Didalam ruangan sebuah rumah sakit terkemuka di Thailand, Becky duduk termenung seorang diri. Dipandanginya pemandangan diluar sana yang begitu cerah. Terasa menyenangkan dan dirinya ingin sekali bisa berjalan kesana kemari dengan mudah seperti kemarin.
Namun pada akhirnya Becky hanya bisa menghela napas panjang. Hal yang kemarin bisa dia lakukan dengan mudah, kini dia harus berjuang mati-matian dulu karena setelah berada dalam tubuh gadis lemah.
Ceklek!
Seseorang masuk kedalam ruangannya dan sesaat Becky diam mengamati siapa yang datang. Lalu sedikit kilasan tentang gadis itu muncul dalam kepalanya. Dia tahu jika gadis bernama Irin adalah teman baik Becky.
"Woah .. aku tak menyangka setelah bangun dari koma kau malah melompat dari pohon dan masih hidup," ucap Irin setengah takjub dan heran.
Becky tersenyum tipis. "Jangan terkejut Irin, aku mungkin bisa melakukan lebih dari itu."
"Apa? Yah! Ternyata memang benar apa yang dikatakan gadis itu. Pasti otak dalam kepalamu sudah rusak, kau jadi sangat aneh sekarang!"
Becky kembali tersenyum lalu menepuk-nepuk pelan tempat tidurnya, isyarat agar gadis itu duduk didekatnya. "Kemarilah Irin. Ada sesuatu yang ingin kukatakan."
"Apa?" tanya Irin penasaran dan segera mendekat lalu mendaratkan pantatnya didekat Becky berbaring. "Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?"
Becky mengangguk. "Aku .. ingin tahu dimana dia sekarang?"
"Dia? Siapa?"
"Dia? Dia adalah seseorang yang sangat gadis ini benci. Tapi .. juga seseorang yang tak bisa kulepaskan."
"Astaga, lihat cara bicaramu! Kau sungguh baik-baik saja? Aku yakin kepalamu tidak terbentur tadi?"
"Tidak Irin, aku baik-baik saja karena gadis itu telah menangkapku tepat waktu. Karena itu aku jadi penasaran apa dia masih hidup sekarang?"
Mulut Irin sedikit menganga ketika mendengar cara bicara Becky yang sangat aneh. Irin segera menangkupkan telapak tangannya ke kening Becky. "Kau pasti sedang sakit," ujarnya.
Becky segera menepis tangan Irin dan menatap gadis itu kesal. Cukup merepotkan menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya sekarang. Karena itu Becky hanya menghela napas panjang.
"Katakan padaku dimana Freen sekarang, aku ingin melihatnya," ucap Becky. Dia harus melihat bagaimana kondisi wanita gila itu setelah menyelamatkannya.
"Aaaah ... dia." Irin akhirnya paham tapi tak lama dia menatap Becky heran. "Jadi kau masih menyukainya? Kau bilang sudah tak punya perasaan apapun padanya."
"Oh? Ooh .. itu ... aku hanya penasaran saja. Akan merepotkan jika dia sampai mati lebih dulu," jawab Becky.
"Yaa!"
"Apa?"
"Kau sungguh Becky temanku!?"
Becky berkedip cepat lalu menelan ludah. Lalu ia mengenggam tangan Irin. "Aku ..."
"Becky!"
Kedua gadis itu menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang pria muda tampan seumuran mereka berdiri menatap dengan mata sedih. Pria itu mendekat cepat dengan sebuket bunga ditangannya.
"Kau baik-baik saja? Syukurlah kau sudah siuman. Kupikir kita tak akan bisa bertemu lagi, aku sangat cemas padamu," ujarnya dengan tulus.
Becky menatap pria itu lekat-lekat. Awalnya dia tak mengenali siapa pria itu tapi tak lama bayangan pria manis itu melewati kepalanya. Ternyata itu Alex, temannya sejak kuliah. Teman pria baik hati yang selalu memendam perasaan pada Becky.
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming heart
RomanceHati wanita yang begitu dingin yang bahkan ketika kau hanya menatapnya. Dunia yang mengitarinya dipenuhi tajamnya batu kerikil dan sepi. Lalu saat musim dingin terlewati dan musim panas datang, seseorang perlahan mulai merengkuhnya. Memberikan kehid...