13

203 12 0
                                    

Ruangan ini penuh sesak dengan orang-orang, tapi tidak seorangpun berada di dekat Shi Yan.

Sehingga suara Shi Yan terdengar jelas di telinga Zheng Shuyi.

Zheng Shuyi bingung selama beberapa detik, karena tidak tahu untuk apa Shi Yan memanggilnya.

Apa Shi Yan butuh sesuatu?

Untuk apa dia memanggilku?

Semua orang di sekitar mereka memandang ke arah Zheng Shuyi.

He Boming juga menjulurkan lehernya dan menatapnya dengan penasaran. Lalu, ia menyenggol lengan Zheng Shuyi.

"Dia menyuruhmu kesana"

Zheng Shuyi menoleh ke arah He Boming, dia berkedip, lalu sesuatu terlintas dipikirannya.

Saat Zheng Shuyi terus melihat ke arah He Boming, ia semakin yakin dengan apa yang ada pikirannya.

Kemudian mata Zheng Shuyi tertuju pada aplikasi WeChat yang ada di ponsel mereka berdua.

Tiba-tiba seperti ada ledakan kembang api di kepala Zheng Shuyi.

Shi! Yan! Merasa risi!

Dia...Cem...buru!

Dia! Cemburu!

Zheng Shuyi sangat kegirangan di dalam pikirannya, ia merapikan rambut, memakai sepatu hak tingginya lalu berjalan perlahan menuju pintu belakang panggung.

Saat mengulurkan tangan dan mendorong pintu, senyumnya semakin melebar.

Dia sangat bahagia. Kalau saja tidak banyak orang di sini, ia mungkin sudah melompat kegirangan saat ini.

Ruang tunggu ini tampak seperti dunia yang benar-benar berbeda.

Jendelanya sangat bersih, dan sinar matahari bisa menembus dan menerangi seluruh ruangan.

Beberapa sofa disusun sejajar, lantainya dilapisi karpet lembut. Di sekeliling meja ada beberapa orang sedang berdiri, mereka mengenakan pakaian formal, memegang iPad dan map di tangan mereka, mereka terlihat saling berbisik.

Selain suara bisik-bisik mereka, tidak ada suara lain terdengar di ruangan itu.

Zheng Shuyi yang sejak tadi mengikuti Shi Yan dari belakang bertanya, "Apa yang kau inginkan dariku?"

Shi Yan diam saja. Dia menunjuk ke arah sofa di belakang Zheng Shuyi.

"Duduk."

Zheng Shuyi duduk dan menatapnya dengan mata penuh harapan.

Cepat!

Katakan padaku, kau sedang cemburu!

Shi Yan menunduk dan melirik wajahnya.

Dia menatap Zheng Shuyi tetapi masih tetap diam.

Zheng Shuyi menjadi cemas.

Siapapun yang melihat Zheng Shuyi saat ini, tahu bahwa ada terlukis suatu kebanggan di wajahnya.

"Ada masalah apa?"

"Kemana perginya wanita yang berada di sampingmu?" Shi Yan bertanya dengan santai.

Zheng Shuyi berkedip seolah belum paham maksudnya.

Shi Yan mengulangi, "Jurnalis wanita yang datang bersamamu."

Zheng Shuyi tercengang, merasakan pelipisnya melonjak.

Setelah memahami apa yang dimaksud Shi Yan, sarafnya ikut tegang.

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang