Saat dirinya hampir tenggelam, Freen segera menyadarkan dirinya dengan menarik tubuhnya bangkit dari tempat tidur.
"Kau! Apa yang kau lakukan!?" protes Freen sembari mengusap bibirnya setelah beberapa detik lalu Becky mengecupnya. Gadis itu selalu melakukan tindakan gila!
Becky beranjak duduk dan menyilangkan kaki, menatap Freen intens. "Kenapa? Kau menyukainya kan? Sudahlah mengaku saja," goda Becky.
Mata Freen melotot. "Menyukai apa!? Itu .. itu adalah pelecehan!"
Becky tertawa mendengarnya. "Ya! Pelecehan apa yang terjadi diantara suami istri huh?"
"Itu .. tetap saja! K-ku selalu saja melakukannya tanpa persetujuanku!"
"Untuk apa aku harus minta ijinmu?"
"Kau ini dasar! Khaah ..." Freen hanya bisa menghela napas tanpa bisa melanjutkan ucapannya. Gadis itu akhirnya memilih berjalan ke sofa, mengambil jaket hitamnya dan memakainya untuk selimut saat berbaring disana.
Becky yang melihat sikap gadis itu tersenyum kecil lalu berujar, "ya ampun, kursimu pasti keras dan tak nyaman."
"Tak usah hiruakan aku, aku tak butuh perhatian darimu," gumam Freen masih memunggungi Becky. Dia menyembunyikan wajahnya bukan karena kesal, melainkan tak ingin Becky melihat rona merah yang masih belum hilang dari wajahnya.
Becky menepuk kasurnya. "Kemarilah. Aku tak keberatan berbagi ranjang denganmu."
Freen hampir tersedak jika dia tak menahan diri untuk tetap diam ditempatnya. Freen menggeliatkan badannya dan menarik jaketnya hingga menutup seluruh wajahnya, tak mau menanggapi gadis itu lagi.
"Hmm .. kau sungguh tak mau?"
"Kau sudah tidur?"
"Hei, Freen Sarocha!"
Tak ada tanggapan dari Freen dan Becky langsung mendesah kesal. Dasar Freen, gadis itu tak menarik dan sangat sangat membosankan. Becky kembali mendesah lirih dan akhirnya memilih membaringkan dirinya. Sepertinya harapan Becky untuk membuat gadis menyebalkan itu tertarik padanya terlalu tinggi.
Dan setelah beberapa jam tak ada lagi pertengkaran diantara kedua gadis itu, Freen terbangun dari tidurnya. Perlahan Freen menurunkan jaketnya, melirik kearah perutnya dan sebuah selimut sudah menyampir ditubuhnya entah sejak kapan. Sesaat kemudian Freen memutar tubuhnya, pandangannya bergerak kearah Becky yang sudah tertidur pulas.
Freen akhirnya bangkit dan duduk di sofa. Ditatapnya lama gadis itu dengan mata yang lebih ramah. Sedetik kemudian Freen menghela napas panjang.
"Tolong jangan pernah menyukaiku. Aku .. tak pantas mendapatkannya," gumam Freen.
Freen tahu perbuatannya membalas dendam pada gadis itu keliru, tapi dia tak ada pilihan lagi. Sudah tak ada jalan untuk berhenti. Dan rasa bersalah itu membuatnya tak pernah bisa mencintai ataupun menerima cinta dari Becky.
Bagi Freen yang terpenting saat ini adalah menghancurkan perusahaan milik ayah Becky, menghancurkan pria tua itu sampai membuatnya tak bisa bernapas di penjara nanti.
Tapi entah mengapa ...
Freen menyentuh dadanya. Getaran kecil itu masih terasa disana. Dan itu menyakitkan.
* *
"Hoaaam ... " Becky merentangkan kedua tangannya sembari menguap. Badannya terasa segar setelah tidur lelap semalam. Tapi begitu ingat jika dirinya sedang tidur di sebuah motel pinggiran kota, Becky langsung menoleh kearah sofa merah usang disudut ruangan.
"Oh? Kemana gadis itu?"
Becky heran ketika dirinya tak menemukan sosok Freen. Dengan segera Becky meraih ponsel dan menelpon gadis itu. Setelah beberapa saat akhirnya Freen menerima panggilan Becky.
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming heart
RomanceHati wanita yang begitu dingin yang bahkan ketika kau hanya menatapnya. Dunia yang mengitarinya dipenuhi tajamnya batu kerikil dan sepi. Lalu saat musim dingin terlewati dan musim panas datang, seseorang perlahan mulai merengkuhnya. Memberikan kehid...