67

359 19 0
                                    

Zheng Shuyi mencoba mengungkapkan rahasianya.

Tetapi sepertinya IQ Qin Shiyue tiba-tiba meningkat sepuluh kali lipat. Dia bahkan tidak memberi kesempatan kepada Zheng Shuyi untuk menjawab tiga pertanyaan yang dilontarkannya, "Jadi itu sebabnya dia menyukai postinganmu di tengah malam?! Dia bahkan pergi ke Qingan saat tahun baru?! Oh...oh! Sebelumnya aku juga pernah melihatmu di dekat rumahnya, aku bertanya-tanya sedang apa kau di sana?"

Zheng Shuyi: "..."

Sekarang tidak ada lagi yang bisa dijelaskannya.

Di ruang tamu, Shi Yan melepas jaketnya dan setengah bersandar di sofa. Dia benar-benar santai dan tidak menyadari apa yang sedang dialami pacarnya.

"Tapi, kenapa bisa begitu, pamanku???"

Qin Shiyue memegang keranjang ceri dengan erat, matanya penuh kebingungan, "Bukankah kau bilang mantan pacarmu, eh, apa yang dia lakukan, dia selingkuh, dan kemudian, ah, aku bahkan tidak tahu apa yang aku katakan!"

"Oke oke, diamlah!"

Zheng Shuyi menyadari kebohongannya mungkin tidak akan bertahan lama, jadi dia berterus terang padanya, "Aku salah orang! Aku mengira Shi Yan adalah paman pelakor itu"

Salah orang?!

Kok kau bisa berpikir sekonyol itu?!

"Ya ya ya, aku tahu ini sangat memalukan, tapi itulah yang terjadi, aku salah orang!"

Qin Shiyue membuka mulutnya dan setelah beberapa detik dia berkata, "Kalau begitu, apa pamanku tahu?"

Zheng Shuyi menunduk dan perlahan mengangguk.

Zheng Shuyi tidak tahu apa yang ada di pikiran Qin Shiyue, seberapa marah dia setelah mengetahui hal ini.

Jika Qin Shiyue benar-benar marah padanya, bagaimana cara untuk membujuknya, bahkan membujuk pria saja dia tidak tahu.

Setelah hening lama, Qin Shiyue masih tidak mengatakan apa-apa.

Zheng Shuyi menoleh, dia melihat Qin Shiyue menatap kosong ke arah Shi Yan, Zheng Shuyi tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Qin Shiyue.

Zheng Shuyi juga tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa diam di samping Qin Shiyue dan membiarkannya memproses informasi ini.

Seolah merasakan tatapan Qin Shiyue, Shi Yan menoleh dan melihat ke arah mereka, lalu dia berdiri.

Qin Shiyue membeku di tempatnya seperti patung. Matanya bahkan tidak berkedip saat Shi Yan berjalan mendekat.

Shi Yan memegang jaket Zheng Shuyi.

Shi Yan mendorong pintu hingga terbuka, lalu dia disambut hembusan angin.

Shi Yan mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa kau tidak pakai jaket?"

Dia bertanya pada Zheng Shuyi.

Zheng Shuyi menyentuh hidungnya dan berkata dengan sangat pelan, "Aku lupa."

Shi Yan mengenakan jaket untuknya dan kemudian menatap ceri di tangannya. Shi Yan bertanya dengan ketidakpuasan, "Hanya segitu?"

Zheng Shuyi tanpa sadar menutupi keranjang dan tidak lupa menyalahkannya, "Ya, karena hanya aku yang memetiknya"

Mungkin Zheng Shuyi tidak menyadarinya, tapi Qin Shiyue jelas-jelas bisa melihat ada senyuman lembut di wajah Shi Yan.

Lebih lembut dari angin musim semi.

Itu adalah sisi pamannya yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

"Cepatlah," senyum Shi Yan perlahan hilang dan kemudian berbalik, "Kita sebentar lagi pulang"

Zheng Shuyi: "Oh..."

Setelah bayangan Shi Yan benar-benar menghilang, Zheng Shuyi melihat ke arah Qin Shiyue.

Qin Shiyue masih menatap kosong ke arah Zheng Shuyi seperti sebelumnya, tapi sorot matanya berbeda sekarang.

Zheng Shuyi merasa Qin Shiyue sedang menatap kagum padanya.

"Jadi..." gumam Qin Shiyue, "Dia tahu semuanya tapi tidak membunuhmu?"

"...kita hidup di negara yang berlandaskan hukum , tolong perhatikan ucapanmu itu"

Memang cukup sulit bagi Qin Shiyue untuk menerima hal seperti itu dalam waktu singkat, tapi dia juga menyadari sesuatu.

"Jadi, kalau pepet terus bisa berhasil?"

--

Dalam perjalanan pulang, Zheng Shuyi memegang sekotak ceri yang sudah dicuci, dia memberikannya kepada Shi Yan.

"Mau coba satu?"

Shi Yan memandang ke depan stir, "Tidak."

Zheng Shuyi sudah terbiasa dengannya yang seperti ini. Dia diam-diam menarik tangannya seolah tidak terjadi apa-apa.

Lalu Shi Yan bertanya, "Apa yang kau bicarakan dengan Shiyue hari ini?"

"Mm?"

"Saat kita mau pulang, aku lihat sepertinya pikirannya berada di tempat lain."

"Kau mengamati dengan cermat"

Zheng Shuyi menundukkan kepalanya untuk makan ceri, "Aku sedikit tidak bahagia tadi, apa kau tahu?"

Shi Yan meliriknya lalu tersenyum.

Zheng Shuyi tidak mengunyah ceri yang ada di mulutnya, dia bertanya, "Kenapa kau tersenyum?"

Shi Yan tidak menjawab.

Dalam situasi seperti ini, Zheng Shuyi tahu bahwa dia tidak akan bisa mendapat jawaban darinya.

Suasana hening sampai di Bay of Clouds. Begitu mereka masuk, Zheng Shuyi mulai mencari kantong plastik.

Zheng Shuyi membungkuk di samping rak penyimpanan dan melihat sekeliling dan bertanya, "Apa ceri bisa disimpan di kulkas? Apa tidak busuk besok?"

Orang di belakangnya tidak menjawab.

Zheng Shuyi menoleh dan melihat Shi Yan sedang bersandar di samping meja dan mengambil ceri.

"Kenapa tadi kau tidak mau?"

Zheng Shuyi tiba-tiba mengambil kotak ceri itu darinya, "Apa maksudmu?"

"Karena aku tidak suka makan ceri", Shi Yan berkata dengan tenang sambil mengambil kembali kotak itu darinya.

Zheng Shuyi sedikit tercengang, "Lalu sekarang kau mau apa?"

Shi Yan mengulurkan kakinya, dia memblokir langkah Zheng Shuyi, kemudian dia menarik Zheng Shuyi ke arahnya.

"Tapi aku ingin melihatmu memakannya"

Dia tersenyum saat mengatakan ini.

Senyumnya berbeda ketika dia berada di depan umum. Sorot matanya tak lain hanyalah rayuan.

Pada saat ini, Zheng Shuyi merasa dia dan Shi Yan seperti iblis dan sarjana yang menerima naskah yang salah.

Saat Shi Yan membawa ceri ke mulutnya, Zheng Shuyi tanpa sadar menggigit ceri itu.

Setelah terus menerus memakan hampir selusin ceri, Zheng Shuyi akhirnya mendongak dan tersenyum pada Shi Yan.

"Apa karena aku terlihat sangat cantik saat makan buah ceri?"

Shi Yan tersenyum dan tidak mau mengakui,

"Tidak"

Zheng Shuyi: "?"

"Karena aku ingin tahu bagaimana rasa ceri."

Mulut penuh rasa ceri memang berbeda dengan ciuman mereka yang sebelumnya.

Tanpa hasrat, hanya ciuman yang murni, seolah-olah mereka sedang bermain game, meski terlihat sedikit kekanak-kanakan, namun Zheng Shuyi sama sekali tidak mau melepaskannya.

Saat berciuman, Zheng Shuyi melingkarkan tangannya di leher Shi Yan, dan dia tersenyum.

Rasanya sedikit gatal dan mau tidak mau, Zheng Shuyi sedikit bersandar ke belakang, Shi Yan yang tangannya berada di belakang pinggang Zheng Shuyi, mengikuti gerakannya dan mencondongkan tubuhnya ke depan.

Mata Zheng Shuyi tersenyum saat melihat Shi Yan yang tersenyum juga.

Malam ini, mereka bermain-main dengan sekotak kecil ceri, mereka menghabiskan beberapa jam tanpa menyadarinya.

Pada malam musim semi yang panjang, bulan bersinar terang.

Pria di depannya diam-diam memeluknya.

Meskipun tidak ada janji lisan, Zheng Shuyi dapat merasakan bahwa setiap detik yang mereka habiskan saat ini hanya akan menjadi bagian kecil dari masa depan mereka.

--

Pada saat yang sama, Wang Meiru, yang masih di Qingan, menerima berita itu lebih lambat dibandingkan anak-anak muda. Butuh beberapa hari untuk menyadari bahwa orang-orang telah membagikan beberapa link berita tentang 'Song Lelan' di feed-nya.

Tentu saja, Wang Meiru tahu siapa Song Lelan, karena ada banyak koleksi CD yang dikumpulkan Zheng Shuyi di rumah mereka.

Dia mengklik link itu dan melihat sekilas, dia mengira itu hanya gossip semata.

Nyonya Wang tidak terlalu tertarik dengan industri hiburan. Setelah selesai scrolling, dia memutuskan untuk keluar.

Namun saat ibu jarinya bergerak, matanya tiba-tiba menyadari foto seorang pemuda yang terlihat sangat familiar.

Karena dia sudah menjadi wali kelas selama bertahun-tahun. Sebagai guru yang bisa mengingat semua nama siswa baru dalam sebulan, tidak sulit baginya untuk mengingat wajah Shi Yan.

Dia mengangkat kacamatanya, kemudian mengirimkan hasil screenshot foto itu kepada Zheng Shuyi.

--

Tepat sebelum mandi, ponsel Zheng Shuyi tiba-tiba berdering dua kali.

Peternak: Yo, bukankah ini pacarmu?

Zheng Shuyi: Wow, kau juga melihatnya?

Zheng Shuyi: Berita ini menyebar cepat, hampir semua orang mengetahuinya. Banyak yang datang kepadaku untuk menanyakan hal ini, itu sangat menjengkelkan.

Peternak: Kau terlalu mendalami peranmu.

Zheng Shuyi: ?

Zheng Shuyi: Ma! Dia benar-benar pacarku!

Wang Meiru tidak membalasnya, dia pasti sudah tidur.

Zheng Shuyi juga tidak ingin berdebat, dia meletakkan ponselnya lalu pergi mandi.

Saat Shi Yan masuk, ponselnya yang berada di tempat tidur berdering lagi.

Shi Yan mengetuk pintu kamar mandi setelah melihat panggilan WeChat itu.

"Shuyi"

Zheng Shuyi mandi sambil mendengar musik, jadi dia tidak mendengar Shi Yan.

Tapi ponselnya masih berdering.

Shi Yan tidak berpikir panjang, lalu mengklik tombol jawab.

Wang Meiru: "Yiyi, apa kau belum tidur, kau sedang apa?"

Shi Yan: "Dia lagi mandi."

"..."

Ujung telepon yang lain tiba-tiba menjadi sunyi.

Setelah sekian lama, Wang Meiru berbicara lagi, kali ini suaranya serius seperti seorang Dekan Siswa yang berbicara di sekolah.

"Anda siapa?"

--

Setelah mandi, Zheng Shuyi tidak langsung mengeringkan rambutnya. Dia mengenakan piyama lalu berjalan keluar. Dia mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil bertanya, "Apa kau baru saja mengatakan sesuatu?"

Shi Yan duduk di sofa dan menatapnya, "Ya, menjawab telepon"

Zheng Shuyi berkata "oh" dan hendak mengeringkan rambutnya, tapi Shi Yan tiba-tiba melanjutkan, "Menjawab teleponmu"

"Mm?"

Zheng Shuyi tidak marah karena Shi Yan menjawab teleponnya tanpa izin, dia hanya bertanya, "Dari siapa? Bos Tang?"

"Tidak, ibumu."

Zheng Shuyi: "..."

Zheng Shuyi perlahan membalikkan tubuhnya, ada cemas yang terlihat di wajahnya, "Dia bilang apa?"

Shi Yan tidak begitu mengerti apa arti kalimat terakhir Wang Meiru, jadi dia mengulangi kata demi kata.

"Kau disuruh tunggu, dia sedang dalam perjalanan menjemput Andy Lau"

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang