bab 27

866 143 17
                                    

"Woah indah sekali tempat ini," puji Becky saat dirinya memandangi hamparan ladang bunga matahari. Langit pagi ini juga sangat cerah. Sungguh hari yang cerah dan indah.

"Kupikir kau tak pernah suka jika matahari menyengat kulitmu atau pun berada diluar karena banyak serangga, kau selalu mengeluhkannya setiap hal itu terjadi. Tapi belakangan kau bertindak seperti orang lain," ledek Freen. Dulu gadis itu lebih sering berdiam diri di kamarnya. Entah karena penyakitnya atau hal lain.

Becky menoleh. "Mana mungkin aku tak suka dengan indahnya pemandangan seperti ini. Berpergian dan melihat tempat yang indah adalah hal yang selalu kulakukan sejak dulu."

Freen tersenyum meledek. "Sejak kapan kau suka berpergian? Memang belakangan kau tampak sibuk ke sana kemari tapi sejak dulu kau selalu berdiam diri di kamar. Kau bersikap seperti gadis lugu."

"Aah .. jadi karena itulah kau berpikir aku orang yang mudah kau perdaya?"

"A-apa?"

Becky tersenyum. "Ku akui kau memang punya pesona yang tak biasa. Mungkin karena itu si bodoh Becky ini menyukaimu. Tapi .. aku jauh-jauh datang kemari bukan hanya untuk meminta kau membalas rasa sukaku."

"Apa maksudmu?"

Becky menatap Freen lekat-lekat, memandangi wajah gadis dihadapannya yang tampak sempurna saat sinar matahari menerangi wajah cantiknya. "Aku sungguh ingin agar kau hidup bahagia. Aku ingin kau melanjutkan hidup tanpa kekhawatiran dan kesedihan, bahkan meski tanpa diriku di dunia ini."

Freen terdiam. Semua yang dikatakan gadis itu terdengar tak ada yang spesial tapi setiap kata yang ia ucapkan selalu terdengar seperti ucapan perpisahan.

"Aku heran, kenapa kau selalu mencemaskan masa depanku? Urus saja hidupmu sendiri dan tak usah repot-repot mencemaskanku."

"Anggap saja aku melakukannya sebagai bentuk penyesalanku karena selama ini hidupmu sangat menderita. Kau terus hidup dengan membawa rasa benci pada keluargaku. Jadi biarkan aku mencemaskanmu, memikirkanmu dan juga .. mencintaimu."

"Uhuk!" Freen hampir tersedak jika tak menahan diri agar tak salah tingkah. Freen memilih bungkam. Becky seperti menembakkan anak panah yang melesat cepat pada jantungnya. Bahkan rasa hangat sinar matahari yang menyinari tubuhnya, itu sebanding dengan ucapan manis gadis itu yang selalu menghangatkan dinginnya dunia Freen.

Freen benar-benar bisa gila sekarang! Dia terus berjuang menyadarkan dirinya agar tetap pada tujuan hidupnya. Yakni menghancurkan hidup mereka yang sudah membuatnya hidup bagai di neraka.

Becky mengulurkan tangannya. "Maukah kau memulai semuanya dari awal bersamaku? Bahkan jika aku hanya memiliki sedikit waktu, aku tak mau menyia-nyiakannya tanpamu. Aku tak ingin menciptakan neraka lagi untukmu. Aku sungguh ingin menjadi musim semi yang selalu menyejukkan hatimu. Mari kita berdamai dan ..."

"Tidak," potong Freen.

"Apa? Tidak? Kenapa?"

Freen menatap Becky dengan tatapan datar dan menjawab dengan suara yang dalam, "sejak awal kita hanyalah orang asing yang harus tinggal bersama karena tujuanku adalah menghancurkan keluargamu. Sampai kapan pun, aku tak akan pernah menerima perasaanmu. Bahkan jika aku harus jatuh ke neraka karena kejahatanku, aku tak akan mengelak."

"Freen!"

"Berhentilah bermain-main denganku Becky. Bagiku, semua yang kau katakan sekarang hanyalah omong kosong. Baik dirimu atau pun perasaanmu padaku, semua itu tak ada artinya bagiku."

Hati Becky terpelintir. "Sesulit itukah membuka hatimu Freen? Aku benar-benar tulus padamu."

Freen membuang muka lalu menghela napas pendek. "Aku tak peduli. Aku tak ingin siapa pun memasuki hatiku, termasuk dirimu."

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang