bab 12

1K 109 7
                                    

"Seratus hari .. hanya seratus hari saja, jangan memalingkan wajahmu dariku. Jika kau melakukan itu, akan kuberikan segalanya padamu," ucap Becky dari balik punggung Freen. Tangannya kian erat mendekap tubuh Freen.

"Apa?"

"Jika kau meraih tanganku saat ini, nanti .. aku akan pergi dengan tenang," ucap Becky. Dia bersungguh-sungguh. Bahkan perusahaan dan lainnya akan dia berikan cuma-cuma pada Freen jika gadis itu mau hidup dengannya dengan lebih baik.

Freen menolehkan kepalanya ke samping. "Kenapa harus seratus hari?"

"Itu .. itu karena ..." ujar Becky terbata. Tak tahu bagaimana menjelaskannya.

"Akan lebih mudah jika kau menyerah sekarang dan pergi dengan cepat. Lagipula itu sama saja, bukan?"

Dari balik punggungnya, Freen mendengar gadis itu menghela napas dan setelah sekian detik Becky akhirnya yang melepaskan pelukannya.

"Ah sudahlah, apapun yang kukatakan padamu terasa percuma. Aku sudah salah besar dengan mengajakmu bicara baik-baik," gumam Becky dengan pandangan mencibir lalu melangkah pergi. Tak seharusnya dia bicara manis pada gadis jahat itu. Ingin sekali dia memukul kepala Freen. Dasar menyebalkan!

Freen akhirnya berbalik, menatap Becky yang semakin menjauh dengan tatapan aneh. Setelah bicara dengan begitu serius mendadak gadis itu berbicara menyebalkan lagi. Freen hanya bisa mendesah. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan.

"Sebenarnya mau kemana dia? Kenapa harus seratus hari?" gumam Freen penasaran.

* *

Saat malam tiba, Becky keluar dari mobil. Dia sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat selama tiga hari. Tapi bukannya memasuki rumah, gadis itu justru hanya berdiam diri didepan pagar rumahnya. Nam yang bersama gadis itu sejak di rumah sakit tampak heran.

"Apa nona tidak masuk?"

Becky menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Udara disini memang lebih segar daripada di rumah sakit," kata Becky dengan senyuman. Tampak lega bisa keluar dari tempat menyesakkan.

"Anda benar. Udara diluar memang lebih menyegarkan jadi sebaiknya jangan terlalu sering mengunjungi rumah sakit nona," kata Nam dengan senyuman tapi terdengar penuh peringatan.

Becky tertawa kecil. "Aku mengerti. Sebaiknya masuklah dulu. Aku akan pergi ke kafe sebentar di sekitar sini."

"Tapi nona, anda baru saja pulang dan hari sudah malam."

Becky melihat ke seberang jalan dan melihat pengacara pribadinya, Pak Mattew sudah berdiri di depan mobilnya lalu membungkuk hormat pada Becky. Pria itu memang sengaja diminta Becky datang.

"Jangan khawatir P'Nam, aku tak akan lama. Ada hal yang harus kuurus dengan Pak Mattew."

"Baiklah nona. Tapi tolong segeralah kembali jika urusanmu dengan Pak Mattew telah selesai," pesan P'Nam. Dia tak mau gadis itu jatuh sakit lagi.

Becky mengangguk. "Oke," jawab Becky.

* *

Di sebuah kafe kopi dekat rumah, Becky dan Pak Mattew sedang berbincang. Pria tua itu kembali menyodorkan sebuah dokumen pada Becky.

"Ini adalah daftar terbaru dari transaksi mencurigakan milik nona Freen. Sebagian besar telah disimpan di Bank Swiss dan itu tak mudah untuk ditembus," kata Pak Mattew.

Becky mengambil berkas berisi laporan keungan Freen dan membacanya sebentar. "Kau sudah bekerja keras belakangan ini, terima kasih banyak," ujar Becky dan kembali menutup berkas tadi.

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang