09-2

202 6 0
                                    

Meskipun Qin Shiyue bekerja karena dipaksa, namun dia bukan orang yang tidak memiliki tujuan hidup. Dia tahu betul bahwa kinerjanya saat ini akan menentukan kualitas hidupnya di masa depan.

Jadi dia mencoba ambil cara aman dengan bekerja semampu yang bisa dia kerjakan.

Selama lebih dari 20 tahun, Qin Shiyue menjalani hidup dengan bahagia. Kemanapun dia pergi, akan ada orang yang memuji dan menghormatinya. Masalah kelulusan adalah masalah terbesar didalam hidupnya, meskipun pada akhirnya pihak kampus tidak terlalu berbuat banyak untuk meluluskan Qin Shiyue.

Dia sudah dua kali memanggil Zheng Shuyi hari ini untuk meminta bantuan, tapi pada akhirnya dia diabaikan olehnya.

Bahkan sampai mau pulang pun, Zheng Shuyi tidak melihatnya saat beranjak membawa tas.

Qin Shiyue belum pernah diperlakukan seburuk ini sebelumnya, hal ini membuatnya ingin melampiaskan amarahnya.

Saat bercerita tentang Zheng Shuyi, matanya juga perlahan menjadi merah.

Tentu saja, dia sengaja menjelaskan dengan nada sedih, agar orang yang mendengar merasa kasihan karena dirinya sudah diabaikan.

Setelah selesai bercerita, ruang makan menjadi hening beberapa saat.

Qin Shiyue diam-diam mengamati reaksi Shi Yan.

Shi Yan meletakkan ponselnya di atas meja lalu menatap Qin Shiyue.

Setelah sekilas menatapnya, dia kembali menunduk dan perlahan menyeka tangannya.

Lengkungan kecil di sudut mulutnya membuat Qin Shiyue sangat ketakutan.

Qin Shiyue tidak tahu apa maksud pamannya, apakah dia merasa kasihan padanya atau tidak.

--

Di luar tampak petugas kebersihan sedang bergelantungan membersihkan kaca jendela. Bulan dan bintang di langit berkelap-kelip menambah pemandangan malam menjadi lebih indah.

Sayangnya, orang yang sedang lembur tidak punya waktu menikmati pemandangan malam itu.

Pada pukul 21:15, setelah Zheng Shuyi selesai merevisi dan cek semua rincian, akhirnya dia mengirimkan draftnya ke Tang Yi. Setelah beres-beres, dia memijit lehernya, lalu dia bergegas pulang naik taksi.

Ada sedikit macet dijalan jadi butuh waktu hampir setengah jam untuk sampai di apartemennya.

Setelah mandi, Zheng Shuyi rebahan di tempat tidurnya, tiba-tiba pesan dari Tang Yi muncul di ponselnya.

Pesan itu mengatakan bahwa Tang Yi sudah membacanya, dan tidak ada komentar darinya, dia juga langsung mengirim draft tersebut ke pimpinan redaksi.

Itu tandanya Tang Yi sudah puas dengan hasil kerja Zheng Shuyi.

Sebelum mengirim draftnya kepada Tang Yi, Zheng Shuyi juga berpikir kalau konten yang dia kerjakan sudah sangat bagus dan sempurna. Dia sangat yakin ini akan menjadi sukses besar dan membuat redaksi mereka semakin terkenal.

Dia berguling, menopang dagunya, mengayunkan kakinya, dan senyuman perlahan muncul di wajahnya.

Mantap! semuanya berjalan lancar!

Satu-satunya yang menghambat dan memperlambat pekerjaannya adalah ketika dia harus menghubungi Shi Yan.

Sama seperti cuaca yang berubah dengan cepat, wajah Zheng Shuyi langsung mengerutkan kening dan menghela nafas.

Andai aku punya kontak WeChat Shi Yan...

Aku tidak akan stress setiap hari memikirkan bagaiman cara bertemu dengannya.

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang