Mereka akhirnya menuruni anak tangga secara bersama dan menuju kelas untuk mengambil barang mereka. Terkadang dunia memang tampak tak adil untuk kita jalani tetapi disisi lain juga dunia akan memberi hal yang baik untuk dijalani dan menikmati indahnya dunia beserta seisinya.
"Nat ayok pulang" ajak bara
"Lo duluan aja bar" jawab nata
"Udah gapapa ayok bareng gue aja, gue bawa mobil jadi lo bisa sekalian istirahat dimobil gue"
"Tapi gue mau ke tempat kerja bar"
"Oh lo kerja nat, dimana lo kerja ?"
"Gue kerja di cafe bunga pojok jalan sana bar"
"Yaudah gue ikut sekalian mau ngerjain tugas disana"
Tak lama suara langkah kaki terdengar dari luar kelas, maudy langsung masuk ke dalam kelas bara dan nata lalu langsung menarik lengan bara sambil berkata
"Udah ayok buruan pulang itu nanti nata telat kerjanya" ucap maudy sembari menarik tangan bara
Merekapun meninggalkan sekolah dan menuju cafe tempat nata bekerja, dengan mengendarai mobil bara mereka semua melewati jalan yang biasa nata lewati. Dititik ini nata benar- benar merasakan apa itu seorang teman.
"Bar lo sama maudy temenan dah lama ya ?" tanya nata
"Iya nat gue sama maudy udah temenan dari kecil, cuman pas SMP gue kepisah sama maudy gara gara gue harus ikut mama ke ausie"
"Bukan kepisah nat tapi lapak sebelah main ninggalin gue" sahut maudy dengan nada yang sedikit ketus
Bara seketika tertawa dengan jawaban maudy, ia langsung mengacak ngacak rambut maudy
"Bangkeee rambut gueee bara"
Nata yang menyaksikan hal tersebut kembali berfikir, sepertinya dia harus memendam rasa kepada maudy karena dia tidak ingin merusak hubungan mereka. Ia sudah dapat menyimpulkan bahwa maudy bukan hanya sekedar sahabat bagi bara tetapi bara pasti sudah menyimpan rasa kepada maudy. Tak butuh lama mereka bertiga sudah sampai ditempat nata bekerja, mereka turun bersama seperti biasa nata bekerja dicafe tersebut sedangkan bara dan maudy belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
"Gue pikir hidup gue udah yang paling hancur dy tapi setelah kenal nata gue baru sadar hidup gue gak ada apa apanya dibandingin hidup dia dy" ucap bara sambil melihat nata yang sedang melayani pelanggan
"Iya bar gue juga mikir gitu, nata disekolah sering dibully karena kekurangannya pulang sekolah dia udah harus kerja. Kuat banget mental nata ya bar" sahut maudy
Bara dan maudy sengaja belajar dicafe tersebut sampai cafe tersebut tutup, mereka sengaja melakukan hal tersebut karena mereka masih mengkhawatirkan kondisi nata.
"Lho kalian belum pulang" tanya nata
"Gabut nat gue sama maudy gabut kalo harus pulang duluan" jawab bara
"Iya nat gue sama bara gabut kalo harus pulang dari tadi" sahut maudy
"Kalian gak usah mikirin gue, kalian gak usah khawatir sama gue. Gue makasih banget sama kalian udah mau peduli sama gue, kalo kalian kaya gini malah gue yang gak enak sama kalian. Kalian udah mau jadi teman gue aja gue udah seneng banget jadi kalian gak usah repot repot kaya gini ya" ucap nata dengan senyumnya
"Janji dulu sama kami berdua kalo lo gak bakal ngelakuin hal yang aneh aneh" ucap maudy
"Ooohh jadi kalian tadi mikir gue mau bunuh diri ya ?" ucap nata dengan tertawa
"Lah terus lo tadi di atas ngapain bangke" tanya bara
"Gue udah biasa duduk disana, gue kalo lagi banyak masalah atau isi kepala gue lagi penuh biasanya duduk disana soalnya seger kena angin sepoi sepoi dan gue bebas disana mau apa aja, gue bisa nangis gue bisa teriak tanpa harus ganggu orang orang" jawab nata
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [ Renjun, Ning Ning, Jeno ]
Teen Fiction"Gue salah apa sih sama lo?" sebuah kata yang sering nata lontar kan pada pembullynya. Seorang anak SMA yang seharusnya menikmati masa SMA dengan bahagia tetapi harus menerima tindakan bully dari temannya hingga dia tidak memiliki teman, tetapi seor...