bab 30 - mengungkap perasaan

1.2K 168 27
                                    

Ketika hari sudah sore, Freen dan Becky telah sampai di sebuah taman bermain yang cukup terkenal di Bangkok. Becky tampak antusias saat melihat taman bermain sangat rame dan meriah. Namun berbeda dengan Freen yang memandangi sekitarnya dengan malas.

"Kenapa harus kemari?" tanya Freen. Setidaknya mereka bisa ketempat lain yang lebih menarik, misalnya restoran bintang lima atau mengunjungi teater musikal.

Becky menatap Freen. "Kenapa? Banyak hal menarik yang bisa kita lakukan disini."

Freen menghela napas panjang. "Kau serius?"

Becky menganggukkan kepalanya yakin. "Ayo pergi." Becky akan melangkah tapi tangan Freen lebih dulu meraih perlangan tangan Becky. "Apa lagi?"

"Aku tak akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padamu."

Sebelah alis Becky terangkat. "Sesuatu seperti apa? Apa maksudmu?" Gadis blasteran itu memasang wajah polos, berpura-pura bodoh.

"Kau sudah tahu jika punya penyakit jantung, kau masih mau bermain? Kau mau bunuh diri?"

"Aah itu ..." Becky tersenyum. "Jadi kau mencemaskanku?"

"Tidak, tck untuk apa cemas padamu? Aku hanya tak mau kau tiba-tiba pingsan di tengah jalan. Itu merepotkan."

Becky menghela napas. "Karena itulah aku membawamu kemari."

"Apa?"

Becky tersenyum. "Aku masih harus hidup untuk beberapa waktu lagi. Jadi kau yang harus menaiki wahana ekstrim disini."

"A-apa! Kau sudah gila ya?"

Senyum Becky melebar. "Woaah, ternyata seorang Freen Sarocha hanyalah si gadis penakut. Mengecewakan sekali."

"A-apa kau bilang!? Siapa yang penakut!"

"Kau, kau penakut. Hahaha ..."

"Tidak kok! Beraninya kau meledekku!"

"Ya sudah ayo pergi." Becky segera menarik Freen, membawa gadis itu bersamanya.

Mereka akan menghabiskan waktu bersama hari ini dengan saling bergandengan tangan dan tak akan memikirkan hal lain selain tentang mereka. Hari ini benar-benar akan menjadi hari kencan yang indah.

Saat keduanya sudah ada di sebuah wahana permaian, Becky menatap Freen dengan senyuman lebar dan gadis itu hanya membalas tatapan Becky dengan datar.

"Apa?" tanya Freen curiga dengan tatapn Becky.

"Ayo Freen, kau harus mencoba naik itu! Sepertinya menyenangkan," kata Becky bak anak kecil, gadis itu sangat antusias bermain.

Freen hanya menghela napas panjang. "Kau pasti sengaja melakukan ini padaku karena berusaha balas dendam padaku kan?" gumam Freen. Gadis itu ingin menyiksanya dengan cara yang tak biasa.

"Kenapa nona? Kau takut kan?"

"Ekhem! Kata siapa aku takut?"

"Jadi kau akan naik kan?"

Freen menghela napas panjang lalu mengangguk pelan yang disambut senyum kegirangan oleh Becky. Menyebalkan, Becky senang sekali melihat dirinya menderita hari ini. Namun saat Becky mengalihkan tatapannya ke arah lain, si gadis dingin itu tak lagi menyembunyikan senyum kecilnya.

"Ayo cepat naik!" kata Becky antusias lalu segera menarik Freen. Dan tubuh Freen terus mengikuti kemana perginya gadis itu membawanya tanpa banyak protes. Sesekali Freen menatap tangan gadis itu yang saat ini tengah menggenggam tangannya.

Rasa hangat tubuh gadis itu sudah menembus ke jantungnya. Selalu mendebarkan. Jadi dengan suka rela jemari gadis dingin itu mulai menautkan tangannya disela jemari Becky, menggenggam gadis cantik itu lebih erat dari kemarin.

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang