Hati nata begitu hancur ia terus berpikir harus bekerja sebagai apa karena ia ingin membantu biaya sekolahnya dan juga ingin membantu perekonomian keluarganya. Ia berjalan secara perlahan sembari menundukkan kepalanya. Tak lama terdengar suara motor yang begitu keras nata sudah membayangkan apa yang akan terjadi ia mengambil nafas yang cukup dalam dan mempercepat langkahnya, seketika jayanda beserta gengnya sudah mencegat nata.
"Sekarang apa ? apa lagi yang mau lo semua lakuin ke gue ?" tanya nata dengan tegas
Jayanda tertawa terbahak-bahak akan ucapan nata, ia langsung turun dari motornya
"Lo tanya mau kami apa ? sekarang lo liat muka dika, muka dia lebam gara-gara lo bangsat" ucap jayanda dengan wajah yang marah
"Sekarang lo liat gue sudah gak ada kerjaan jay gue ud-" belum selesai nata bicara jayanda langsung menendang nata hingga tersungkur
Uhuk...uhukk...uhukk...
"Kenapa lo gak suka nat ? lo masih belum sadar diri juga ya nat kalo lo itu orang miskin orang yang gak punya apa-apa jadi lo harus sadar kalo lo itu statusnya jauh dibawah gue sama temen-temen gue" ucap jayanda sembari menjambak rambut nata
"Gak perlu lo kasih tau gue juga udah sadar jay kalo gue miskin tapi apa pantes kalo gue lo perlakuin gue kaya gini bahkan sampe sekarang gue gak tahu apa salah gue dimata lo sampe lo benci banget sama gue jay" jawab nata dengan tangisnya yang sudah tak terbendung
"Lo yakin lo pingin tau salah lo ? salah lo itu kenapa lo sekolah bareng gue sedangkan lo anak dari tukang kebun dirumah gue. Mana sudi gue satu sekolah sama anak tukang kebun gue, NAJIS!!!" ucap jayanda yang langsung menendang nata
Tak butuh waktu lama dika dan erikpun mulai ikut menghajar nata, ia ditendang dan dipukul secara brutal oleh mereka hingga pada akhirnya nata tak sadarkan diri. Jayanda beserta gengnya meninggalkan nata begitu saja.
Hembusan angin serta rintikan hujan mulai berjatuhan mengenai tubuh nata higga membuatya tersadar, ia masih dalam posisi tergeletak dijalan. Berusaha berdiri tetapi kodisi yang sekarang membuat ia begitu susah utuk berdiri hingga akhirya ia berhasil berdiri, ia berdiri sembari menatap gelapnya langit. Nata memandang langit dengan tangisnya sembari merasakan tetesan hujan yang membasahi dirinya.
Tuhan aku ingin hidup selayaknya manusia, hidup dengan tenang dan hidup dengan bahagia.
Nata berfikir bahwa langit sedang memberikan hujan untuk menutupi tangisnya agar dunia tidak melihat dia yang sedang menangis. Akhirnya nata memutuskan untuk segera pulang, ia masih memikirkan alasan apa yang harus ia katakan pada orang tuanya dengan kondisi dirinya yang sekarang penuh dengan luka lebam dan baju yang begitu kotor. Sesampainya di rumah nata masuk ke dalam rumah secara perlahan karena ia tidak ingin orang tuanya mengetahui ia pulang dengan kondisi yang seperti ini.
Ia berhasil melewati ruang tamu dan mulai menuju kamarnya. Ketika ia membuka pintu kamarnya nata tak menyangka bahwa aini sedang berada di kamarnya sedang merapihkan kamarnya.
"I-ibu kenapa ibu di kamar nata" ucap nata dengan wajah yang begitu kaget
Aini melihat anaknya yang pulang dengan kondisi baju kotor serta wajah lebam langsung berlari menuju nata. Ia memegang wajah anaknya dan mengelus kepala anaknya dengan tulus dan tak terasa air mata aini langsung jatuh menetes dengan deras.
"Kamu kenapa nak ?" tanya aini dengan tangisnya
Tanpa ada jawaban nata langsung memeluk aini dengan erat serta air mata yang mengalir, ia masih berusaha menahan emosi yang ada pada dirinya tapi nata tidak bisa membendungnya.
"Nat kamu kenapa cerita sama ibu nak" ucap aini yang masih menangis sedangkan nata menatap wajah aini yang penuh dengan kesedihan membuat ia enggan menceritakan kejadian sebenarnya. Ia masih berusaha menutupi semuanya karena ia tidak ingin membuat ibunya sedih berkelanjutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [ Renjun, Ning Ning, Jeno ]
Teen Fiction"Gue salah apa sih sama lo?" sebuah kata yang sering nata lontar kan pada pembullynya. Seorang anak SMA yang seharusnya menikmati masa SMA dengan bahagia tetapi harus menerima tindakan bully dari temannya hingga dia tidak memiliki teman, tetapi seor...