. Aku juga pasti akan mencegah hal ini agar tidak terjadi lagi"

Dia melihat ekspresi Zheng Shuyi yang tidak berubah dan melanjutkan, "Kita semua adalah tim. Kau akan selalu bertemu dengannya setiap hari. Kita tidak seharusnya memecat dia hanya karena ini, kan?"

Setelah bekerja di bawah Tang Yi selama bertahun-tahun, Zheng Shuyi merasa bahwa penyelesain konflik seperti ini agak tidak masuk akal. Lagipula Zheng Shuyi juga tidak mengharapkan penjelasan darinya.

Meskipun Xu Yuling tidak berhasil kali ini, Zheng Shuyi masih sangat marah atas apa yang terjadi.

Zheng Shuyi menatap kukunya dan tidak mengatakan apa pun.

Tang Yi melihat bulu mata Zheng Shuyi yang menutupi matanya dan bentuk mulutnya seperti terlihat ada sedikit ketidakpuasan.

Tang Yi merasa sedikit tidak berguna. Sebagai seorang wanita, dia tidak tahan melihat ekspresi depresi Zheng Shuyi. Ekspresinya tampak seperti campuran antara ingin berontak, kebencian dan kemarahan. Siapapun tidak akan tega melihat ekspresi seperti itu.

Dia tiba-tiba teringat pada mantan pacar Zheng Shuyi.

Wanita seperti apa yang ditemui pria itu, sampai dia rela memutuskan wanita secantik Zheng Shuyi.

Atau semua pria kelakuannya sama saja?

Ruangan menjadi sangat hening.

Ketika Tang Yi sibuk dengan pikirannya, dia tersadar karena tiba-tiba ponselnya berbunyi ada pesan yang masuk. Dia membaca pesan itu lalu berkata, "Masalah ini kita akhiri sampai disini saja. Draft Xu Yuling tidak akan diterbitkan. Kau pasti akan mendapatkan berita utama untuk Q4 tahun ini."

Zheng Shuyi mengeluarkan suara "Ya" dengan pelan. Ketika berdiri, dia tiba-tiba mendengar Tang Yi mencoba menghiburnya lagi, "Kami tidak pilih kasih, kami memilih draftmu karena informasi yang kau dapatkan jauh lebih banyak darinya. Meskipun pertanyaannya sama, dan garis-garis besarnya sama, tapi tetap saja hasilnya berbeda"

"Oke" Zheng Shuyi mengangkat alisnya dan menunjukkan sedikit senyuman di wajahnya, "Kurasa begitu. Sepertinya Shi Yan lebih menyukaiku."

"Oke," Tang Yi meliriknya sambil menyelesaikan beberapa materi untuk rapat.

Tatapannya juga menunjukka seolah-olah dia berkata, 'Apa kau sedang mabuk? Omong kosong apa yang kau bicarakan?'

"Kau tahu bahwa kau salah satu jurnalis terbaik di tim kita, kau tidak perlu merendah."

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang