bab 3 - hidup baru

1.2K 140 9
                                    

Becky menatap banyaknya hidangan diatas meja makan yang begitu besar di area ruang makan dengan interior sangat mewah bak istana kerjaan. Gadis itu memandangi sekitarnya, melihat beberapa staf wanita berjejer di sekitar meja makan. Lalu ia berpaling memandangi telepak tangannya, menggerakkannya perlahan.

Ternyata rasanya masih asing. Tubuh dan jiwanya belum seutuhnya beradaptasi. Becky menjadi bingung apa yang akan terjadi setelah ini bila dia harus hidup didalam tubuh selemah ini?

"Ada apa nona? Kau merasa tak enak badan? Apa sebaiknya kita antar kembali ke kamar anda?" tanya seorang kepala staf yang nampak cemas karena sehari setelah gadis bangun dari koma mendadak bisa bergerak seleluasa ini. Dia yakin pasti majikannya itu belum pulih total.

Tapi Becky menggeleng. "Aku hanya sedang berpikir. Apa aku bisa hidup dengan baik setelah ini? Rasanya .. sepertinya mustahil," jawab Becky yang membuat semua orang tampak bingung dengan perkataan gadis itu.

Kepala staf di rumah Becky melangkah keluar dari barisan lalu mendekati Becky, menatap gadis itu dengan penuh sayang. "Tuhan telah memberi anda kehidupan yang kedua nona jadi anda pasti bisa membuat hidup anda yang baru ini jauh lebih baik. Anda pasti akan segera pulih dan kembali menjali hidup dengan baik," tuturnya yang disambut senyuman tipis Becky.

"Kau benar, aku .. pasti akan melakukan yang terbaik sampai akhir," kata Becky dengan smrik tipis. Kemudian pandagannya beralih pada ujung dinding ruangan yang memiliki pigora besar yang menampilkan potret foto pernikahan Freen dan Becky.

'Akan kupastikan untuk membuatmu mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya, Freen.'

"Ngomong-ngomong dimana wanita gila itu?" tanya Becky.

"Wanita gila?" ulang kepala staf yang merupakan wanita paruh baya. Wanita tua itu tampak bingung.

"Ooh .. maksudku dia," ungkap Becky sambil tangannya menunjuk kearah pigura di dinding dengan sebuah pisau buah.

"Maksud anda nona Freen?"

"Hm, dimana dia?"

"Itu ..."

Becky meletakkan pisaunya lalu menatap wanita tua itu sambil bersendekap tangan. "Apa dia masih dengan pria itu? Apa majikanmu itu akan tidur bersama pria gemulai tadi pagi itu?"

Seluruh staf langsung melotot dan tampak heran, tak terkecuali si kepala staf.

"Nona apa maksud anda? Kenapa anda bicara seperti itu?"

Alis Becky berkerut dalam, merasa ada yang tak beres. "Kenapa kau terlihat takut?"

Wanita paruh baya itu segera memutar tubuhnya dan melihat beberapa staf mulai berbisik dan situasi tampak buruk. "Kalian semua tolong tinggalkan ruangan ini sekarang juga. Akan kupanggil kemabli jika nona sudah selesai makan malam."

"Baik bu," ucap seorang staf lalu semua staf yang selalu menemani Becky itu segera meninggalkan ruang makan.

Wanita paruh baya itu kembali berbalik menghadap Becky yang masih menatapnya heran.

"Kenapa kau tampak tak nyaman?" tanya Becky.

"Nona kenapa kau bicara seperti itu didepan para staf? Kau tau kan bagaimana selama ini kalian selalu berusaha-?"

"Berusaha memanipulasi keadaan? Bukankah begitu?"

"N-nona?"

"Bibi, kau yang bilang barusan jika aku harus menggunakan hidup baruku dengan lebih baik bukan? Jadi untuk apa aku harus menyembunyikan fakta jika orang yang gadis ini nikahi, oh maksudku orang yang kunikahi malah tidur dengan pria lain? Bahkan pria gemulai itu tampak menjijikkan."

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang