Pagi hari telah tiba maudy sudah bersiap – siap untuk bersekolah sedangkan bara yang baru saja terbangun tampak begitu kaget ia melihat 10 panggilan tak terjawab dari maudy, ia langsung menelfon maudy detik itu juga untuk memastikan keadaan maudy. Maudy melihat panggilan dari bara ia segera mengangkatnya.
“Dy lo kenapa ? lo baik – baik aja kan, maaf gue semalem udah tidur dan gue gak denger telfon dari lo” ucap bara dengan nada yang panik
“Gapapa kok bar semalem ada kejadian gak enak aja” sahut maudy
“Maksudnya lo kejadian gak enak apa dy ?”
“Nanti aja bar gue ceritain lo siap – siap aja”
“Gak !!! Lo harus ceritain sekarang”
“Lo siap – siap aja bara nanti bakal gue ceritain semua”
“Yaudah iya gue siap – siap berangkat sekolah nanti pokoknya lo harus cerita ke gue”
Mereka berdua bersiap untuk bersekolah, selama bersiap – siap bara masih saja memikirkan apa yang terjadi pada maudy. Ia sangat merasa ridak enak terhadap maudy karena tidak mengangkat telfon darinya semalam. Bara pun berangkat menuju rumah maudy, sesampainya dirumah maudy ia langsung menyuruh maudy untuk masuk ke dalam mobilnya. Pedal gas diinjak oleh bara mobil bara melaju dengan santai, bara menyetir mobilnya sembari bertanya tanya kepada maudy.
“Lo semalem kenapa dy” tanya bara
“Semalem gue digangguin preman bar, gue hampir aja diperkosa” jawab maudy
Bara menginjak remnya ia memegang wajah maudy, tampak raut wajah bara yang panik.
“Dy lo gapapa kan ? Dy lo baik – baik aja kan” ucap bara sembari memegang wajah maudy
“Ini luka gara – gara semalem ? kenapa ada luka lebam di muka lo dy” nada bara sudah mulai panik ia terus saja bertanya kepada maudy dan tak memberi kesempatan maudy untuk menjawab.
Maudy memegang tangan bara dan mengelus tangannya.
“Gue gapapa bar semalem gue di tolong jayanda sama nata, mereka berdua yang nolong gue” ucap maudy dengan tatapan yang berusaha menenangkan jayanda
“Jayanda ? lo ditolong sama tu anak ?”
“Iya bar dia yang nolongin gue”
Bara terdiam dan menyalahkan dirinya sendiri mengapa disaat maudy membutuhkannya ia tidak bisa menolongnya.
“Dy maaf gue gak bisa nolongin lo semalem, gue memang bodoh, gue gak berguna maaf ya dy” ucap bara sembari memegang tangan maudy
“Gapapa bara sekarang lo kan dah liat gue, gue gak kenapa – kenapa kan ? Lo gak usah ngomong kaya gitu, lo itu paling bisa gue andelin dari kecil jangan karena masalah ini lo berpikir kaya begitu ya bar. Mau gimana pun lo tetep jadi sahabat terbaik gue” sahut maudy yang berusaha menenangkan bara.
Bara kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah, sesampainya disekolah maudy langsung pergi ke kelasnya terlebih dahulu karena ada hal yang harus ia selesaikan. Sementara itu bara menuju kelasnya, sesampainya di kelas ia melihat jayanda sudah duduk di kursinya. Bara meletakkan tasnya dan menuju ke arah jayanda, ia menarik kursi disebelah jayanda dan duduk disampingnya.
“Makasih lo dah nolongin maudy semalem” ucap bara sembari menarik nafas panjang
“Maudy cerita sama lo bar ?” sahut jayanda
Bara hanya menganggukkan kepalanya tanpa ada jawaban
“Gue udah nganggep maudy temen gue bar jadi udah kewajiban gue juga buat ngelindungin maudy kalo ada yang ganggu dia” ucap jayanda
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [ Renjun, Ning Ning, Jeno ]
Teen Fiction"Gue salah apa sih sama lo?" sebuah kata yang sering nata lontar kan pada pembullynya. Seorang anak SMA yang seharusnya menikmati masa SMA dengan bahagia tetapi harus menerima tindakan bully dari temannya hingga dia tidak memiliki teman, tetapi seor...