bab 31

1.2K 146 26
                                    

Ketika suara pesta kembang api telah merada, keheningan kembali menyelimuti dan saat itulah Freen menarik dirinya, menyudahi ciuman singkat mereka. Keduanya hanya saling memandang satu sama lain untuk beberapa saat. Momen yang terjadi barusan masih terasa mengejutkan. Baik Becky dan Freen keduanya terdiam.

Becky berkedip cepat kemudian mengambil selangkah untuk menjauh. Matanya masih terbelalak terkejut mendapat kecupan tak terduga dari Freen.

"Umm, Becky aku ..." Freen tergagap, hendak menjelaskan tapi bingung harus mengatakan apa. Gadis bodoh itu tak tahu harus mulai dari mana.

"Kau .. kenapa tiba-tiba kau menciumku?" tanya Becky terang-terangan.

"Itu ..."

Becky menatap sekeliling taman untuk mencari seseorang tapi tak menemukannya lalu kembali menatap Freen bingung. "Kenapa kau melakukannya? Ayahku tak ada disini," ucap Becky. Gadis itu bingung karena terakhir kali gadis itu menciumnya karena ada ayahnya. Tapi sekarang situasi mereka berbeda.

Wajah Freen memerah lalu mengulum bibirnya. "Aku ..."

"Jadi kau benar-benar suka padaku?"

Freen menatap Becky malu-malu dan tak bisa mengucapkan apapun hingga beberapa saat tapi tak lama Freen mengangguk lemah bak anak anjing manis yang akhirnya menemukan induknya setelah sekian lama ia tersesat.

"Hm.."

Mata Becky membulat. "Apa?"

Freen menunduk sembari mengayun-ayunkan kakinya, tak berani menatap gadis blasteran dihadapannya. "Aku tak bisa mengelaknya lagi."

"A-apa? Tapi kenapa? Sejak kapan?"

"Aku juga tak tahu. Tapi semua ini terjadi karena kau. Kau membuat hidupku seperti roler coster yang tadi kunaiki. Hatiku selalu resah dan terus menerus memikirkan hal-hal yang tak masuk akal. Tapi ..." kalimat Freen menggantung lalu ia memberanikan diri memandang wajah Becky yang masih menatapnya tak peryaca lalu melanjutkan, "tapi semua itu hilang ketika aku melihatmu. Hatiku berbunga-bunga."

Mata Becky membulat sempurna bahkan ia sampai membekap mulutnya sendiri yang menganga lebar. Gadis menyebalkan itu benar-benar menyukainya, seperti yang ia inginkan. Namun tetap saja semuanya terasa begitu mengejutkan.

"Setelah sekian lama, aku baru menyadari itu. Jadi kau harus bertanggung jawab atas perasaanku."

"Apa? Tap, itu .. itu ..." kali ini Becky yang tergagap, wajahnya panas sekali sampai merona merah menyala. Baru kali ini ia mendapat pernyataan cinta dari seseorang. Meski Becky sadar bahwa dirinya bukan pemilik hati gadis ini, tapi jantungnya berdebar cepat. Rasanya ia bisa gila!

"Aku ingin kau tetap bersamaku. Jangan pergi," pinta Freen. Setiap kata yang gadis itu ucapkan terdengar sedih, seakan anak anjing itu akan kehilangan induknya kembali jika dia tak menggenggamnya lebih erat.

"Freen, aku ..."

"Kali ini aku serius. Jangan pergi."

Becky menelan ludahnya dengan susah payah karena banyak perasaan bercampur aduk di dalam dadanya. "Maafkan aku, tapi ini sangat mengejutkan."

Wajah Freen menegang. "Apa?"

Becky menatap Freen dengan mata yang sedih. "Sepertinya aku butuh berpikir sebentar," kata Becky. Bukan bermaksud menolak perasaan gadis itu, tapi ia perlu mencernanya lagi situasi yang beru terjadi. Awalnya ia memang bertujuan membuat gadis itu tergila-gila padanya agar mudah membuat gadis itu berubah. Tapi saat Freen sungguh menyukainya, tiba-tiba pikirannya menjadi kosong.

"Apa yang membuatmu bimbang?" tanya Freen, sorot mata yang selalu terlihat tegas dan dingin itu kini terlihat sedih. "Aku sudah mengatakan jika semuanya adalah benar, aku sedang tak berpura-pura karena siapa pun."

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang