22-2

239 13 0
                                    

Zheng Shuyi akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi. Dia sedikit tidak menyangka, ia segera bangkit dan tersenyum menjawab "Oke ~", lalu mengemasi laptopnya dan turun.

Pada pukul 22.30 di dalam gedung perkantoran terlihat banyak orang yang baru pulang kerja dan ada juga yang sedang menunggu taksi.

Dia berdiri di pinggir jalan tapi tidak melihat Shi Yan atau mobilnya.

Angin bertiup kencang di bawah langit malam. Zheng Shuyi membungkus syalnya lebih erat dan tepat ketika hendak menelepon, seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya.

Dia menoleh dan melihat seorang pria tampan berdiri di sampingnya. Dia mengenakan topi dan tersenyum cerah, menunjukkan dua lesung pipit kecil di pipinya.

Sepasang lesung pipit ini tampak familier, dan Zheng Shuyi ingat bahwa pria itu adalah pelayan kafe yang memberinya secangkir kopi gratis siang tadi.

"Anda baru saja pulang?" tanya pria itu sambil tersenyum.

Zheng Shuyi mengangguk, "Ya, lembur."

"Pasti melelahkan," Pria itu tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, "Mohon tunggu sebentar!"

Bahkan sebelum Zheng Shuyi sempat mengatakan apa pun, pria itu berlari secepat angin ke kafe di belakangnya.

Kemudian keluar dengan membawa kantongan kecil.

"Bukankah tadi siang kau ingin beli egg tart ini? Tapi karena sudah habis, jadi tidak kebagian. Kupikir kalian berdua sangat menginginkannya, jadi saat kokinya datang tadi sore, aku memintanya membuatkan dua"

Pria itu mengangkat pinggiran topinya dan menatap Zheng Shuyi dengan malu-malu, "Aku tidak menyangka kita bertemu lagi sekarang"

Kemudian dia menyerahkan kantongan kecil itu pada Zheng Shuyi.

Karena melihat Zheng Shuyi tidak berniat untuk menerimanya, dia melanjutkan, "Aku khusus memesannya untuk anda. Jika Anda tidak menginginkannya, aku harus membuangnya. Karena aku tidak suka makan yang manis-manis"

Pria ini sudah bekerja di kafe tersebut lebih dari setengah tahun. Setiap kali Zheng Shuyi beli minuman, dia pasti melihatnya. Tapi walaupun dia bukan orang asing, tapi mereka tidak akrab juga.

Zheng Shuyi dengan ragu menerima kantongan itu.

"Terima kasih, berapa harganya? Aku akan kasih..."

"Apa sedang menunggu taksi?" Pria itu tahu apa yang mau dikatakannya dan dengan cepat menyela, "Ini sudah larut malam, tidak aman jika sendirian. Apa kamu ingin aku menemanimu menunggu?"

"Aku......"

Begitu hendak bicara, Zheng Shuyi mendengar langkah kaki di belakangnya.

Langkah kaki itu terdengar familiar, Zheng Shuyi segera berbalik.

Lampu gedung perkantoran sangat terang menutupi alun-alun di depan pintu. Shi Yan berjalan ke arahnya perlahan. Meskipun pantulan cahaya dari kacamatanya berkedip-kedip, hal itu tidak menghentikannya untuk menatap Zheng Shuyi.

Dengan refleks Zheng Shuyi menjauh dari pelayan kafe itu.

Saat Shi Yan mendekat, Zheng Shuyi berbisik, "Aku sedang menunggu seseorang."

Mendengar kata-kata Zheng Shuyi, Shi Yan meliriknya kemudian pria itu.

Lalu Shi Yan meraih pergelangan tangannya.

"Waktunya untuk pergi"

Pria itu terdiam, suaranya seperti tersangkut di tenggorokan. Melihat keduanya berjalan menjauh darinya, dia berkata, "Aku..."

Shi Yan berhenti, kembali menatap pria itu, kemudian bertanya pada Zheng Shuyi, "Sudah bayar belum?"

"Hah?"

Shi Yan melirik Zheng Shuyi dan tanpa berkata apa-apa lagi, ia menariknya ke samping mobil. Shi Yan membuka pintu dan mengambil sejumlah uang dari dalam mobil.

Awalnya Zheng Shuyi masih tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi. Kemudian ia melihat Shi Yan berjalan kembali ke arah pria itu dan menyerahkan uang kepadanya tanpa berkata apa-apa.

Pria itu berdiri di sana dengan tercengang. Dia akhirnya memahami sesuatu. Dia tersipu, menekan pinggiran topinya ke bawah, lalu berjalan ke arah lain.

Zheng Shuyi yang menyaksikan adegan itu merasakan kebahagiaan menyebar ke seluruh tubuhnya. Dia juga ingin tertawa tetapi berusaha sekuat tenaga untuk tetap menahannya.

Dengan egg tart di tangannya, dia melihat Shi Yan berjalan kembali ke arahnya.

"Kenapa kau di sini?" Zheng Shuyi akhirnya bertanya.

"Kebetulan lewat."

Zheng Shuyi sudah belajar banyak dari pengalaman, dia tidak mau banyak bicara. Dia hanya mengatakan "Oh", agar tidak membuat masalah bagi dirinya sendiri.

Shi Yan sepertinya juga sedang tidak buru-buru.

Angin yang bertiup bercampur dengan aroma parfum. Shi Yan menatap Zheng Shuyi dan berkata dengan wajah serius, "Kau cukup populer."

"Biasa saja," jawab Zheng Shuyi dengan rendah hati.

Hening sejenak.

Shi Yan tiba-tiba mengulurkan tangannya dan dengan lembut menarik syal Zheng Shuyi. Shi Yan melihat kantong yang dipegangnya dan bertanya, "Lapar?"

Zheng Shuyi melihat tatapan Shi Yan tertuju pada kantong egg tart itu. Dia mengangkat kantongan itu dan menggoyangkannya di depan mata Shi Yan. "Apa kau mau?" Zheng Shuyi bertanya balik.

Shi Yan mengambil kantongan itu dari tangannya, tapi bukannya dimakan, dia malah melemparkannya ke kursi belakang.

"Berani sekali kau makan sesuatu dari orang asing?"

"Dia lebih sering melihatku daripada kau," gumam Zheng Shuyi.

Setelah berbicara, Zheng Shuyi mendongak dan melihat tatapan Shi Yan. Kemudian ia masuk ke dalam mobil dan segera menutup pintunya.

Setelah beberapa saat, Shi Yan belum juga masuk ke dalam mobil.

Shi Yan mengetuk jendela.

Zheng Shuyi tidak tahu kesalahan apa lagi yang dibuatnya. Dia menurunkan kaca jendela sedikit, hanya terlihat sepasang matanya saja, lalu bertanya, "Apa?"

"Duduk di depan, aku bukan supirmu"

--

Ketika Xu Yuling turun, dia sedang berbicara dengan sopir yang menyuruhnya untuk segera masuk ke dalam taksi. Ada banyak mobil di jalanan hari ini, dan taksi hanya bisa berhenti selama 3 menit untuk turun naik penumpang. Jika dia tidak bisa tepat waktu, maka taksi akan meninggalkannya.

Xu Yuling dengan kesal menutup ponsel dan mempercepat langkahnya.

Ketika keluar dari pintu perusahaan, dia melihat Zheng Shuyi duduk di dalam mobil.

Dia berhenti.

Pertama, dia melihat logo mobil, lalu melihat pria yang membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

Meskipun hanya bisa melihat wajahnya dari samping, dia jelas tahu siapa orang itu.

Xu Yuling tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Dia melihat foto konferensi pers Bank Mingyu beberapa waktu lalu dan mempelajarinya berulang kali.

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang