18-1

206 11 1
                                    

Jadi atau tidak jadi beli gaun ini, merupakan masalah besar bagi Qin Lezhi.

Jika dia membelinya, maka seperti yang dikatakan Qin Shiyue, ia memilih yang paling jelek.

Jika tidak jadi membelinya, banyak orang sudah terlanjur menyaksikan, maka akan sangat memalukan jika pergi begitu saja.

Zheng Shuyi memperhatikan penjaga toko mulai memasukkan gaun itu satu per satu. Dia berdiri di dekat kasir dan berbisik kepada Qin Shiyue, "Tunggu dulu, apa kita benar-benar akan membeli semua ini?"

Qin Shiyue mengangguk dengan serius, "Tentu saja"

"Aku rasa tidak perlu"

"Jangan khawatir, aku pakai kartu pamanku kok. Dia tidak akan keberatan"

"Lebih buruk lagi, aku bahkan tidak mengenal pamanmu"

"Berhentilah untuk terlalu khawatir, aku sudah bilang aku akan membelinya, aku tidak bisa batalin lagi!"

Qin Shiyue mungkin terlalu bersemangat setelah terlibat dalam kejadian ini. Ekspresinya seperti menunjukkan, aku akan bayar dan tak seorang pun yang bisa menghentikanku! Lalu dia berkata, "Anggap saja ini sebagai tanda terima kasih karena mengajakku nonton konser."

――Dan sedikit kompensasi atas sesuatu yang terjadi sebelumnya...

Tapi Qin Shiyue merasa terlalu malu untuk mengatakannya dengan lantang.

Setelah menggesek kartunya, Qin Shiyue menandatangani, gerakannya tampak lihai dan elegan. Jauh lebih cekatan dibandingkan saat sedang bekerja di kantor.

Setelah melambaikan tangannya, Qin Shiyue menatap Qin Lezhi dan Yue Xingzhou dengan marah.

"Terima kasih kak"

"Apa-apaan sih!", semua pengunjung yang ada di toko menyaksikan kejadian itu. Qin Lezhi tidak bisa duduk diam lagi dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Dia berteriak dengan marah dan bergegas maju ke arah Qin Shiyue. Untungnya, dia dihentikan oleh Yue Xingzhou.

Beberapa penjaga toko mengelilingi Qin Shiyue dan Zheng Shuyi, ada banyak orang yang hanya menonton untuk bersenang-senang.

Qin Shiyue menoleh, "Mengapa kau mengutuk? Apa salahku membelinya? Emangnya aku pakai duitmu?"

"Sudah! Sudah" Yue Xingzhou meraih Qin Lezhi yang masih kesal lalu menyeretnya keluar, "Jangan beli ini, lagipula ini kelihatannya tidak terlalu bagus"

"Tidak terlihat bagus?" Qin Lezhi mencibir dan berkata dengan suara pelan dan hanya bisa didengar Yue Xingzhou, "Aku lihat bola matamu nempel di tubuhnya"

--

Cahaya yang menyilaukan membuat Zheng Shuyi sedikit bingung.

Para penjaga toko memandang mereka seperti ibu mereka sendiri. Mereka benar-benar akan mencapai target penjualan bulanan hanya dalam sehari.

Hal ini membuat Zheng Shuyi merasa sedikit tidak nyaman, ia merasa cara pikir orang kaya memang sangat berbeda dengan orang lain.

Namun Zheng Shuyi masih mengenakan gaun merah, saat berjalan keluar mal, tangannya penuh dengan struk belanjaan yang akan diantar ke rumahnya.

Seperti kentang panas, dia benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapinya.

Dia mulai merencanakan bagaimana cara mengembalikan barang itu begitu tiba; uang tersebut harus dikembalikan langsung ke rekening Qin Shiyue.

Saat mereka berdua berdiri di pinggir jalan, mereka mendengar klakson mobil terus menerus masuk ke telinga mereka.

"Kakak mau kemana sekarang?" Qin Shiyue memakai kacamata hitamnya dan hendak memanggil sopirnya, "Apa kakak mau ikut makan malam bersamaku?"

Zheng Shuyi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Maaf, aku sudah ada janji makan malam dengan seseorang"

Mendengar nada gembira Zheng Shuyi, Qin Shiyue menoleh ke arahnya.

Mata keduanya bertemu, Zheng Shuyi mengangkat alisnya, menunjukkan senyuman penuh arti.

"Oh! Aku ngerti!!"

Qin Shiyue tiba-tiba menyadari dan tertawa, "Pantas saja kakak beli gaun baru"

Zheng Shuyi tersenyum dan menjawab, "Cerdas"

Qin Shiyue mengacungkan jempolnya, "Mantap! Kakak pasti bisa!!"

--

Zheng Shuyi tidak menyangka dirinya akan lama di mal. Setelah berpisah dengan Qin Shiyue, ia pulang naik taksi. Saat turun dari taksi, dia melihat mobil Shi Yan mendekat.

Zheng Shuyi melihat barang belanjaannya, setelah berpikir sejenak, ia berjalan cepat menuju apartemennya.

Dia ingin pulang dulu untuk meletakkan belanjaannya. Selain itu, dia hanya mengenakan flat shoes saat keluar. Dia merasa harus menggantinya dengan high heels.

Namun baru beberapa langkah berjalan, mobil di belakangnya berhenti.

"Zheng Shuyi"

Mendengar Shi Yan memanggil namanya dengan tenang, Zheng Shuyi tanpa sadar berhenti dan menoleh.

Jendela mobil Shi Yan diturunkan, dari sudut pandang Zheng Shuyi, dia hanya bisa melihat setengah wajah Shi Yan. Mata Shi Yan yang penuh arti sedang menatapnya.

"Naik"

"Oke"

Zheng Shuyi ikut membawa masuk belanjaannya ke dalam mobil, karena tidak punya pilihan lain.

Terdengar suara berisik saat Zheng Shuyi memasukkan dan menyusun kantong belanjaan di bawah kakinya.

Shi Yan mengkerutkan kening dan meliriknya beberapa kali.

Mobil kantornya tidak pernah dipenuhi barang-barang seperti ini. Terlihat berantakan sekali.

Zheng Shuyi meluruskan rambutnya sambil melihat ke jendela mobil lalu bertanya pada Shi Yan kemana mereka akan pergi.

Sesekali Shi Yan membaca beberapa file. Zheng Shuyi tidak mau mengganggu lagi dan hanya duduk diam di sampingnya.

Setengah jam kemudian, mobil melintasi jalan raya menuju pinggiran kota, melewati taman hiburan, kemudian melaju di samping danau, lalu parkir di pintu taman yang bergaya Cina.

Taman ini milik pribadi keluarga Cheng, dan sebagian taman terbuka untuk umum. Lingkungannya sangat tenang dan bersih, tempat yang sempurna untuk berpacaran.

Jamuan makan malam kali ini bukan untuk kepentingan bisnis, melainkan jamuan untuk kalangan teman dan keluarga.

Sejak anak satu-satunya Tn. Cheng meninggal, dia mulai mengadakan jamuan makan malam ini untuk mengurangi rasa kesepiannya. Semua teman, kerabat dan keluarga datang membawa anak-anak mereka. Tuan Cheng sangat bahagia melihat anak-anak itu.

Sudah lebih sepuluh tahun, jamuan akhir tahun ini masih belum berubah. Sampai anak-anak mereka sudah dewasa pun, masih tetap ikut menghadiri jamuan makan malam ini.

Sayangnya, Zheng Shuyi tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Saat dia mengikuti Shi Yan masuk, ia merasa ada sesuatu yang salah.

Aula berkelok mengelilingi taman yang luas. Bahkan ada jembatan di atas aliran sungai kecil.

Setelah melihat situasi tempat ini, sepertinya bukan tempat yang cocok untuk pacaran.

Zheng Shuyi berjalan cepat ke sisi Shi Yan.

"Kita mau makan di sini?"

Shi Yan tidak jadi menjawab saat memandang ke arah Zheng Shuyi. Shi Yan melihat dan mengamati Zheng Shuyi mulai dari kepala hingga kakinya. Tanpa high heels, Zheng Shuyi lebih pendek dan wajahnya juga terlihat mungil.

Shi Yan tiba-tiba berbisik, "Kenapa kau begitu pendek?"

Zheng Shuyi : ?

Jika kau tidak ingin menjawab, jangan jawab. Kenapa kau tiba-tiba mengejekku?

"Emangnya kenapa kalau aku pendek? Tetap saja aku bayar ongkos orang dewasa di kendaraan umum."

"..."

Accidental Love / Only For Love (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang