bab 32

1.6K 163 25
                                    

Suara kicauan burung mulai bersahutan di pagi yang cerah. Suasana yang menenangkan bagi Becky untuk menyesap secangkir teh hangat di taman belakang. Dan gadis itu duduk seorang diri disana, menikmati waktunya.

Tapi tak lama langkah seseorang mendekat dan saat ia sudah berdiri dibalik punggung Becky, tangan orang itu terulur untuk merengkuh tubuh Becky. Memberikan pelukan hangat yang nyaman.

"Apa yang kau lakukan disini sendirian?" tanya Freen, masih memeluk Becky. Suara gadis lembut gadis itu kini sangat meneduhkan.

"Tidak ada, hanya menikmati pemandangan saja."

"Ooh .. kukira kau sedang memikirkanku. Padahal baru sejengkal saja aku tak melihatmu, betapa besar rasa rinduku."

Becky menggerakkan tatapannya pada Freen dan tersenyum. "Jika kau terus bersikap manis seperti ini, aku jadi tak tahan."

"Hm?" Kedua alis Freen terangkat. "Tak tahan apa?"

"Aku bisa pingsan karena kau sangat manis. Aku jadi tak tahan ingin menciummu lagi."

Freen terkekeh. "Kau pasti sangat menyukaiku. Kau sering sekali menciumku."

"Siapa? Aku? Sayangnya aku hanya menyukaimu sedikit ini," kata Becky sambil mengukur rasa sukanya antara ibu jari dengan jari telunjuknya.

"Apa? Hanya sebesar itu? Lalu kenapa kau sering sekali menciumku?" protes Freen.

"Tapi kau senang kan mendapat ciuman dariku?"

Freen tersenyum lebar. "Itu rahasia."

"Ooii!" Becky langsung memukul lengan Freen yang masih memeluknya. Gadis itu protes.

"Ngomong-ngomong apa kau tak berangkat bekerja?" tanya Becky.

Freen menggeleng lemah dan justru mengeratkan pelukannya. Dengan lembut Freen mengecup kepala Becky yang harum kemudian ia menyadarkan dagunya pada pundak Becky, seakan menumpukan seluruh hidupnya pada gadis blasteran cantik itu.

"Menghabiskan waktu bersamamu sekarang jauh lebih penting dari apapun," jawab Freen.

"Yaa! Mana bisa begitu? Bagaimana jika perusahaan kacau tanpamu?"

"Aku tahu, tapi aku tak peduli."

"Freen!"

Freen tersenyum lalu mengecup singkat pipi Becky. "Ada Heng yang mengerjakan segalanya dengan baik. Dia segera melapor jika ada yang tak beres jadi aku tak perlu datang ke kantor untuk mengurus semuanya."

"Tapi Freen, bagaimana dengan produk barunya? Kita bisa tak mencapai target penjualan jika tak bekerja dengan baik," keluh Becky.

"Jangan cemas. Kita pasti akan berhasil mencapai target."

"Baiklah, aku percaya padamu."

Freen tersenyum. "Bagiku .. bersamamu adalah hal yang paling berharga saat ini. Sudah banyak penyesalan yang harus kurasakan jadi aku tak mau merasakannya lagi. Aku tak ingin menyiakan-nyiakan waktuku bersamamu untuk kedua kalinya."

Becky tersenyum mendengarnya, rasa kebahagiaan meluap dalam dadanya. Tapi sedetik kemudian gadis itu menghela napas panjang. Akankah dirinya bisa tetap hidup seperti hari ini disaat dirinya sudah menyadari waktunya tak lagi lama.

Becky menatap Freen dalam-dalam. Akankah dirinya menjadi orang berikutnya yang akan mematahkan hati gadis didepannya ini? Becky sungguh tak sanggup.

"Kenapa kau terus menatapku begitu? Apa ada yang menganggu pikiranmu? Kau masih memikirkan perusahaanmu?" tanya Freen.

Becky menggeleng lemah lalu ia menarik tangan Freen agar gadis itu menyudahi pelukannya. Becky meminta gadis itu agar duduk disampingnya.

"Freen, aku ingin bertanya sesuatu padamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang