bab 18

1K 135 6
                                    

'Aku ada urusan. Akan kuhubungi P'Nam untuk menjemputmu.'

Becky langsung melempar ponselnya ke meja setelah membaca pesan itu. Rencanya berantakan. Percuma saja dia berdandam lama hari ini.

Becky melihat keluar jendela dan sudah tak lagi mendapati mobil gadis itu di depan kedai. Freen benar-benar pergi.

Becky mendesah kesal. "Bisa-bisanya dia pergi begitu saja," gumam Becky.

Tak lama Becky memanggil pelayan di kedai ayam goreng tersebut. "Pak, apa kau punya bir?"

"Ada nona, kau mau berapa?"

"Berikan aku tiga kaleng saja."

"Baik nona, tunggu sebentar."

Setelah beberapa menit pelayan datang membawa tiga kaleng bir dingin ke meja Becky. "Selamat menikmati."

"Terima kasih," ujar Becky dan tanpa menunggu lagi gadis itu segera membuka dan menegak semuanya dalam sekali minum seolah minuman kaleng itu adalah jus penawar rasa pahit yang sedang ia rasakan.

"Khaaah ... segar sekali," ungkapnya lalu ia melihat sebotol lagi yang belum ia buka.

"Harusnya aku tak boleh meminumnya. Tapi hari ini terlalu banyak hal menyebalkan yang kualami. Jadi aku .. ingin sejenak berhenti berpikir. Aku .. tak ingin memusingkan apapun sekarang," gumam Becky lirih dengan wajah tertekuk lesu lalu kembali meraih sebotol bir lagi dan meguknya kembali sampai habis.

"Wooaah .. minuman ini lezat sekali," kata Becky dengan senyuman bodoh. Kini wajahnya sudah merah karena efek alkohol. Dia sudah mulai mabuk.

Sepuluh menit kemudian ketiga botol bir kosong sudah tergeletak diatas meja jadi Becky menggerakkan tubuhnya yang sempoyongan agar berdiri. Meski langkahnya terhuyung, gadis itu berusaha berjalan keluar kedai seorang diri. Dia bisa melakukan semuanya sendiri.

Saat sudah di luar, Becky mengambil napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Kepala gadis itu mendongak, memandangi langit yang tampak cerah.

"Indah sekali, membuatku rindu kembali ke sana," gumam Becky.

Becky menatap tangannya dan dia merasakan udara begitu dingin. "Seandainya saja aku bisa memakai kekuatanku .. akan sangat menyenangkan bisa pergi kemana pun yang ku mau." Becky tampak sedih.

Dia sungguh lelah dan ingin kembali.

Wussh ~

Mendadak tiupan angin yang lumayan kencang menerpa Becky hingga menyibakkan rambut panjang tergerai gadis itu.

''Akan kubuat seluruh dunia tahu betapa jahatnya .. wanita sepertimu. Kau bahkan ingin menghabisi wanita yang mencintaimu.'

Sayup-sayup Becky bisa mendengar kalimat-kalimat dari David tapi ia tak bisa fokus karena angin bertiup lebih kencang kali ini hingga ia harus menutup kedua matanya.

Sedetik kemudian Becky dapat merasakan angin kencang berhenti bertiup. Perlahan gadis blasteran itu membuka kedua matanya dan tampaklah kedua mata gadis itu berwarna ungu permata yang indah.

Kekuatannya kembali!

Wajah Becky kini tampak lebih bersinar, tak ada rona kemerahan efek dari alkohol. Tatapannya berbeda. Raut percaya diri yang besar dan mata yang tajam itu adalah tanda bahwa jiwa malaikatnya telah kembali.

Becky menatap kearah jalanan yang sepi. "Tunggulah, aku .. akan segera datang," gumam Becky.

Becky akhirnya menapakkan kakinya, melangkah dengan langkah tegas menuju suatu tempat. Langkahnya tak terhentikan dan saat ia melewati sebuah pohon besar, gadis itu menghilang.

blooming heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang