bab 15

1K 121 7
                                    

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Freen dengan suara rendah tapi penuh tekanan, nada suaranya terdengar tidak suka dengan keberadaan Becky di ruang kerjanya.

"Oh itu ..."

"Keluar," ujar Freen.

"Aku tak melakukan apa-apa ditempat ini, kenapa kau marah sekali?"

"Aku bilang keluar!" suara bentakan Freen seketika membahana. Gadis itu benar-benar marah sekarang.

Becky mendengus sebal lalu kembali meletakkan foto milik Freen. "Apa yang sangat kau takutkan Freen? Aku hanya melihat-lihat saja," cibir Becky, raut wajahnya kesal.

"Jangan membuat kesabaranku habis, keluar sebelum aku menyeretmu."

"Maafkan aku nona, saya akan membawa nona Becky kembali ke kamarnya," sela Nam yang akhirnya memberanikan diri muncul. Wanita itu menerobos masuk dan menghampiri Becky. "Nona ayo kembali," ajak Nam sembari menarik tangan Becky.

"Tapi ..."

"Nona .. tak baik membuat keributan ditengah malam-malam begini."

Becky mendesah kesal saat menatap gadis itu yang masih berdiri didepan pintu lalu memilih mengikuti langkah Nam dan meninggalkan ruang kerja Freen.

Sedang di dalam sana, Freen bergegas menuju meja kerjanya untuk melihat-lihat semua berkas penting yanh dimilikinya. Untunglah Becky tak mengambil apapun.

Freen segera meneguk airnya hingga habis lalu duduk di kursi. Dia mengambil napas panjang beberapa kali sampai dirinya bisa kembali tenang. Tak lama gadis itu menarik laci yang terletak paling bawah. Disana terdapat sebuah kotak besi usang yang tergembok. Sekali lagi Freen menghela napas saat benda itu tetap ditempatnya.

Sesaat kemudian Freen menutup kembali laci dan duduk bersandar di kursi. Pandangannya kini terarah pada bunga diatas meja yang tanpa ia sadari telah menekuk tangkainya hingga hampir patah.

Freen segera mengambil bunga itu dan mengarahkan bunga itu ke tong sampah kecil didekat meja. Tapi hingga beberapa saat, tangan gadis itu hanya menggantung disana. Tanggannya yang terulur ke tempat sampah tak segera melepas bunga itu kedalam sana.

Selalu saja ada kerapuhan dalam hatinya. Dan dia takut pada dirinya sendiri. Keraguan yang besar itu kini perlahan hampir mengendalikan dirinya.

Dia ragu dan takut akan dirinya yang tak akan bisa menuntaskan misi balas dendamnya.

Freen ragu dan takut akan hatinya yang perlahan mungkin .. mulai tertuju pada gadis itu.

* *

Becky berjalan cepat saat keluar dari ruangan Freen tapi semakin lama langkah Becky melambat hingga akhirnya gadis itu berhenti saat ia berada di ruang tengah yang terhubung dengan taman belakang.

"Nona saya mohon jangan masuk kedalam sana lagi," kata P'Nam yang juga ikut berhenti dibelakang gadis itu.

"Kenapa?" gumam Becky. Gadis itu kembali mengingat wajah perempuan dalam foto tadi dengan wanita dalam ingatannya dan dia sungguh tak mengerti kenapa ini bisa terjadi.

Apakah keputusannya saat itu telah membuat benang takdir pada kehidupan Freen? Itukah mengapa dirinya di hukum? Akhirnya Becky sedikit memahaminya.

"Nona Freen sudah melarang anda. Dia tak suka tempatnya dimasuki tanpa ijin, jadi saya mohon untuk lebih berhati-hati nona," jawab P'Nam mengira gadis itu menanyakan alasan Freen melarangnya masuk.

Becky mendesah lalu melirik Nam. "Aku akan kembali ke kamarku. Kau bisa istirahat."

"Baik nona. Kalau begitu saya permisi," pamit Nam lalu berjalan pergi.

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang