bab 22

1K 153 26
                                    

Pagi ini langit begitu cerah, udaranya juga sangat menyegarkan. Becky yang baru saja bangun dari tempat tidur langsung merenggangkan tubuhnya yang terasa lelah meski sudah tidur semalaman.

"Kenapa aku merasa sangat lelah sekali?" gumam Becky. Dia memijat tengkuk dan lengannya. Tubuhnya terasa tak nyaman. Mungkin karena seharian kemarin ia terlalu memforsir tubuhnya.

Tak lama Becky menurunkan kakinya, menapaki dinginnya lantai marmer dan berhenti saat ia berada di depan jendela kamar. Dari balik jendela ia memandangi taman belakang rumahnya.

"Indah sekali ..." gumam Becky sekali lagi.

Ia harap meski dirinya kembali ke langit nanti tetap bisa melihat keindahan rumah ini.

Juga, melihat gadis itu lagi.

"Astaga ada apa denganku?"

Becky menggeleng-gelangkan kepalanya, menepis pikiran aneh barusan.

"Untuk apa aku ingin melihatnya lagi? Tujuanku kemari hanyalah membuatnya menjadi manusia normal, bukan untuk membuatku menyukainya!"

Becky segera menepuk-nepuk pipinya keras. "Sadarlah Becky! Sadarlah!"

Tok tok!

Becky menoleh kearah pintu saat seseorang mengetuk pintunya.

"Nona, saya membawakan sarapan untuk anda," ujar Nam dari balik pintu.

"Ooh .. ya, tunggu sebentar," kata Becky dan ia bergegas menuju pintu.

Ngiiing~

Mendadak tubuh Becky limbung sampai ia harus mencengkram ujung tempat tidur sebagai tumpuan. Kepalanya berdenging hebat dan tiba-tiba saja dadanya terasa menyakitkan seperti ada seseorang yang memelintir jantungnya kuat-kuat.

"Haah! Hah!" Napas Becky tersengal saat semua oksigen terasa sulit ia hirup.

Becky mencengkram kuat dadanya, meremas bajunya saat rasa sakit itu menyerangnya dengan kuat. Wajah gadis itu sampai memerah dan air mata mulai menggenangi matanya. Becky hampir menangis.

Tok tok!

"Nona ..."

Telapak tangan Becky bergetar dan basah oleh keringat dingin sehingga tumpuan gadis itu melemah dan akhirnya gadis itu jatuh terduduk. Tentu Nam yang mendengar suara gaduh langsung menerobos masuk tanpa permisi.

"Nona Becky!" pekiknya terkejut saat melihat tubuh Becky yang sudah lemas diatas lantai dengan napas yang tak beraturan.

Pasti jantungnya kembali kambuh!

Dengan cepat Nam berlari kearah nakas dan membuka laci paling atas. Dia mengambil tabung oksigen kecil dan segera memakaikannya pada Becky.

"Ayo nona, bernapaslah perlahan. Perlahan lahan ..."

"Phi .. N-nam ..."

"Tenanglah nona, jangan bicara dan bernapaslah dengan perlahan. Kau akan baik-baik saja, aku akan segera memanggil dokter!" kata Nam panik tapi berusaha tak terlalu memperlihatkannya.

"Aku .. baik-baik saja. Aku .. hosh .. hosh ..."

"Nona aku akan memanggil nona Freen."

"Tidak, jangan!" pekik Becky sembari mencengkram baju Nam.

"Tapi nona ..."

Becky menggeleng lemah. "Aku akan baik-baik saja. Aku hanya perlu istirahat."

Nam menatap Becky iba lalu ia berlutut di dekat gadis itu, memegangi tangan dingin Becky. "Aku akan memanggil dokter selepas nona Freen berangkat kerja. Aku tak bisa membiarkanmu seperti ini nona."

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang