"Bagaimana yang ini?" Becky memutar tubuhnya dengan sebuah mini dress cantik yang ia tempelkan di badannya. "Apa ini cukup bagus P'Nam?"
Nam yang berdiri tak jauh dari Becky tersenyum tipis. "Cantik. Tapi ..."
"Apa? Apa lagi sekarang? Tadi kau bilang terlalu seksi, terlalu pendek, terlalu gelap, sekarang apa?" Becky mulai cemberut. Sudah banyak tumpukan baju diatas kasurnya dan P'Nam terus berkomentar.
P'Nam menunduk. "Belakang ini cuacanya sedang buruk. Lebih baik mengenakan pakaian yang hangat untuk diluar. Kesehatan anda adalah yang terpenting. Saya yakin nona Freen juga akan berkata yang sama."
Becky menghela napas panjang lalu melempar gaun tipis tadi keatas tumpukan baju lainnya. Kali ini dia akan mengikuti nasehat wanita cerewet itu. Lagipula tubuh manusia ini juga sangat raput dan dirinya harus menjaga tubuh ini dengan baik sementara waktu.
Becky memutar tubuhnya, menatap kembali pantulan dirinya ke kaca besar dihadapannya. "Aku sungguh tak sabar menantikan malam ini," gumam Becky dengan senyuman tipis.
"Senang sekali melihat anda tampak antusias dan bahagia seperti ini nona. Saya sungguh bahagia," ujar P'Nam. Dia bahagia melihat perubahan yang terjadi diantara keduanya. Kini rumah tampak lebih hidup.
Becky tersenyum. "Aku rasa kebahagiaanku akan semakin lengkap jika kencan pertama malam ini berhasil. Dengan begitu .. semuanya akan berjalan lancar."
Becky menatap Nam kembali dan berjalan mendekati wanita paruh baya itu. "P'Nam, kalau nanti .. sendainya ... aku sudah tak disini lagi, kau pun juga harus melanjutkan hidup dengan bahagia. Oke?"
P'Nam menatap gadis itu heran. "Kenapa anda berbicara seperti itu nona?"
"Kau adalah orang baik dan selalu menjagaku selama disini jadi aku akan merasa bersalah jika kau tak menjalani hidup dengan bahagia setelah kepergianku."
Nam menatap Becky dengan mata sedih. "Bagiku kau sudah seperti putriku sendiri. Jadi mana ada orang tua yang bahagia bila ditinggal anaknya? Nona tolong jangan bicara seperti itu lagi, kau membuatku sedih."
Becky tersenyum samar. "Aku tahu pasti sulit bagimu P'Nam, tapi tetap saja ..."
"Nona Becky ..."
"Baiklah-baiklah tolong jangan mengomel lagi. Tapi setidaknya berjanjilah kau akan menjalani hidupmu dengan baik terlepas aku ada di dunia ini atau tidak."
P'Nam mendesah. "Saya mengerti nona," jawab Nam singkat karena enggan melanjutkan topik pembicaraan saat ini.
"Bagus." Becky tersenyum lebar sembari memberi jempol untuk Nam. "Kau memang yang terbaik P'Nam."
"Nona sebaiknya anda lekas mandi. Saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda."
"Oke."
"Saya juga akan menyiapkan pakaian anda untuk malam ini."
"Baiklah terserah kau saja. Yang penting aku harus terlihat menawan dan membuat gadis itu hanya bisa menatapku saja."
Nam terkekeh kecil karena perintah Becky kemudian wanita itu mengangguk. "Saya mengerti nona."
"Ya sudah, aku mandi dulu," kata Becky lalu berjalan pergi menuju kamar mandi.
Sesaat setelah Becky memasuki kamar mandi, Nam menatap tumpukan baju diatas kasur gadis itu. Wanita itu meraih baju paling atas dan mulai melipatnya rapi. Ada rasa sedih menggelayuti hatinya.
Rasanya seperti .. gadis itu benar-benar akan pergi.
* *
Jam sudah menunjukkan pukul enam petang, Heng yang masih dikantor tampak sibuk merapikan berkas di mejanya lalu membawa beberapa tumpuk berkas tadi ke ruangan Freen. Saat Heng sudah di dalam sana ia melihat Freen tengah duduk santai dibalik meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming heart
RomanceHati wanita yang begitu dingin yang bahkan ketika kau hanya menatapnya. Dunia yang mengitarinya dipenuhi tajamnya batu kerikil dan sepi. Lalu saat musim dingin terlewati dan musim panas datang, seseorang perlahan mulai merengkuhnya. Memberikan kehid...