Becky pagi ini telah berada di kantor, duduk bersandar di kursi sambil memandangi jendela besar yang membentang di ruangannya. Pagi ini tampak cerah dan indah. Sangat menyenangkan menikmati waktu bersantai seperti ini.
Sedetik kemudian Becky memutar kursinya menghadap meja kerjanya kembali saat dia teringat sesuatu. Dia menyingkap beberapa tumpukan dokumen diatasnya dan menemukan dokumen yang ia cari.
"Hampir saja aku lupa," gumam Becky. Dia membukanya dan membaca dengan serius. Tampaklah foto Freen di sudut dokumen tadi dan data pribadi gadis itu. Tak ada yang aneh dari informasi pribadi gadis itu. Hanya seorang gadis biasa lulusan universitas dengan nilai yang cukup bagus.
Tetapi informasi itu belum menjawab rasa penasaran Becky. Ingatan dari yang gadis ia rasuki hanya sedikit informasi yang ia dapat tentang Freen. Sisanya hanya ingatan bagaimana gadis bodoh ini begitu mengagumi sosok manusia gila itu.
Becky akhirnya beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan ruangannya. Namun tepat saat ia hendak membuka pintu, Heng muncul.
"Direktur anda mau kemana?"
"Ada sesuatu yang harus kuurus."
"Tapi akan ada pertemuan dengan investor siang ini dan pertemuan dengan menteri budaya."
"Aku tahu," jawab Becky tapi akan pergi keluar.
"Tapi direktur, kau harus hadir," pinta Heng sambil mengekor kemana Becky melangkah.
Becky menghela napas kesal lalu berhenti dan menatap pria tinggi itu. "Ada banyak hal yang harus kuurus di dunia ini. Aku tak banyak waktu. Jika kau terus mengangguku akan kulempar kau ke neraka!" seru Becky kesal dan nyali Heng langsung menciut mendapat bentakan Becky.
Pria itu lantas tak lagi mengikuti Becky yang langsung pergi entah kemana. Heng hanya bisa menghela napas panjang. Ternyata rumor tentang Becky memang benar. Gadis itu sejak bangun dari koma berubah menjadi gadis aneh. Dengan susah payah dia sudah menjadi direktur tapi kini tak mau dipusingkan dengan pekerjaan.
"Astaga aku harus bagaimana ini? Huaa
..." Heng mengacak kesal rambutnya. Frustasi dengan agenda rapat hari ini. Harus bagaimana dia menghadapi pak menteri dan petinggi lainnya?Sedang Becky sendiri tak mau ambil pusing. Astaga ...
* *
Di sungai terbesar dan sangat indah di kota Bangkok, sungai Chao Phraya, Becky melangkah cepat dan menyusuri jalan setapak di tepian sungai. Dia sengaja datang kesana setelah ingat bila malaikat yang dulu selalu bersamanya sering berada di dekat sungai ini.
Becky berharap bisa menemukannya. Mungkin saja dia bisa membantunya dalam misi ini sebab tak ada siapapun yang bisa dia andalkan di dunia ini.
"Dimana dia? Aneh sekali, biasanya dia berada di sekitar sini setelah menyelesaikan misi," gumam Becky saat dia berhenti di dekat jembatan besar. Gadis itu melihat sekeliling dan tak ada siapapun di sekitar sungai itu. Hanya speed boat yang sibuk berlalu lalang di tengah sungai.
"Dimana kau? Aku mohon tunjukkan dirimu," pinta Becky memelas.
"Ada apa mencariku?"
Sosok pria tinggi berpakaian serba hitam dengan rambut abu-abu sudah berdiri di samping Becky.
"Oh senior! Akhirnya kau muncul. Aku hampir frustasi rasanya," keluh Becky.
Pria berkulit putih pucat dengan mata biru itu melangkah ke hadapan Becky dan menatap gadis itu dengan alis sebelah terangkat. "Kau belum menemukan jalan untuk kembali, benarkan?" tebaknya.
"Untuk itulah aku kemari. Aku butuh bantuanmu, aku mohon."
"Tidak bisa. Aku tidak mencampuri urusan manusia. Kau sudah tahu peraturan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming heart
RomanceHati wanita yang begitu dingin yang bahkan ketika kau hanya menatapnya. Dunia yang mengitarinya dipenuhi tajamnya batu kerikil dan sepi. Lalu saat musim dingin terlewati dan musim panas datang, seseorang perlahan mulai merengkuhnya. Memberikan kehid...