bab 9 - Becky is mine

1.4K 133 6
                                    

Becky berjongkok untuk melihat tanaman yang memiliki bunga cantik di taman besar rumahnya. Bunga gaillardia itu sudah mekar. Becky mendekat dan menghirup wangi samar bunga kekuningan itu. Tak lama ada sebuah kupu-kupu terbang mendekat dan hinggap pada bunga yang masih satu keluarga dengan bunga matahari.

"Oh .. apa kau ingin menemaniku menikmati indahnya bunga ini?" ujar Becky pada si kupu-kupu putih.

Becky tersenyum. "Kau juga sangat cantik. Beruntung sekali kau bisa menjadi kupu-kupu yang indah dan bisa terbang bebas. Kurasa aku benar-benar menjadi manusia. Sekarang .. aku iri sekali."

Beberapa saat kemudian kupu-kupu kecil mengepakkan sayangnya hendak pergi namun Becky segera mengulurkan tangannya perlahan, bermaksud menyentuh si kupu-kupu. Ternyata hewan tersebut tak keberatan hinggap dipunggung tangan Becky, membuat gadis itu kembali tersenyum.

Tak lama Nam datang, berdiri di samping Becky sembarai membawa nampan berisi segelas air putih. "Nona saya sudah menyiapkan sarapan untuk anda. Apa anda akan pergi bekerja hari ini?"

Becky menggerakkan tangannya lembut agar kupu-kupu tadi terbang kembali. Becky berdiri lalu mengambil gelas yang Nam bawa dan meneguknya sedikit. "Segar sekali."

"Apa nona tidak lapar? Saya sudah menyiapkan steak kesukaan anda."

"Umm ..." Becky berpikir sejenak menatap Nam dan meletakkan gelasnya diatas nampan kembali. "Phi Nam, apa kau suka bunga gaillardia ini?"

"Iya nona. Itu adalah bunga yang juga ibu anda sukai. Sebelum meninggal ibu anda berpesan untuk merawatnya agar anda juga bisa menikmati keindahan bunga itu," jawab Nam.

Becky kembali menatap bunga-bunga tadi. "Apa kau tahu arti makna dari bunga gaillardia?"

"Maafkan saya nona, saya tidak tahu."

Becky tersenyum. "Harapan, keceriaan, kebahagiaan, kegembiraan, juga optimisme adalah makna bunga itu."

"Aah .. saya mengerti. Mungkin karena itulah ibu anda menanam bunga ini. Agar anda tetap menjalankan hidup dengan penuh harapan meski ibu anda tak lagi disini. Dengan begitu anda juga akan selalu mengingat beliau."

Becky tersenyum. "Mungkin karena itulah aku juga menyukai bunga ini. Jadi tolong tetap rawat dia dengan baik bahkan meski aku juga tak disini.

"Apa nona sedang tidak enak badan?" tanya Nam cemas dan heran.

"Tidak. Aku tidak apa-apa. Kenapa?"

"Maafkan saya tapi saya merasa cara bicara nona seperti seseorang yang akan pergi jauh saja. Itu membuatku cemas."

Becky tersenyum tipis. "Tak ada yang perlu kau cemaskan. Aku bukan lagi nona muda yang lemah."

"Tapi nona ..."

"Sepertinya aku harus ke kantor. Tapi aku aku akan sarapan dengan roti panggang buatanmu dulu."

Nam membungkuk sopan. "Baik nona Becky. Akan segera kusiapkan. Kalau begitu saya permisi dulu," jawab Nam lalu segera meninggalkan Becky.

Wanita paruh baya itu bergegas menuju dapur untuk mengganti menu sarapan gadis itu. Belakangan ini gadis itu memilih menu makanan dan minuman yang lebih sederhana dari biasanya.

Tapi saat hendak memasuki rumah, di jembatan kecil yang menghubungkan rumah Becky dengan taman, Nam tak bisa melanjutkan langkahnya saat seseorang menghalau jalannya.

Nam menegakkan kepalanya. "Selamat pagi nona Freen," sapa Nam pada gadis yang sudah berdiri didepannya.

"Hmm .. pagi," jawab Freen singkat.

Tak lama Nam bergerak kembali tapi saat hendak melangkah lagi, Freen kembali menghalangi jalan wanita itu. Freen sengaja menghalangi Nam karena hendak menanyakan sesuatu.

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang