bab 19

1K 131 4
                                    

Saat langit mulai berubah kemerahan karena sebentar lagi matahari terbenam, Becky berdiri seorang diri di tepian sungai Chaopraya, tempat favoritnya saat ia tengah banyak pikiran. Gadis itu yang mengenakan blazer putih dipadu jeans kecoklatan tampak begitu cantik dan elegan. Angin yang menerpa gadis itu tak membuatnya bergerak dari tempatnya. Gadis itu sedang tenggelam dalam pikirannya.

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

Becky menoleh kebelakang dan malaikat bermata biru permata itu sudah berdiri di sana. "Akhirnya kita bisa bicara lagi," kata Becky.

Malaikat itu mendekat dan berdiri disamping Becky sambil menikmati pemandangan sungai yang indah. "Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?"

Becky mendesah. "Yeah .. seperti yang kau lihat, semua tak ada yang berjalan dengan baik."

Malaikat itu menatap Becky lalu menepuk pundak gadis itu. "Semangat," ujarnya dengan senyuman.

Becky melirik malaikat itu dan mencibir, "kau tersenyum? Apa menyenangkan?"

"Astaga, aku hanya menyemangatimu. Kau sensitif sekali seperti manusia."

Becky mendesah panjang lalu berujar, "sejujurnya .. aku merasa bingung belakangan ini."

"Kenapa?"

"Sudah kesekian kalinya kekuatanku muncul dan menghilang tiba-tiba. Apa mungkin artinya kekuatanku bisa kembali sepenuhnya?"

"Umm .. itu .. aku tak yakin," jawab si malaikat tampan.

Alis Becky berkerut. "Lalu kenapa itu terjadi padaku?"

"Seperti yang kau tahu, kita hanyalah makhluk tanpa raga. Kupikir itu terjadi karena ketidak seimbangan jiwa dengan tubuh yang kau gunakan. Terlebih semakin lama tubuh tanpa roh itu sama seperti mayat hidup. Semakin lama kau mungkin bisa menggunakan kekuatanmu semakin sering, tapi itu berarti .. waktumu semakin dekat."

"Apa itu artinya .. aku akan semakin melemah meski bisa menggunakan kekuatanku?"

Malaikat itu menatap Becky lekat-lekat dan perlahan mengangguk. "Karena itulah kau harus kembali ke tempatmu secepat mungkin."

Becky terdiam tapi wajahnya menampakkan kekhawatiran. Khawatir jika dirinya akan gagal dalam misi ini. Dan jika dirinya gagal maka .. gadis itu akan tetap menjadi manusia jahat. Dari lubuk hatinya yang dalam, Becky sungguh tak menginginkan hal itu terjadi.

Kali ini .. apa yang harus ia lakukan?

* *

"Dari mana saja kau? Ada rapat yang harus kita hadiri," kata Freen kesal karena sudah menunggu gadis itu sejak beberapa jam lalu tapi baru muncul di kantor.

Becky meletakkan tasnya diatas meja dan menatap Freen. "Apa kau tak bosan bekerja terus?"

"Kenapa? Aku sudah memperingatkanmu untuk tak main-main dengan perusahaan."

Becky menghela napas. "Kau sangat kaku, keras kepala, tak berperasaan dan menyebalkan. Pantas saja aku dihukum seperti ini. Harusnya aku mengabaikanmu saja saat itu maka aku akan baik-baik saja sekarang."

"Bicara apa kau ini?"

Becky berdiri dan kembali mengambil tasnya. "Ada yang lebih penting dari pada rapat hari ini. Ikutlah denganku, kita harus menemui beberapa warga untuk pembebasan lahan," kata Becky lalu berjalan meninggalan ruang kerjanya.

Freen memiringkan sedikit kepalanya saat kepalanya masih mencerna ucapan gadis itu. "Kenapa dia selalu mengatakan hal aneh? Dia memang gadis aneh," gumam Freen dan tak lama ia menyusul Becky.

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang